Epilog (2)

256 37 18
                                    

(YOO SEONHO)

.

"Cantik."

Satu kata itu meluncur lirih dari belah bibir tipisnya. Belah lembut sewarna kuarsa mawar tak kuasa menahan goda di depan netranya. Sebuah pemikat dalam wujud seorang gadis remaja berambut panjang dan mengenakan gaun indah bermotif puspa aneka warna. Ah, siapa sangka jika si cantik itu sebenarnya bukanlah seorang gadis? Benar, pemilik paras ayu yang berdiri tiga meter di depan Seonho saat itu adalah Lai Guanlin.

Lima tahun lalu, entah apa yang menstimulasi otak Seonho hingga berpikir bahwa Guanlin yang sedang menunduk malu di depannya nampak sangat cantik. Begitu jelita layaknya sesosok gadis sungguhan.

Lima tahun lalu, saat dimana permainan ddakji berujung pada petaka bagi Guanlin, saat dimana untuk pertama kalinya Guanlin didandani ala gadis remaja, saat itu adalah saat pertama dimana jantung Seonho berdebar di atas batas wajar.

Aneh memang. Bagaimana bisa Seonho jatuh cinta pada seorang perempuan jadi-jadian? Apakah itu adalah suatu anomali? Apakah Seonho benar-benar sudah tidak normal? Kala itu Seonho terus bertanya-tanya, bahkan menyangkal perasaannya untuk waktu yang cukup lama.

Tapi ia bisa apa jika gelenyar aneh itu tetap singgah di dadanya bahkan setelah Guanlin kembali berwujud laki-laki? Seonho masih berdebar ketika Guanlin melepas rambut palsunya, juga melepas gaun cantiknya dan menggantinya dengan celana jeans dan kaos oblong. Sebuah tampilan yang tidak menarik, tapi tak sedikit pun mampu mematahkan mantra yang telah menyihir Seonho. Perasaan itu tetap ada meskipun waktu terus berjalan. Dari situlah Seonho mengakui bahwa ia memang sudah tidak normal.

Sebuah rasa yang tabu, sebuah rasa yang bisa berbuah lemparan batu, tapi masa bodoh dengan itu semua karena Guanlin memperlakukannya bak ratu. Iya, Seonho yang polos itu nyatanya peka pada perasaan Guanlin. Ia tahu bahwa Guanlin memendam rasa yang sama.

Meskipun demikian, ia tak memilih opsi untuk mengaku pada Guanlin perihal perasaannya. Ia memilih untuk menunggu dan terus menunggu sampai Guanlin bersedia membuat pengakuan. Tapi tampaknya menunggu Guanlin memerlukan waktu seumur hidup.

Ia gundah, merasa tak mampu lagi memendam rasa, merasa sangat ingin menampar Guanlin dan jiwa pengecutnya. Saat periode gundahnya itu, seseorang yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri tiba-tiba kembali. Elkie Chong, kehadiran gadis cantik itu tak ubahnya seperti angin segar bagi si pria Yoo. Sepasang telinga Elkie adalah sepasang telinga pertama yang mendengar pengakuan Seonho. Sebuah pengakuan yang masih dianggap tabu di kalangan masyarakat.

Dan ia bisa bernapas lega karena ternyata Elkie tak mempermasalahkan orientasinya yang menyimpang. Gadis ayu itu dengan tulus menerima kondisinya dan bahkan mendukungnya. Elkie adalah orang pertama yang mendorong Seonho untuk membuat pengakuan, sebelum akhirnya mereka berkolaborasi dengan Woochan untuk menyusun sebuah rencana jitu.

Seonho bersyukur memiliki sosok kakak dan adik seperti Elkie dan Woochan, meskipun lelaki itu sempat merasa sangat bersalah pada nama yang disebut terakhir. Tapi pada akhirnya, senyuman tulus anak itu mampu mengikis perasaan bersalahnya.

Kemudian hari yang dinanti akhirnya tiba. Siapa bilang Seonho tidak berdebar? Lelaki pemilik bulu mata lentik itu selalu berdebar jika sudah berkaitan dengan Guanlin. Tapi entah tenaga dalam jenis apa yang lelaki itu miliki hingga ia selalu terlihat biasa saja di hadapan Guanlin, seolah-olah lelaki itu tidak punya rasa apa-apa pada penyandang marga Lai.

Hari yang dinanti, maksudnya adalah hari dimana Seonho akan menyatakan perasaannya kepada Guanlin. Dengan segala akal bulus yang sudah direncanakan dengan matang, ia dan dua sekutunya berhasil membuat Guanlin mati kutu. Guanlin yang sudah bertransformasi menjadi seorang gadis cantik terlihat sangat kaget saat Seonho tiba-tiba mengulurkan segenggam bunga liar sembari membuat pengakuan. Dalam hati Seonho menyeringai setan, akhirnya ia bisa membalas perlakuan Guanlin belasan tahun silam ketika pemuda kurus itu tiba-tiba melamarnya.

The Chicks - GuanHo feat WoochanWhere stories live. Discover now