Part 24 - Meet Agasy

6.6K 561 33
                                    

Sreett

Suara semak-semak yang bergerak mengalihkan perhatian mereka bertiga ke sumber suara itu. Zeth dan Ovra memadang sekitar dengan waspada. Tangan Zeth mencengkeram erat pedang di pinggangnya.

Namun setelahnya, hanya kebingungan yang terlihat jelas di wajah mereka saat melihat dua orang keluar dari balik semak-semak dan pohon.

“Siapa kalian?” tanya Zeth dingin. Tak menyurutkan kewaspadaannya.

“Seharusnya kami yang bertanya. Siapa kalian dan kenapa kalian berada di tempat ini?” tanyanya balik.

Dua orang itu, laki-laki dan perempuan berdiri di depan mereka bertiga. Kedua orang itu mengenakan pakaian serba hitam, lengkap dengan senjata yang mereka bawa.

“Kami berada di sini itu bukan urusan kalian,” jawab Ovra tak kalah sengit.
Perempuan itu berdecih. “Aku juga malas berurusan dengan kalian,” ucapnya lirih namun sinis.

“Ah, maaf jika kedatangan kami menganggu kalian. Tetapi kami tidak bermaksud demikian. Kami hanya akan pergi ke suatu tempat dan kebetulan lewat sini,” ujar Cia menengahi mereka berempat.

“Sepertinya kalian bukan orang jahat,” lanjut Cia. Semua yang ada disana menoleh ke arahnya.

“Apa kau percaya jika mereka bukan orang jahat? Bisa saja kan mereka itu Rogue, atau lebih parahnya lagi mereka itu orang suruhan Skliros,” ujar Ovra membuat pria itu sontak menoleh ke arahnya dengan tatapan sengit.

“Hei! Kami bukan rogue atau orang suruhan ... siapalah tadi yang kau katakan itu. Kami hanya manusia biasa,” ungkapnya.

“Jika kalian manusia biasa lalu kenapa kalian bisa berada disini. Tempat ini terlalu berbahaya untuk seorang manusia,” ucap Zeth dengan nada datarnya.

“Kami memang manusia biasa. Tetapi kami sudah tinggal di tempat ini selama enam tahun. Dan apa kalian bukan manusia?” tanya pria itu lagi.

“Apa pentingnya untuk kalian jika mengetahui kami manusia atau bukan,” balas Ovra.

“Jangan-jangan kalian Werewolf? Atau mungkin vampir, wizard, fairy?”

“Darimana kalian tahu mereka itu ada?” tanya Cia tampak terkejut. Karena biasanya seorang manusia menganggap hal-hal seperti itu hanya mitos.

“Bukankah tadi sudah kubilang. Kami sudah tinggal di sini selama enam tahun dan kami dibesarkan oleh orangtua angkat kami yang seorang fairy,” jelasnya. Cia hanya manggut-manggut tanda mengerti.

“Kalian saudara?” tanya Cia lagi.

“Bukan,” jawab pria itu sambil menggeleng.

“Apa kita harus terus meladeni mereka terus Cia?” tanya Ovra yang sudah jengah. Ia masih belum sepenuhnya percaya jika dua orang di hadapannya ini adalah orang baik-baik.

“Kalian tadi bilang sedang melakukan perjalanan, bukan? Apa boleh jika kami berdua ikut?” ujar si pria.

“Tidak,” jawab Zeth dan Ovra bersamaan.

“Apa yang kau katakan? Kau ingin ikut dengan perjalanan konyol mereka? Yang benar saja,” ucap perempuan itu sarkastik sambil bersedekap dada.

“Apa maksudmu perjalanan konyol hah?! Kami ini memang benar-benar sedang melakukan misi penting,” balas Ovra tak terima jika perjalanan mereka yang sangat penting dan berbahaya ini disebut konyol.

Pria itu menatap temannya. “Tentu saja. Kenapa tidak,” jawabnya mantap. Ia kembali menoleh ke arah Ovra. “Memang tempat apa yang sedang kalian cari itu?” tanyanya.

Vasílissa Mou ✔ [Revisi]Where stories live. Discover now