Chapter 3

9.4K 784 88
                                    

Disclaimer © Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

🌸🌺🌼

Atsushi datang ke rumah sakit dengan membawa banyak kantong belanjaan berisi buah-buahan dan cemilan-cemilan untuk dimakannya sembari menemani Tetsuya di kamar rawatnya. Begitu membuka pintu, adiknya yang berambut biru muda itu ternyata sudah sadar.

Buru-buru pria ungu itu masuk, meletakkan belanjaannya di atas meja dan mendekati Tetsuya yang terus memperhatikan gerak-geriknya.

"Tetsu-chin, apa kabar?" Atsushi memeluk Tetsuya dengan hati-bati, takut meremukkan tubuh lemah adiknya.

"Atsushi nii-chan, dimana Shin nii-chan dan yang lainnya?" Tanya Tetsuya saat Atsushi sudah melepaskan pelukannya dan ikutan duduk di atas kasur.

"Shin nii-chin di rumah, katanya mau tidur karena semalam dia tidak bisa tidur." Atsushi mengambil sebuah apel dan mengupasnya. "Dai-chin sedang menemani Ryou-chin." Atsushi merasa Tetsuya tidak boleh tahu kalau Ryouta merasa bersalah dan bersedih karena dirinya. "Tetsu-chin mau aku memanggil mereka? Mereka pasti akan segera datang."

"Tidak perlu, Atsushi nii-chan." Tetsuya memberikan senyum terbaiknya, Atsushi hanya bisa meringis dalam hati.

'Kenapa adikku harus mengalami semua ini?'

Atsushi selesai memotong apel menjadi bentuk kelinci, hasilnya sungguh berantahkan karena itu Tetsuya tertawa. Yang bisa melakukan ini dengan baik adalah Ibu mereka, Atsushi sendiri masih dalam tahap belajar.

"Aku memang tidak sehebat Ibu, tapi Tetsu-chin makan ya." Atsushi mengambil salah satu karyanya yang gagal dan mengarahkannya ke mulut Tetsuya. "Buka mulutmu, aa--"

"Nii-chan, aku bisa makan sendiri." Setelah mengatakan hal tersebut, Tetsuya melihat kakaknya merajuk. Dengan membuang napas pasrah, dia akhirnya mau membuka mulutnya. Tetsuya memang lemah dengan wajah merajuk kakaknya yang satu ini, soalnya mentalnya agak sedikit kekanakan dari pada dirinya.

Menang dalam hal kekeraskepalaan, Atsuhi pun tersenyum lebar sambil menyuapi Tetsuya.

"Atsushi nii-chan, aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa makan sendiri." Tentu saja Tetsuya masih ingin protes, dia tidak suka terus dianggap anak kecil olek kakak-kakaknya.

"Tetsu-chin lagi sakit, bukankah orang sakit harus dimanja?"

"Tapi---" Tetsuya terpaksa menghentikan perkataannya karena Atsushi sudah siap untuk menyuapnya lagi.

Tetsuya berakhir membiarkan kakaknya terus menyuapinya sampai habis, setelah itu Atsushi meletakkan kembali piring di atas meja dan mulai sibuk dengan cemilan-cemilan yang dibawanya tanpa sadar bahwa Tetsuya mencoba turun dari kasurnya.

Meskipun sudah berpegangan pada kasur untuk membantunya berdiri, Tetsuya tetap tidak bisa berjalan dengan benar. Memar di tubuhnya rata-rata memang berada di bagian kaki hingga pinggang, jadi untuk berdiri saja kakinya mengalami nyeri yang hebat. Saat hampir terjatuh, dia mendengar suara bungkusan cemilan yang jatuh disusul rasa hangat di tubuhnya.

"Tetsu-chin mau kemana? Kalau butuh apa-apa bilang saja padaku." Atsushi mengangkat Tetsuya dengan mudahnya hingga dia kembali duduk di atas kasurnya

"Aku mau ke toilet. Atsushi nii-chan bisa mengambilkanku kursi roda tidak?"

"Tidak perlu, aku gendong saja. Bukannya dekat?"

"Toilet di sini airnya tidak mengalir, Atsushi nii-chan, jadi tadi perawat bilang untuk memanggil jika ingin ke toilet."

"Tidak masalah, Tetsu-chin. Aku akan tetap menggendongmu." Detik kemudian Atsushi sudah membawa Tetsuya ke pelukannya kembali dan menggendongnya dengan mudah.

Our Tetsuyaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें