8. New Brunswick

209 49 24
                                    

Jarak rumah mereka berdua sangat dekat, mungkin hanya perlu melangkah sejauh duabelas meter saja untuk sampai di rumah keluarga Yoo. Kalau mereka berpacaran, sebutan pacar lima langkah mungkin bisa digunakan. Ah, itu hanya sebuah pengandaian.

Mungkin jarak yang terlampau dekat itulah yang membuat Guanlin dengan sengaja memelankan langkah, berharap bisa mengulur waktu kebersamaannya dengan si tetangga tersayang.

"Kak." Tiba-tiba Seonho bersuara, membuat Guanlin menggumam sebagai respon. "Bukankah besok Kak Tzuyu akan kembali ke Taiwan?"

Sebenarnya Guanlin bingung kenapa tiba-tiba Seonho membahas tentang si murid pertukaran, tapi akhirnya ia merespon, "Iya, besok ia akan kembali. Kenapa memangnya?"

"Tidak apa-apa." Lelaki yang ditanya menggeleng kecil. "Hanya saja, apakah Kak Guanlin merencanakan acara khusus dengan Kak Tzuyu sebagai perpisahan?"

"Acara khusus? Memangnya kenapa aku harus merencanakan acara khusus?"

"Memangnya kenapa tidak? Bukankah kalian sangat dekat?"

Guanlin meraih lengan Seonho, mencegah supaya anak itu berhenti melangkah. "Menurutmu kami sangat dekat?"

Yang diberi pertanyaan mengangguk. "Iya, kalian sangat dekat. Kalian sering bersama saat di sekolah. Dan walaupun kalian tidak pernah pulang bersama lagi sejak kalian berdua bicara dengan bahasa kalian di hadapanku, tapi aku yakin kalian memang sangat dekat."

Guanlin dalam hatinya tertawa. Jadi anak polos di depannya ini benar-benar tidak tahu inti pembicaraannya dengan Tzuyu waktu itu, ya? Lucu sekali, sih.

"Iya, kami memang sangat dekat." Bermain-main sedikit sepertinya tidak apa-apa. "Setelah ini mungkin aku akan pergi menemui Kak Tzuyu untuk acara perpisahan kami. Mau ikut?"

Dan sesuai dengan ekspektasinya, Seonho menggeleng. "Aku tidak mau jadi obat nyamuk." Pemuda itu berucap dengan datar. "Sudah sana pergi. Kasihan kalau Kak Tzuyu menunggu lama. Sampai jumpa."

Lelaki dengan ransel besar berwarna abu-abu itu lalu beranjak meninggalkan Guanlin dengan langkah cepat. Tidak sedikit pun menoleh ke belakang.

Guanlin di tempatnya tersenyum simpul. Padahal ia hanya berdusta, tapi Seonho menelan dustanya mentah-mentah. Jika melihat sikap Seonho yang seperti itu, ia jadi ingin berharap lebih. Bolehkah?

—Ӂ—

Guanlin sedang berkutat dengan ponselnya ketika ia mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar. Tak lama setelahnya, pintu kayu itu terbuka, kemudian kepala Woochan menyembul dari luar.

"Kak Lanky, boleh aku masuk?"

Guanlin meletakkan ponselnya di nakas, kemudian merespon, "Bukankah tempo hari kau bilang aku ini Naruto dan bukannya Lanky?"

Alih-alih menjawab, Woochan dengan santainya berjalan memasuki kamar sang kakak. Padahal kakaknya belum memberi izin, tapi anak itu bersikap seenaknya. Ia bahkan seenaknya duduk bersila di ranjang sang kakak, tepat di samping kakaknya yang sedang berbaring.

"Setelah kupikir-pikir, kakak tetap lebih mirip dengan Lanky daripada dengan Naruto," ia akhirnya menjawab. "Tubuh Kakak terlihat tinggi, tapi sebenarnya itu karena kaki Kakak yang sangat panjang. Coba saja kita bandingkan tinggi badan kita saat duduk, pasti tinggi badanku tidak akan terbanting."

Guanlin yang tak terima akhirnya mendudukkan tubuhnya di sisi Woochan. Ia berusaha duduk dengan tegap, tapi ternyata perkataan Woochan benar, sekarang kepala Woochan dan kepalanya hanya selisih beberapa senti saja. Tentu berbeda kondisi dengan perbandingan tinggi badan mereka saat berdiri.

The Chicks - GuanHo feat WoochanWhere stories live. Discover now