Chapter 17

5K 351 145
                                    

Disclaimer © Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

🌸🌺🌼

Setelah melakukan perjalanan selama berjam-jam, kini mereka sampai di negeri yang mendapat julukan negeri Hitler tersebut.

Ibu mereka sudah memesan kamar mereka di sebuah hotel tengah kota, tinggal menunjukkan identitas dan kunci dapat diperoleh. Karena orangtua mereka tidak bisa menjemput dengan alasan reuni mendadak. Lagi pula Seijuurou dan adik-adiknya memahaminya, mereka benar-benar tidak ingin mengganggu liburan orangtua mereka. Meski kejadian kali ini harus mereka kecualikan.

Setidaknya Ibu mereka sudah menyuruh dua supir taxy untuk menjemput anak-anaknya. Jadi begitu mereka sampai ke kerumunan penjemput, mereka mencari orang yang memegang papan pengenal besar. Ibu mereka tidak memberitahu tulisan tersebut karena merasa ini seru dan menjadikannya kejutan, tapi mereka akan segera tahu saat melihatnya.

Jadi saat mereka melihat papan besar yang diangkat tinggi-tinggi, mereka yang memang sudah lelah menjadi tambah lelah.

"Kejutan Ibu sangat sederhana." Kata Ryouta. "Ini kekanak-kanakan, aku malu."

Di papan itu tertulis Akashi Brothers dengan huruf kapital dan diwarna-warni setiap hurufnya.

Daiki yang memang sangat mengantuk dan hampir jatuh ditahan Shintarou yang menggenggam pergelangan tangannya. "Daiki, yang kuat atau aku jejalkan obat pahit ke mulutmu."

Daiki tidak terpengaruh namun masih mengikuti Shintarou yang menyeretnya mendekati orang--- supir yang menjemput. Setelah Seijuurou melakukan percakapan singkat, dia membawa adik-adiknya keluar dari bandara dan menunggu mobil datang menjemput.

Ryouta menarik napas panjang "Burandenburuku-geeto, Noishuvu-anshutain, Rindau, Rain~ Aku datang..." Teriak Ryouta cukup keras menyebutkan tempat-tempat wisata di Jerman dengan pengejaan aneh khas orang Jepang asli.

Baca : Bradenburg Gate, Neuschwanstein, Lindau, Rhine


"Appurushutorūderu, Shuvu~arutsuvu~arudā kirushutorute, purettsu~eru~ Papa datang!!" Atsushi sudah meneteskan air liurnya, dia menyekanya dengan punggung tangan saat Shintarou menegurnya.

Baca : Apfelstrudel, Schwarzwalder kirschtorte, Bretzel


"Tahan kalian, kita harus ke hotel untuk menyimpan barang dan istirahat. Travelernya besok!"

Seijuurou menyelesaikan memeriksa smartphonenya dengan cepat, tangannya menarik Tetsuya yang linglung. Dia mengusap bawah mata adiknya yang agak menghitam. "Selama perjalanan kau tidak tidur?"

"Um." Tetsuya mengangguk. "Tapi aku baik-baik saja."

Seijuurou melihat headphone yang menggantung di leher Tetsuya, kemungkinan selama perjalan dia hanya mendengarkan lagu dan membaca buku. Dia duduk dengan Atsushi saat di pesawat, jadi Seijuurou tidak memperhatikannya.

"Bertahanlah, kita harus makan malam bersama Ayah dan Ibu setelah check in."

"Aku tidak sabar."

Seijuurou tersenyum, yang paling menantikan berkumpul bersama seperti ini adalah Tetsuya. Berbeda dengan adik-adiknya yang lain yang lebih menantikan menikmati kota, tempat wisata dan makanan di Jerman.

Setelah memasukkan koper di dalam bagasi, mereka menuju hotel yang telah dipesan Ibunya dan melakukan check in.

"We are the Akashi brothers, I heard that the reservation has been made on our behalf." Seijuurou berbicara dengan resepsionis dengan bahasa Inggris yang lancar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Our TetsuyaWhere stories live. Discover now