Part 28

6.5K 550 32
                                    

Maaf kalo part ini terasa gak jelas yaa. Ini cerita pertamaku, mohon dimaklumi kalo bahasanya rada-rada menggelikan 😫

******

“Aku mencintaimu, Steve,” ujarnya dengan suara yang sangat indah.

Angin berhembus menerpa mereka. Menghantarkan perasaan tenang. Tetapi setiap kali mereka menghela untuk meredakan rasa sesak, justru perasaan sesak itu semakin bertambah. Juga merasa tercekat pada tenggorokannya.

Cia mencium kening Steve dengan lembut, sebelum akhirnya raib bersama angin yang semakin dingin menusuk kulit.

“Aku juga mencintaimu, Cia. Sangat mencintaimu.”

***

Steve menunduk, menatap tubuh matenya yang sudah tidak bernyawa lagi. Tangannya mengusap wajah Cia dengan lembut. Masih dengan isak tangis yang terdengar.

Alert berjalan mendekati Steve. Menepuk pundak pria itu. Membuat Steve menoleh ke arahnya.

“Kita harus segera memakamkan Luna dengan layak, Steve,” ujar Alert. Suaranya terdengar sedih.

“Tidak! Aku yakin mateku akan kembali!” seru Steve tidak terima.
Alert menatap sahabatnya itu dengan iba. Helaan napas keluar dari bibirnya.

“Ikhlaskan dia, Steve. Cia sudah bahagia. Ia pasti sedih jika melihatmu seperti ini,” ucap Jack yang baru menghampiri kakaknya. Berdiri di sebelah Alert.

Steve menatap kedua orang itu dengan tajam. Ia meletakkan tubuh matenya dengan hati-hati, tidak lagi di pangkuannya. Tubuhnya langsung bertranformasi menjadi serigala. Ia menggeram defensif pada siapa saja yang mendekati matenya. Ia menyerang siapapun. Tidak peduli jika mereka adalah anggota packnya bahkan adiknya sekalipun.

Semuanya berusaha untuk menahan amukan Rex. Kekuatan mereka tidak sebanding dengan serigala alpha itu.
Zeth yang baru saja selesai mengobati Ovra pun melihat ke arah Rex. Ia sebenarnya juga merasa sedih kehilangan Queen-nya. Begitu pula dengan Ovra dan Jade.

Ia meminta busur dan anak panah pada Gerald. Memberikan sedikit cairan pada ujung anak panah itu. Ia membidik ujung panah itu pada salah satu tubuh Rex.

“Apa yang kau lakukan?!” seru Gerald menahan tangan Zeth yang siap melepaskan anak panahnya.

Zeth menggeram kesal melihat Gerald yang menghalangi niatnya. “Diam, dan jangan halangi aku,” desisnya menatap Gerald tajam.

Gerald menelan salivanya susah payah. Tatapan tajam Zeth menciutkan nyalinya. Ia pun mundur, tidak menghalangi Zeth lagi.
Zeth melepaskan anak panah itu. Dan tepat mengenai salah satu kaki Rex. Membuat serigala itu jatuh tersungkur lalu tak sadarkan diri. Setelah itu Zeth menghampiri Rex.

“Apa yang kau lakukan pada alpha?!” Alert berteriak marah.

“Tenang saja. Aku hanya membuat ramuan untuk bius. Alpha hanya pingsan dan akan segera bangun dalam beberapa jam. Lebih baik bawa alpha ke mansion sebelum dia kembali mengamuk di sini,” ujar Zeth dengan tenang seakan tak peduli dengan kemarahan para werewof.

Alert mengangguk ia berjongkok dan menarik panah itu dari kaki Rex. Menyuruh beberapa warriornya untuk membawa Steve setelah pria itu kembali ke wujud manusianya. Salah satu warrior memakaikan jubah untuk alpha mereka. Alert menoleh ke arah Cia. Ia juga menyuruh warriornya untuk membawa tubuh Keni ke pack. Supaya gadis itu dapat dimakamkan dengan layak.

Vasílissa Mou ✔ [Revisi]Where stories live. Discover now