Chapter 26 | Make a Deal

21.8K 1.5K 52
                                    

Didedikasikan untuk ind_riha
= __________________________________ =

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Aneira cepat – cepat berbelok arah saat tidak sengaja berpapasan dengan Zean. Langkahnya yang baru saja menginjak undakan teras tidak jadi bergerak maju. Aneira ingin kembali, lupa jika dia sendiri yang memutuskan tujuannya kemari meski Aneira ragu apa lelaki itu sempat melihatnya.

Zean sibuk berkonsentrasi, menatap lurus papan sasaran dengan satu matanya yang tertutup. Jadi Aneira mencoba tetap tenang dan mengatur detak jantungnya yang tiba – tiba menggila hanya karena memandang punggung kokoh Zean dari belakang.

Tanpa sadar Aneira menelan ludah. Ia masih tak percaya semalam dirinya tidur bersama serigala. Sebagai perempuan, Aneira tidak pernah menurunkan tingkat kewaspadaannya seperti itu. Untung saja ia bukan red riding hood, atau serigala bermata biru itu akan benar – benar menerkamnya.

Zean berbahaya. Membayangkan hal itu membuat bulu kuduknya meremang. Ya Tuhan... Dia harus segera pergi dari sana sebelum lelaki itu menyadari kedatangannya.

Aneira lantas kembali menggeser kaki dengan berjinjit tanpa menimbulkan suara apapun. Satu langkah, dua langkah. Aman...

"Kau sudah bangun?" seru Zean tiba – tiba, dingin berdesir merantai kedua kaki Aneira di tempat.

Aneira sontak menegang dengan bibir yang terkatup rapat. Atmosfer di sekelilingnya mendadak berubah jadi mencekam. Aneh sekali. Ia yakin tadi Zean sedang fokus latihan memanah dengan busur dan panahnya.

Zean terlihat sangat serius menatap padang rumput di hadapannya seakan buta dengan sekitar, tetapi Aneira tidak menduga jika mata lelaki itu dapat berpindah ke belakang kepalanya.

"Datang dan pergi dengan mengendap – endap. Antara kau memang tidak melihatku atau sengaja menghindar dariku. Menurutmu mana di antara dua itu yang paling masuk akal?" tanya Zean.

Aneira menggigit bibir bawahnya gugup. Ia masih belum siap berhadapan dengan Zean seolah tidak terjadi apapun di antara mereka.

Seumur hidup, itu merupakan pengalaman pertama Aneira berbagi ranjang dengan seorang pria. Dan bodohnya ia justru tertidur pulas sekali tanpa rasa takut sedikit pun. Sungguh memalukan. Itu yang membuat Aneira kehilangan suaranya saat ini.

"Ternyata kau memang menghindariku ya," simpul Zean karena sejak tadi Aneira hanya diam.

"Tidak Zean," Aneira terpaksa berbalik badan untuk menyangkal tuduhan itu. Kemudian ia membawa langkahnya mendekati posisi Zean berdiri.

"Kenapa aku harus menghindarimu?" tanya Aneira berusaha mempertahankan egonya.

"Tanyakan saja pada dirimu," sahut Zean. "Aku juga tidak tahu apa yang kau pikirkan."

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now