Epilog (1)

214 29 14
                                    


(JO WOOCHAN)

.

Pertemuan pertama antara Jo Woochan dengan Yoo Seonho, kapan itu terjadi?

Ingatan Woochan samar tentang hal itu. Bagaikan kaca mobil yang berembun di pagi hari, pemandangan tentang memori itu tak bisa ia lihat dengan jelas. Ia tak tahu kapan pertama kali takdirnya bersinggungan dengan si pemuda Yoo.

Meskipun begitu, ibunya bercerita bahwa Seonho kecil pertama kali datang menemui Woochan di hari ke-2 ia bernapas di dunia. Seonho berusia tiga tahun saat itu, dan lucunya balita itu ingin menggendong bayi Woochan. Tentu saja Seonho kecil tidak diberi izin. Apa kata dunia jika balita menggendong bayi? Bisa saja sang bayi tergelincir dari dekap sang balita lalu terjatuh ke lantai dengan tragisnya. Tak ada orang yang sanggup membayangkan hal itu, kecuali orang itu penggemar film-film tragis seperti Final Destination.

Jelas Woochan tak mengingat itu semua. Ia baru mencatat di otaknya bahwa ada manusia bernama Yoo Seonho saat usianya dua tahun. Mulut kecilnya sudah fasih bertutur kala itu. Tidak hanya kata 'ayah', 'ibu', dan 'kakak' saja yang bisa terangkai, melainkan nama Seonho juga bisa terucap sempurna. Saat itulah Woochan mulai benar-benar mengenal Seonho.

Mengenal, kemudian mengagumi, hingga tiba saat dimana si bungsu Jo melamar Seonho saat usianya masih empat tahun. Tapi apa balita berusia empat tahun itu bahkan sudah tahu istilah melamar? Jawabannya, tidak. Ia bahkan tak tahu apa yang ia lakukan ketika itu. Yang ia tahu hanyalah, ia menirukan sebuah adegan drama malam Sabtu yang biasa disaksikan oleh ibunya. Anak seusianya memang rawan melakukan bentuk imitasi, menirukan apa yang dilihat dan didengar tanpa tujuan yang jelas.

Perasaan suka baru mulai muncul lima tahun kemudian, yaitu ketika ia merasa bahwa Seonho secara konstan memberikan perhatian yang tiada batas kepadanya. Perhatian dan kasih sayang Seonho bahkan melebihi apa yang diberikan oleh kakak tirinya. Seonho adalah orang yang selalu menggenggam tangannya ketika menyeberang jalan, Seonho adalah orang yang menempelkan plester luka di lututnya ketika ia terjatuh, dan Seonho adalah orang yang menyuapinya semangkuk bubur hangat ketika ia sakit di Musim Dingin.

Ya, saat itulah bunga-bunga asmara mulai tumbuh di hatinya. Ketika Seonho dengan cerianya memasuki kamarnya dengan membawa semangkuk bubur hangat buatan ibunya, saat itu Woochan seperti melihat sinar dari tubuh lelaki itu. Sebuah sinar yang tidak menyilaukan, tetapi cantik, mampu untuk mengusir segala sakit yang diderita tubuhnya. Senyum Seonho juga menular pada Woochan, membuat anak itu melebarkan bibir seakan lupa pada sakit di tubuhnya. Sejak saat itulah Woochan ingin selalu ada di samping Seonho, memilikinya, entah apa statusnya.

Tapi tentu saja niatannya tersebut tidak berjalan mulus. Ada sebuah karang penghalang besar bernama Lai Guanlin, kakaknya sendiri. Woochan memang masih kecil, tapi ia tidak bodoh untuk mengartikan tatapan mata penuh cinta yang dilayangkan Guanlin kepada Seonho. Ia tahu, kakaknya menyukai Seonho.

Namun Woochan enggan mengibarkan bendera putih. Yang ia lakukan justru mengipasi api peperangan di antara ia dan kakaknya. Untuk apa mengalah, toh selama ini kakaknya juga tak pernah mengalah kepadanya. Karena itulah, Woochan sering dengan sengaja menarik atensi Seonho dengan tujuan untuk membuat geram kakaknya.

Tapi sesungguhnya, halang rintang yang menghadang hubungannya dengan Seonho tidak hanya datang dari Guanlin. Pengganggu lain datang dengan nama Lee Joohyun, seorang gadis aneh yang tak jemu mengekorinya saat di sekolah. Begitulah cara Woochan mendeskripsikan gadis itu.

Pertemuan pertamanya dengan si gadis Lee terjadi satu tahun yang lalu. Saat itu ia sedang berlatih jurus-jurus yang ia ketahui dalam anime Naruto di depan rumah. Ia tidak sendiri, melainkan dengan kakaknya yang sibuk melakukan swafoto. Ini aib, tapi kakaknya itu sebenarnya narsis, super narsis. Tak terhitung lagi berapa banyak foto selfie yang tersimpan hingga memenuhi memori ponselnya.

The Chicks - GuanHo feat WoochanWhere stories live. Discover now