Part 25 - The Journey II

6.5K 542 49
                                    

Seorang pria berjalan tegap menuju ruangan pemimpinnya. Meskipun wajahnya menunjukkan ketenangan, namun nyatanya ia tidak merasa begitu. Dirinya merasa gagal menjalankan tugas yang diembannya.

Sesampainya di depan ruangan itu, ia melihat ada dua orang warrior yang berjaga. Kedua warrior itu membungkuk memberi hormat. Kemudian salah satu dari mereka masuk untuk memberi tahu pada seseorang yang ada di dalam ruangan jika ada yang ingin menemuinya. Setelah mendapat izin, warrior itu kembali keluar untuk mempersilahkan pria itu masuk.

“Apa yang membuatmu kembali malam-malam begini, Hector?” tanyanya bingung.

“Maafkan saya, Alpha. Saya kehilangan jejak mereka saat berada di tebing.,” ungkapnya dengan nada yang sopan. Kepalanya menunduk tak berani menatap Alphanya yang terlihat marah.

“Bagaimana bisa?! Bukankah sudah ku katakan untuk terus mengikutinya!” bentaknya. Geraman rendah keluar dari mulutnya.

“Saya kehilangan jejak mereka saat mereka terbang dengan burung phoenix. Yang saya tahu, mereka terbang menuju arah utara.” Hector kembali memberi penjelasan yang logis pada Alphanya.

Setelah Hector mengatakan itu, terdengar suara pintu yang dibuka secara tiba-tiba, membuat keduanya menoleh ke arah orang yang membuka pintu.

“Steve, aku mendapatkan ini saat berada di perbatasan.” Alert datang dengan terburu-buru. Di tangannya membawa gulungan kertas berwarna coklat.

“Apa isinya?” tanya Steve. Ia bangkit berdiri menghampiri Alert.

Alert hanya menggeleng. “Aku tidak tahu. Salah satu warrior yang menemukannya disertai dengan anak panah yang sama seperti kemarin,” jelasnya membuat Steve sontak mengambil surat di tangannya.

Setelah Steve membaca surat itu, tangannya mengepal menahan amarah, rahangnya mengeras dan iris matanya berubah-ubah.

“Hector. Kau tahu kemana arah mateku dan yang lainnya pergi, bukan? Segera temukan dan terus ikuti mereka,” titah Steve yang langsung diangguki oleh Hector.

“Akan saya laksanakan, Alpha,” jawabnya patuh sambil menunduk hormat lalu pergi untuk melaksanakan tugasnya.

“Memangnya apa isi surat itu?” tanya Alert penasaran.

Steve menyerahkan surat itu ke tangan Alert lalu dibacanya. Alert juga terkejut dengan isi dari surat itu. Mereka, para Skliros dan Rogue, mengincar Lunanya. Jika Steve tidak menyerahkannya pada mereka maka akan terjadi perang besar.

“Itu artinya mereka belum tahu jika Luna sedang di luar pack,” ujar Alert. Steve mengangguk mengiyakan ucapan Betanya.

“Aku tidak ingin mereka sampai tahu jika mateku sedang tidak ada disini. Perketat penjagaan di seluruh wilayah pack. Jangan sampai ada yang lengah sedikitpun. Sampaikan informasi apapun yang kalian dapat.” perintah Steve. Ia memijit pelipisnya yang terasa berdenyut.

Alert mengangguk patuh. “Baiklah. Lebih baik kau istirahat dahulu. Besok pagi kita akan mempersiapkan semuanya.” lalu ia pergi meninggalkan Steve sendirian di ruangannya.

***

Di tempat lain.

Mereka memutuskan untuk beristirahat di dekat danau. Zeth sudah membuat api unggun di tengah-tengah mereka untuk menghangatkan tubuh dari angin malam yang dingin.

Vasílissa Mou ✔ [Revisi]Where stories live. Discover now