Chapter 29 | Jealous

21.8K 1.4K 136
                                    

Playlist🎶 : Shawn Mendes – Treat You Better

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Ketika Aneira keluar dari auditorium yang menjadi tempat prosesi wisudanya, hari sudah beranjak sore. Lexy sendiri ikut menemani Aneira mengantar sang bibi ke halte terdekat usai mengambil beberapa gambar menggunakan kamera digital untuk album foto.

"Bibi yakin tidak ingin menginap di apartemenku saja malam ini?" Aneira bertanya pada Mary sebelum wanita itu naik ke dalam bus. Daripada menempuh perjalanan jauh bolak – balik, Aneira pikir akan lebih baik kalau untuk sementara waktu Mary istirahat saja di tempatnya.

"Bibi sangat ingin sayang... Tapi bibi harus mengurus kebun, tidak banyak pekerja yang bisa kuandalkan saat musim panen seperti ini. Besok subuh adalah hari yang sibuk," ujar Mary tetap kukuh.

Jawaban itu membuat Aneira tidak bisa berkutik lagi. Ia hanya dapat mendesah pasrah. "Baiklah, jangan lupa kabari aku setelah bibi sampai nanti, aku menunggu telepon darimu." Pesan Aneira tersenyum memaklumi.

Lexy turut memberi pelukan singkat. "Hati – hati di jalan.., bawakan aku oleh – oleh kalau kau berencana kemari lagi," katanya diselipi candaan sembari terkekeh pelan.

Tidak heran hubungan bibi dan sahabatnya itu terlihat begitu dekat, mengingat Lexy sudah berulang kali ikut Aneira mengunjungi Mary di desa setiap kali mereka liburan semester.

"Dengar... Bibi tahu kalian sudah dewasa, tapi jangan pulang sampai larut malam. Kalian boleh mengikuti pesta perayaan, asalkan tahu waktu. Mengerti?"

Aneira dan Lexy mengangguk paham. "Tenang bibi.. Kami akan pulang sebelum jam 12 malam." Mary langsung tersenyum lega, setelah itu ia segera masuk ke dalam bus dan duduk di dekat jendela kaca. Wanita itu melambaikan tangan sebelum kemudian sopir bus menyalakan mesin dan mengemudikannya pergi dari halte.

***

"Kau sedang mencari siapa, Ane?" tanya Lexy begitu langkah mereka sudah memasuki wilayah kampus lagi.

Aneira berdeham pelan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku usai membaca pesan baru yang masuk di fitur emailnya. "Dia bilang sudah menungguku di depan aula. Well, kau tahu maksudku kan.. Bunny." Aneira berlarian kecil mendahului Lexy dengan antusias.

"Jadi temanmu itu memakai baju apa?" Lexy mengedarkan pandangannya dengan teliti, mengamati sekitar. "Setidaknya dia harus menyebutkan sesuatu yang bisa langsung kau kenali dalam sekali lihat."

Aneira diam sejenak mengingat – ingat. "Kurasa.., tadi dia menulis dalam pesannya membawa buket bunga besar yang cantik."

Lexy menoleh dengan tatapan mata mencibir. "Kau bercanda? Itu masih kurang spesifik, Ane. Kau tidak sadar ada banyak orang di sini yang memegang karangan bunga?"

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now