6

3K 638 31
                                    

"Kau minta aku mengajarimu berpacaran?" Yoochun mengangakan mulutnya, sulit percaya. Tapi pria itu yakin Yunho serius.

"Iya, aku dan Jaejoong sudah berpacaran. Aku tidak ingin dia kecewa padaku dan-"

"Dengar Dude, kau tidak perlu belajar gaya berpacaran. Tiap orang memiliki gaya sendiri-sendiri dalam menjalin hubungan, jika kau meniru gaya orang lain, itu namanya tidak orisinil dari dirimu!"

Mengerjap, Yunho mendesah pelan. Yoochun berkata seperti itu apa karena iri ia berkencan dengan Jaejoong atau memang serius memberi masukan?

"Chun, kau tidak irikan?"

Yoochun berdecak, "Sama sekali tidak, Yun. Aku bersyukur jika dia serius denganmu, yang aku takutkan dia hanya bermain-main. Gadis populer seperti Jaejoong mau berpacaran denganmu perlu kau pertanyakan ada apa!"

Jawaban Yoochun memang terdengar pria itu sedang iri dengannya yang berhasil menggaet Jaejoong. Ia mendekat pada Yoochun yang duduk di sofa panjang pada kamarnya yang besar.

"Chun, apa yang kau katakan tidak sesuai. Memang kenapa kalau Jaejoong berpacaran denganku?"

Entah dari mana Yoochun harus memulai. Tapi pria di depannya ini perlu diberitahu tentang para gadis seperti Jaejoong. Memberi isyarat agar pria itu mendekat, Yoochun membenarkan duduknya.

Yunho duduk di samping Yoochun dan menatap pria itu dengan lamat.

"Dengar sahabatku, aku sama sekali tidak berpikir untuk merebut kekasihmu. Tapi aku ingin kau mendapat kebahagiaan. Aku sudah bosan dengan kau yang merengek saat diselingkuhi gadis jahat yang sok cantik!"

Yunho tertawa, memang ia merengek? Sudahlah, itu tidak penting. "Jadi apa maksudmu tentang Jaejoong?"

Menjilat bibir Yoochun menjawab dengan tegas, "Kita tidak satu jurusan dengan Jaejoong, memang kita satu kampus. Lalu, dari mana dia tahu denganmu? Tiba-tiba datang dan menciummu. Itu aneh iya kan? Kau bukan pria populer di kampus. Memang kau yang paling jenius di jurusan kita! Tapi Yunho, coba pikir baik-baik, aku rasa kau perlu waspada dahulu pada gadis itu."

Ada benarnya, Jaejoong tiba-tiba datang kepadanya, hubungan mereka mengalir begitu saja. Ia memang kenal Jaejoong, tapi Jaejoong? Gadis itu kenal ia darimana. Mengerutkan kening, Yunho menatap Yoochun.

"Jadi aku bagaimana, Chun?"

Yoochun menatap sang teman, kasihan andai temannya dipermainkan gadia-gadis itu. "Untuk sementara ada baiknya kau tidak perlu terlalu dalam padanya. Lihat tingkah lakunya, jika ada yang aneh maka kau perlu mencari tahu lebih."

Mengangguk, Yunho rasa tidak ada yang aneh. Jaejoong tidak menunjukkan hal yang mencurigakan. Ia memandang Yoochun, dan ponselnya saat itu juga berdering.

Berdiri, Yunho mengambil ponsel dari atas ranjang. Jaejoong. Ia menunjukkan ponsel kepada Yunho, gadis itu melakukan video call pada sebuah aplikasi.

"Angkat saja dan bersikap seperti biasa!"

Yunho mengangguk, mengangkat panggilan video, ia tersenyum. "Iya Sayang?" sapanya saat wajah Jaejoong yang ditekuk terpampang di layar ponselnya.

"Kemana saja? Kenapa lama sekali mengangkatnya?"

Mata Yunho mengerjap, "Aku tadi sedang berbicara dengan keluargaku, maaf Sayang."

Jaejoong mencebilkan bibir, Yunho merasa gadis itu lucu sekali. Ia ingin mencubit pipi Jaejoong.

"Sayangku, esok aku ingin ke toko buku setelah kelas siang. Kau ada kelas?"

Yunho menggeleng, "Aku ada kelas sampai siang."

"Bagus, aku akan menunggumu, hubungi aku jika sudah selesai, uumh?"

"Iya, aku akan menghubungimu."

"Uumh, baiklah Sayangku," ujar gadis itu seraya mengedipkan mata lalu memutus sambungan.

Yoochun menghela napas, terlihat jelas Yunho sedang dimabuk cinta dengan Jaejoong. Dan Jaejoong, gadis itu pandai sekali bersikap manja. Yoochun perlu melakukan sesuatu agar Yunho tidak patah hati.

.
.
.

E

yd ga beraturan typo dimana", no edit.

Hoo hoo ~ .

Thank for voted dan komentar.

.
.
.

Let Me Kiss YouWhere stories live. Discover now