Part 4 - Queen and Guardians

11.8K 1K 26
                                    

Cia's POV

Orang yang berada di dalam mobil itu berjalan mendekatiku. Dia menatapku dengan seringaiannya. Aku takut, benar-benar takut. Aku berharap bisa lepas dari orang-orang mengerikan ini. Apa yang mereka inginkan dariku?

“Cantik sekali.” pria itu memegang daguku. Membuatku dapat menatap wajahnya yang tampan namun menjijikkan itu.

Tubuhku gemetar karena rasa takut. Aku menoleh dengan kasar menepis jarinya yang bertengger di daguku. Bukannya marah dia malah terkekeh senang. Dasar gila. Sepertinya aku memang harus melakukannya. Apapun resikonya akan aku pikirkan nanti. Kemungkinan mereka tidak mengetahui apa yang akan aku lakukan setelah ini.

Semoga saja. Mataku terpejam dan mulai berkonsentrasi. Aku sudah tak bisa membendung air mataku lagi. Cairan bening mengalir di pipiku saat pria itu kembali menyentuh wajahku. Jari-jarinya yang kasar mengusap pipi tirusku.

Aku merasakan pergerakan kecil di kakiku yang tak mengenakan alas. Seketika itu juga sulur-sulur keluar dari dalam tanah. Melilit kaki orang-orang itu. Ini kesempatanku, aku harus lari. Aku mengigit tangan kedua orang yang menahanku.

Terlihat orang-orang itu kebingungan dengan apa yang terjadi. Tetapi aku tidak peduli. Aku langsung lari meninggalkan mereka tanpa menoleh kebelakang. Bisa kudengar teriakan mereka yang marah atas kaburnya diriku.

Kakiku terus berlari menuju hutan. Entah hutan mana yang aku masuki. Namun sepertinya cukup dalam untuk dijamah orang sepertiku. Setelah merasa cukup jauh berlari, aku berhenti dan baru menyadari sesuatu. Ini bukan hutan yang biasa aku datangi. Hutan ini lebih menyeramkan. Auranya berbeda. Gelap dan sunyi.

Jangan-jangan hutan ini.

Hutan terlarang.

“Ceroboh! Apa yang harus aku lakukan? Aku sudah terlalu jauh memasuki hutan ini. Aku tidak tahu dimana jalan keluarnya.” aku kembali berlari tak tentu arah dengan panik. Menoleh kesana kemari dengan napas terengah-engah. Berharap ada seseorang yang akan membanntuku. Dan parahnya lagi aku tidak bisa merasakan kehidupan disini.

Walaupun sekarang masih pagi, tetapi suasananya gelap. Pohon-pohon tinggi dengan daun lebatnya menutupi hampir seluruh hutan. Sinar matahari hanya menyinari hutan lewat celah-celah daun. Membuat hutan ini terasa suram.

Aku sudah tidak kuat lagi. Tubuhku terlalu lelah karena masalah hari ini. Aku memutuskan untuk duduk di bawah pohon dan menynadar disana. Pandanganku menyapu ke sekeliling. Hawanya dingin dan ... menyeramkan. Refleks aku mengusap kedua lengan atasku dan memeluk diriku sendiri.

Kenapa aku merasakan jika hutan ini terasa mati?

Aneh.

Aku memejamkan mataku. Lalu tiba-tiba saja seperti ada orang yang berbicara dan suaranya menggema di seluruh hutan. Sontak saja hal itu membuatku kaget sekaligus bingung.

Mati. Kami semua mati.”

“Si ... siapa itu?” tanyaku waspada. Tentu saja aku takut. Disini bahkan tidak ada seorangpun selain aku. Lalu dari mana suara itu berasal?

Sihir.”

Kami meminta bantuanmu, Queen.”

Vasílissa Mou ✔ [Revisi]Where stories live. Discover now