Chapter 5

8K 673 42
                                    

Disclaimer © Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

🌸🌺🌼

Makan malam di keluarga Akashi memang terlaksana seperti biasa, tapi tanpa kehadiran Masaomi, Shiori, Seijuurou dan tentu saja Shintarou. Tuan dan Nyonya keluarga Akashi masih sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Seijuurou mengurung dirinya sejak kembali dari SMP Teikou. Awalnya Tetsuya ingin mengajak Seijuurou makan malam, tapi ketiga kakaknya menahannya.

Selesai makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga, menonton TV dalam keheningan. Semua tentu khawatir dengan keadaan Seijuurou apalagi Tetsuya, tapi tidak ada yang ingin mengganggu Seijuurou untuk saat ini.

"Kesampingkan dulu kenapa Seijuurou nii tiba-tiba ingin melihat Tetsu latihan di Sekolah, yang jadi masalahnya apakah sejak awal datang mata Seijuurou nii sudah seperti itu?"

"Tidak, awal Seijuuroucchi nii datang, matanya tidak seperti itu. Tapi saat dia diminta untuk bertanding melawan tim kami, mata kirinya berubah jadi keemasan."

"Apa karena---"

"Tidak, tidak, itu hanya kebetulan saja." Atsushi memakan umaibo-nya dengan tenang, nampak sudah terbiasa dengan perubahan dalam diri kakak pertamanya tersebut. "Hal seperti itu tidak bisa ditebak kapan munculnya, Shin nii-chin hanya bilang kalau itu terjadi setiap sebulan sekali."

"Sudah empat tahun kita tidak melihat Seijuurou nii seperti itu, aku yang tidak melihatnya saja merinding."

"Jadi benar jika warna mata kiri Seijuuroucchi nii seperti itu, semua inderanya jadi sensitif dan bisa melihat roh-roh yang sudah mati?" Tanya Ryouta yang lebih seperti sebuah pernyataan, ikut merinding di samping Daiki.

Atsushi mengerutkan keningnya. "Siapa yang bilang seperti itu?"

"Daikicchi nii." Jawab Ryouta.

Dan pukulan berhasil dilayangkan Atsushi ke kepala Daiki. "Jangan bicara sembarangan Dai-chin."

"Sakit, Atsushi nii!" Ringis Daiki.

"Mau aku yang pukul atau Sei nii-chin?"

Daiki mendengus. "Dulu Ryouta penasaran, jadi aku memberitahunya. Shintarou nii bilang jangan beritahu Ryouta dan Tetsu karena mereka belum masuk SMP, jadi terpaksa aku bohong dari pada anak kecil ini menangis."

"Siapa yang kau bilang anak kecil, Daikicchi nii? Umur kita hanya beda dua tahun."

"Dua tahun itu sudah sangat cukup untuk membedakan kedewasaan."

"Sudahlah, kalian jangan bertengkar di saat seperti ini." Atsushi menyimpan semua cemilannya di atas meja. "Karena Tetsu-chin sudah SMP, jadi aku akan menceritakan semuanya menggantikan Shin nii-chin."

Karena sepertinya Atsushi akan bercerita panjang, semuanya memperhatikan Kakak mereka dengan serius. Sangat jarang melihat Atsushi yang mau bicara panjang lebar, jadi harus diperhatikan dengan baik-baik.

"Sei nii-chin mulai seperti itu semenjak Tetsu-chin lahir. Suatu hari mata kiri Sei nii-chin tiba-tiba berubah warna, bersamaan dengan itu kepalanya mulai merasakan sakit. Seperti yang dikatakan Dai-chin ke Ryou-chin, kelima indera Sei nii-chin memang menajam dan jadi sensitif, tapi Sei nii-chin tidak bisa melihat roh atau arwah. Saat pertama kali mengalaminya, Sei nii-chin mengalami demam tinggi selama tiga hari. Tapi setelah mendapatkan mimpi aneh, demamnya turun dan Sei nii-chin sembuh."

"Apa yang Seijuuroucchi nii mimpikan?"

"Penglihatan masa depan." Jawab Daiki.

Atsushi mengangguk. "Dari pada dibilang mimpi, itu lebih seperti ramalan masa depan. Tergantung dari ramalan masa depan apa yang akan muncul dalam tidurnya, rasa sakit pada kepalanya juga berbeda. Kalau sejak sore Sei nii-chin tidak pernah keluar dari kamar, itu berarti dia sedang tidur. Karena itu, jangan mengganggunya."

Our TetsuyaWhere stories live. Discover now