Prolog (2)

522 91 39
                                    


The Chicks. Nama itu entah sejak kapan melekat pada diri mereka bertiga. Sepertinya ibu Guanlin adalah orang pertama yang tanpa sengaja membuat nama itu. Setiap kali melihat mereka bertiga, rasanya seperti melihat trio anak ayam. Begitu penuturannya ketika pada suatu hari alasan pemberian nama itu dipertanyakan.

Lai Guanlin, Yoo Seonho, dan Jo Woochan. Usia mereka memang berbeda-beda, tapi bisa dibilang mereka itu tak terpisahkan, mirip seperti tiga ekor anak ayam yang tertatih bersama untuk mencari makan.

Lai Guanlin adalah yang tertua, yang tertinggi, yang tertampan, dan yang ternormal. Normal? Iya, setidaknya ia memiliki sifat yang paling wajar jika dibandingkan dengan dua anak ayam yang lain. Ibaratnya, Guanlin itu seperti anak ayam yang sudah beranjak dewasa, cukup matang untuk menghadapi kerasnya hidup (walaupun dalam cerita ini akan ada banyak waktu dimana si pemuda Lai bertingkah jauh dari kata normal).

Yoo Seonho adalah yang terpandai, yang terpolos, yang tercerewet, tapi juga yang tersayang. Iya, ia sangat beruntung karena mendapat kasih sayang yang tak terhingga dari dua anak ayam lainnya. Meskipun demikian, hal yang menempati nomor wahid di hidupnya bukanlah dua anak ayam itu, melainkan makanan. Ibaratnya, Seonho adalah anak ayam yang setiap hari berjalan menunduk untuk mencari cacing atau biji-bijian demi mengisi perut.

Jo Woochan adalah yang termuda, yang terjahil, yang terpendek, dan yang teraniaya. Iya, teraniaya oleh kakaknya sendiri. Statusnya sebagai yang termuda sering dijadikan sasaran empuk bagi Guanlin untuk berulah. Ibaratnya, Woochan adalah anak ayam yang baru menetas dari telurnya, cangkang telurnya bahkan masih tertinggal di atas kepalanya. Ia baru saja melihat dunia, jadi masih membutuhkan bimbingan supaya bisa melangkah dengan benar.

Saat masih kecil, mereka bertiga akur-akur saja layaknya tiga serangkai yang kehidupannya selalu dinaungi pelangi. Tapi apa mau dikata? Serangan tak terduga Jo Woochan sembilan tahun lalu menghadirkan mendung dalam lingkup pertemanan mereka. Mendung itu terkadang menghasilkan petir jika salah satu dari mereka mengamuk. Iya, Lai Guanlin yang kerap marah-marah karena adiknya sering menikung Seonho. Ah, tapi apa bisa dikatakan menikung? Mereka semua hanya bersahabat, tidak ada yang menjalin hubungan khusus dengan Seonho. Bahkan sebenarnya mereka tidak secara terang-terangan mengakui perasaan terpendam mereka. Jadi, bukan salah Woochan 'kan sebenarnya?

Tapi tenang, Guanlin sudah menabuh genderang perang sembilan tahun lalu sejak ia dengan mata kepalanya sendiri melihat Woochan melamar Seonho. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tak akan mengalah, bahkan pada adiknya sendiri. Guanlin sang pejuang cinta, ingin rasanya ia membuat tattoo di dadanya dengan ukiran kalimat itu. Tapi boro-boro membayangkan kulitnya ditusuk oleh jarum, membayangkan kulitnya digigit oleh semut saja rasanya ingin menangis. Oke, itu memang sifat asli Guanlin yang katanya ternormal.

Meskipun demikian, Guanlin harus tetap waspada karena kenyataannya, Woochan juga sudah menyiapkan amunisi untuk membebaskan sang pujaan hati dari sandera musuh. Bocah yang masih bau kencur itu nyatanya memiliki 1001 cara untuk mendidihkan kepala serta hati Guanlin. Faktanya adalah, Woochan tidaklah polos meskipun usianya masih seumur jagung. Ia kadang hanya berpura-pura polos.

Lalu bagaimana dengan Yoo Seonho? Siapa yang akan ia pilih? Lai Guanlin atau Jo Woochan? Atau justru tidak keduanya?

Bersambung ke Part 1...

—Ӂ—

A/N

Iya, kalian tidak salah baca kok, kisah ini akan saya lanjutkan, jadi ditunggi kelanjutannya di Part 1 ya. Prolognya cukup 2 saja.

Cerita ini jumlah part-nya tidak akan panjang, paling hanya 11 atau 12 part saja, dan semoga Part 1 bisa saja publish minggu depan karena saat ini penulisan cerita ini sudah hampir rampung, sudah sekitar 95%.

Catatan penting: fanfiksi ini kebanyakan akan dilihat dari sudut pandang Guanlin saja, bukan Seonho ataupun Woochan. Jadi ya siap-siap saja melihat batin Guanlin tersiksa, hahaha.

Terimakasih untuk yang sudah vote dan comment di Prolog 1 :) 

Lupa! Cek MV-nya dedek Woochan ya!

See you next week?

The Chicks - GuanHo feat WoochanWhere stories live. Discover now