Chapter 1: The Day Everything Changed

103 2 0
                                    

~POV Amaya~ 

Hari yang indah untuk memulai sesuatu yang menarik. Namaku Amaya Kuzuki, aku adalah anak biasa di distrik Juuban. Aku berumur 19 tahun, tetapi masih belum memiliki pacar ataupun hal seperti itu. Saat aku sedang berjalan di pagi hari, aku melihat sebuah cahaya dan mencoba berlari untuk melihat apa yang terjadi. "Apa yang terjadi disana?" gumamku.

Disana menampakkan bayangan 3 orang sepertinya seorang perempuan. "Sepertinya kita sampai dibumi, bagaimana menurutmu fighter? tanya wanita berambut coklat tersebut.

"Bagaimana kita akan mencari sang putri? Bumi kan luas?" balas wanita berambut perak.

Aku menatap wanita berambut perak itu, matanya seperti permata emerald dan dalam sekali. membuatku berdegup kencang. 

"Ya juga sih, Healer. Terus kita harus gimana?" Fighter berpikir.

"Oit, tunggu dulu. Siapa disana?!" balas Healer.

Aku kaget dia bisa merasakan kehadiranku, aku mulai keluar dari balik dinding. "Maafkan aku mendengar pembicaraan kalian." Aku tertawa pelan.

Seketika melihat gadis berambut hitam itu membuat Healer berpikir, 'Callista, apakah itu kau?' dia bergumam dalam hati.

"Kalian sepertinya bukan orang sekitar sini ya?" aku balas menjawab.

"Memang bukan, dan kau tak takut dengan kami?" balas Fighter.

Amaya menaruh tangannya diatas dadanya. "Untuk apa aku takut? Sepertinya kalian tidak memiliki niat jahat ataupun itu."

"Aku sepakat dengan pemikiranmu." balas Maker mengangguk.

"Kenapa kau malah setuju dengan perkatannya Maker? kita harus menemukan orang itu secepat mungkin!" balas Healer.

"Orang itu?" gumamku.

"Apakah kalian punya tempat tinggal? sepertinya tidak. Lebih kita bicarakan lebih lanjut dirumahku. Daripada kalian berdiri disini nanti dikira apaan. Bagaimana?" balasku.

"Kemungkinan itu ide yang bagus. Aku tidak mau kita menjadi aneh bagi manusia bumi. Untuk sekarang, mungkin kami harus mengikuti peraturan bumi?" balas Maker.

"Ya sudah ayo kita pergi, aku capek nih." balas Fighter.

Healer hanya diam. 

Aku tidak tahu apa yang dipikiranku, mengajak tiga orang ini kerumahku sendiri. Tetapi, aku ada tekad untuk membantu mereka. Kata ibu dulu, "Bantulah orang yang memiliki tekad yang besar dan kemauan hati yang tinggi." Aku masih tidak bisa melupakan hal itu. 

~Setelah sampai dirumah~ Skip

"Silahkan masuk. Buatlah dirimu seperti dirumah sendiri." Amaya tersenyum.

"Permisi." balas Maker and Fighter. 

Healer terdiam dan masuk saja.

"Sebentar ya, aku buatkan teh untuk kalian bertiga. Kalian capek kan?" balas Amaya lagi.

"Boleh juga tuh!" balas Fighter mengangguk.

Amaya pergi kedapur meninggalkan mereka bertiga.

"Ah, akhirnya kita bisa beristirahat juga. Apa yang akan kita lakukan nantinya, Fighter?" Maker bertanya sambil melihat-lihat sekeliling ruangan. 

"Aku hanya ingin kita secepatnya menemui sang putri dan pergi dari sini." balas Healer to the point.

"Healer, aku ingin bilang kau pikir gampang mencari sang putri? kita harus bikin strategi dulu. Tidak langsung terjun saja, pikir dulu." balas Maker menunjukkan kepalanya, tanda ia adalah seorang intelektual. 

Amaya mengantar 3 gelas teh dan menaruhnya di meja. "Kalau kalian ingin cara gampang, mending coba ikut aja audisi Boyband, lumayan kan jadi terkenal?" Amaya langsung memotong pembicaraan.

"Apa itu boyband, Amaya kan namanya?" balas Maker.

Amaya mengangguk dan mengarahkan mereka ke tv, mengambil remote dan menyalakan tv yang ada diruang tamu dan memperlihatkan pada mereka bertiga. "Ini yang dimaksud boyband, dimana kalian menyanyi di depan umum, menjadi terkenal, mempunyai ribuan fans!" 

"Wah kayaknya asyik tuh!" balas Fighter. 

Maker mengangguk.

"Ayo, diminum tehnya!" balas Amaya lagi.

"Aku gak mau minum bikinan orang, takut ada racunnya lagi." Balas Healer.

Amaya menatap Healer dengan tatapan serius. "Kalau begitu, aku duluan saja yang minum agar kau percaya aku tidak menaruhkan apa-apa?"

Hening Seketika.

~~

~~

"Ah, gak mungkinlah gadis seperti dia menaruh hal seperti itu, Healer!" balas Fighter berkeringat untuk mencairkan suasana dan meminum tehnya.

"Bagaimana kami bisa menjadi boyband?" balas Fighter.

"Tunggu dulu, nama kalian Fighter, Healer, dan Maker? Pakai nama yang berlogika dong kalau disini. Karena kalian akan menjadi penduduk bumi sementara, maka gunakan nama yang pantas! Seperti namaku simpel saja, Amaya Kuzuki." seru Amaya.

"Sepertinya kita harus mengikuti tradisi bumi jika kita ingin menemukan sang putri. Jadi, kami harus pilih nama sekarang?" balas Maker.

Amaya mengangguk, pergi ke rak buku dan memberikan satu buku ke mereka untuk mencari nama yang pas. "Nih, pakai buku ini cari saja nama yang cocok untuk kalian." 

Healer hanya diam, tetapi mau tidak mau dia harus melakukannya agar bisa bersosialisasi dengan makhluk bumi.

Fighter membuka buku dengan semangat menjadi nama yang cocok dengannya. "Yosh, aku akan memilih nama yang keren!" 

Mereka pun fokus kedalam buku itu sementara Amaya hanya memperhatikan nama apa yang akan mereka gunakan nantinya. 

The Stars collide with Earth ( A Sailor Moon fanfic) [COMPLETED]Where stories live. Discover now