Chapter 43 | Spring Day

16.2K 1K 99
                                    

Happy Reading

***

Aneira terus berada di samping Zean hingga beberapa saat

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Aneira terus berada di samping Zean hingga beberapa saat. Lelaki itu jatuh tertidur dengan menggenggam pergelangan tangan Aneira usai mendengar dirinya bercerita cukup lama. Zean bereaksi sangat jauh dari perkiraan Aneira yang ia bayangkan akan marah karena terlambat mengetahui tentang itu.

Agak aneh Zean menjadi penyabar sekali hari ini, namun Aneira tetap merasa lega. Mungkin saja pembawaan sikapnya yang tenang karena dipengaruhi kondisi sedang tidak baik.

Zean masih terlihat lemah. Lelaki itu membutuhkan banyak waktu istirahat untuk mengembalikan staminanya, dan Aneira membiarkan Zean tidur dengan tenang. Ia menyentuh kening Zean guna mengecek suhu badannya. Walau tanpa termometer pun Aneira tahu itu 39 derajat celsius.

"Ya Tuhan... Panas sekali!" Diraihnya ujung selimut yang tersingkap di bawah lengan lelaki itu, Aneira kemudian menariknya pelan hingga menutupi dada lebar Zean yang tengah bernapas halus.

Efek obat Marx yang Wesley campurkan dalam minuman Zean bekerja cepat. Zean memejamkan mata dalam sekejap. Pria itu terpaksa melakukannya secara diam – diam. Wesley tidak bisa membujuk Zean yang tetap keras kepala menolak pemeriksaan dokter, padahal demamnya sudah setinggi ini.

"Apa yang sebenarnya terjadi, paman?" Aneira bertanya pada Wesley setelah sebelumnya menutup rapat pintu kamar Zean dengan berjalan ke luar tanpa menimbulkan suara sekecil apa pun dari tapakan kakinya. Suara percakapan antara Marx dan Wesley langsung terhenti dengan kemunculan Aneira di tengah – tengah mereka.

"Dia tidak mau pergi ke rumah sakit. Bahkan meski keluarga Archer memiliki dokter pribadi untuk merawatnya, tapi Zean––" helaan napas Aneira begitu putus asa.

Ia membuang muka ke arah lain sambil menyelipkan anak rambutnya ke balik telinga saat dirasa air matanya akan menetes, tapi ditahan. Aneira terlalu panik hingga tak sanggup meneruskan kalimatnya.

"Dia akan baik – baik saja, nona.. Tuan Zean hanya membutuhkan anda saat ini," Wesley berusaha menenangkan.

"Tolong katakan sesuatu Marx... Kau dokternya." Aneira memohon dengan ekspresi kalut yang tidak dibuat - buat.

"Apa yang harus aku lakukan agar demamnya turun?" Wesley turut memandang Marx, hal yang sama seperti yang dilakukan Aneira saat ini.

"Sebelum kau datang, aku dan Wesley sudah memberikannya obat tidur. Zean hanya kurang istirahat dan terlalu memikirkan banyak hal. Buatlah dia memakan sesuatu," pria itu memasukkan sebelah tangannya ke dalam tas lalu mengeluarkan sesuatu.

Aneira menerima tiga macam jenis obat – obatan di tangannya, dan melihat sebuah botol kaca kecil berisi cairan tak berwarna sementara dua lainnya adalah pil putih dalam wadah plastik transparan.

"Kau bisa membaca ketentuan dosis pada masing – masing kemasan. Aku sudah menuliskannya untuk memudahkanmu," Aneira mengikuti arah telunjuk Marx dengan gerakan bola matanya, lalu kembali menatap Wesley dan pria itu bergantian.

My Beast Charming✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat