Part 30 - End

8.8K 629 58
                                    

Tiga tahun kemudian.

Pria itu berjalan mendekati jendela kamarnya. Untuk sekadar melihat pemandangan taman belakang mansion yang sangat luas. Netranya bergerak menyusuri taman indah tersebut. Sampai suara ketukan pintu kamar membuatnya mengalihkan atensinya.

“Masuk.”

Seorang pria membuka pintu kamarnya. Dia berjalan menghampirinya yang masih berdiri tegap di dekat jendela.

“Rapat akan segera dimulai, Steve. Kau harus datang,” ujarnya.

Steve menghela napas lelah. Ia kembali menatap pemandangan di luar jendela tanpa bosan. Mengabaikan orang di belakangnya itu.

“Apa harus? Kau tahu Alert, aku sebenarnya malas mengikuti rapat itu, apalagi jika harus bertemu dengan para tetua,” ujar Steve dengan datar.

Alert memutar bola matanya malas. "Ya, kau memang harus menghadirinya. Satu minggu yang lalu kau tidak datang dan rapat terpaksa dibatalkan. Kemudian kemarin lusa kau juga tidak datang, dan lagi-lagi rapat dibatalkan. Tapi sekarang tidak lagi Steve.”

Steve mendengus kesal. Tiga tahun yang lalu, tepatnya sejak Cia pergi, ia tidak mempunyai semangat untuk hidup sama sekali. Namun ia tahu Cia pasti tidak akan suka jika ia terus-terusan terpuruk seperti itu. Dia memilih untuk kembali. Tetap terus menjalani hidupnya seperti biasa meskipun itu sangat berat tanpa kehadiran matenya.

Bahkan Rex menjadi jarang berbicara. Namun sekali saja ada yang membicarakan tentang Luna baru, ia akan langsung marah dan berusaha mengambil alih tubuhnya. Aura khas Alphanya akan menguar membuat nyali siapa saja menciut.

Steve benar-benar memulai semuanya dari awal. Membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun untuk menenangkan dirinya dan memikirkan semuanya. Waktu yang ia jalani selama dua tahun lebih tanpa Cia di sisinya bukanlah hal yang mudah. Ia harus menekan segala emosinya saat seseorang membahas tentang Cia dan penyerangan itu.

Apalagi saat para tetua memintanya untuk mencari Luna baru untuk packnya. Sebenarnya selama ini ia juga bingung. Werewolf yang kehilangan matenya seharusnya akan mati secara perlahan. Biasanya tidak membutuhkan waktu satu tahun, werewolf itu akan mati tanpa matenya. Kecuali jika dia memang ditakdirkan memiliki second mate.

Tapi apa ia memikiki second mate? Tidak! Ia sama sekali tidak mengharapkan itu selama hidupnya. Ia sudah berjanji pada Cia jika ia tidak akan melupakan gadis itu. Sampai kapanpun ia akan tetap memenuhi janjinya.

Tepukan di bahu membuyarkan lamunannya. Steve menoleh ke arah Alert yang sedang menatapnya serius.

“Jangan mendengarkan apa kata mereka, Steve. Aku tahu kau pasti tidak bisa mengendalikan emosi saat para tetua memintamu untuk mencari Luna baru. Aku tahu kau pasti tidak akan mau. Jadi jangan dengarkan mereka, terus tepati janjimu,” katanya.

Steve mengangguk lemah.

“Sekarang ayo, mereka pasti sudah menunggumu.”

Tanpa kata apapun, Steve berjalan mendahului Alert. Alert menghela napas berat. Ia menatap punggung sahabatnya dengan sedih. Dua tahun lebih Steve menjalani hari-hari yang berat. Selama itu pula Alphanya itu menjadi pria yang pendiam. Tidak ada senyum di wajahnya. Tetapi masih ada hal yang belum terpecahkan sampai saat ini.

Vasílissa Mou ✔ [Revisi]Where stories live. Discover now