Chapter 7: Wheel of Fate Began to Move

23 0 0
                                    

Hari Senin, hari yang cerah tepatnya masih subuh. Amaya dan ketiga cowok itu yang telah menjadi terkenal dengan nama band Three Lights sedang dalam perjalanan ke bandara Tokyo aka Bandara Haneda. Mereka berempat sedang menunggu untuk masuk ke dalam pesawat.

"Dingin sekali..." balas Amaya  mengusap kedua tangannya. 

"Ini masih subuh sih. Apakah kau sudah baikan Amaya-san?" balas Taiki menggunakan kacamata. 

Dia sudah lelah di kelilingi fans sedari tadi, makanya dia beristirahat dan menunggu keberangkatan tiba. Yaten hanya diam memperhatikan Amaya yang kedinginan.

"Ya, aku sudah baikan. Terimakasih telah bertanya Taiki." balas Amaya tersenyum.

"Jadi, apakah kita sepakat membuat Amaya-chan menjadi manajer kita?" balas Seiya dengan girangnya.

'Chan?' gumam Amaya kaget.

Taiki dan Yaten hanya mengangguk. 

"Baiklah, jika kalian mau aku menjadi manajer kalian. Tapi nasihat aku harus dengar ya?" balas Amaya.

Mereka bertiga mengangguk secara bersamaan.

Staff pramugari di pengeras suara mengatakan bahwa penumpang dipersilahkan memasuki pesawat terbang. Mereka berempat berbaris bersama orang-orang mengantri masuk. Seiya dan Taiki didepan, Yaten dibelakang Amaya. 

Akhirnya, mereka telah duduk di dalam pesawat. Amaya melihat sekeliling semua orang sibuk menaruh barang masing-masing sebelum lepas landas. Aku duduk diantara Seiya dan Yaten, Taiki dibelakang duduk bersama orang secara random. Tapi, untungnya yang duduk dengannya seorang laki-laki, kalau wanita bisa berabe.

Amaya menepuk pundak Yaten. 

"Ada apa?" tanya Yaten.

"Aku mau tidur, kalian berdua jangan berisik." balas Amaya. 

Seiya mengangguk begitu juga Yaten, ia membiarkan kepala Amaya bersandar dipundaknya. 

~Skip Time~

"Ah, tanganku pegal. Sudah sampai ya?" balas Yaten. 

Tangannya kaku karena kepala Amaya bersandar di pundaknya. Semua penumpang bersiap-siap mengambil bagasi masing-masing begitu juga Taiki mencoba lewat. 

" Yaten kenapa kau masih diam?" balas Seiya menggoda.

"Ah, kau diam saja. Kalau mau coba provokasiku jangan disini." balas Yaten.

Yaten mencoba memanggil Amaya untuk bangun tetapi ia sepertinya tertidur lelap. "Gimana ini Taiki? dia ketiduran."

"Amaya, bangun!" panggil ketiga pria tersebut.

Akhirnya beberapa menit kemudian, ia terbangun dan mengucek mata. "Ada apa? sudah sampai?" balasnya.

Mereka bertiga mengangguk.

"Yaten, apa kau tidak apa-apa?" balas Amaya.

Pria berambut silver itu mengangguk, ia tidak mau membuat gadis yang ia cintai khawatir kalau tangannya kesemutan. Akhirnya kami berempat turun dari pesawat saat mereka melihat dibandara itu sudah ada kerumunan 'fans' lagi. 

"Ya ampun, para fans itu belum menyerah juga?!" balas Yaten agak sedikit kesal. 

"Oh my, mereka bertiga dikerumunin fans lagi." Amaya tertawa terbahak-bahak.

"Tolong minggir, kami gak bisa lewat nih." balas Seiya merasa sedikit kesal juga. 

"Amaya kemana?" Yaten bingung.

Dari belakang ia melambaikan tangan sambil melompat, dari ketiga Three Lights, dia yang paling pendek. Hampir sebahu Yaten lah. 

Akhirnya, Seiya memaksa melewati para kerumunan fans. Kedua pasangan berambut pirang dan berambut hitam dari arah sebaliknya. Ketika mereka berpapasan Seiya melihat ke belakang menatap si pirang itu. 

The Stars collide with Earth ( A Sailor Moon fanfic) [COMPLETED]Where stories live. Discover now