Part 11

9.7K 1.1K 151
                                    

Haechan berdiri memandang sendu rumah yang sudah ia tinggalkan.

"Eomma.. Appa.. Haechan kembali.." Ucap Haechan lalu mengambil langkahnya memasuki rumah itu.

**

Terlihat dua orang pria duduk berhadapan di kafeteria rumah sakit Seoul dengan wajah tertekuk.

"Haechan tidak mungkin melakukannya... Aku tau itu.." Jaemin, salah satu pria itu berkata menenangkan sahabatnya, Renjun.
Renjun sudah menceritakan semuanya pada nya.

"Lalu siapa Jaemin-ah? Kasihan Haechan.." Renjun mengacak rambutnya.

"Pasti ada jalan keluar.." Jaemin mencoba berfikir.

"Renjun.. Bagaimana kalau kita bertanya pada farmasi. Dia pasti tau siapa saja yang mengambil obat pereda nyeri itu."

Renjun mengangguk lemah lalu berjalan mengikuti Jaemin menuju farmasi. Mereka tidak menyadari seseorang mendengar percakapan mereka.

'Maafkan aku Haechan-ah...'

--skip--

Renjun dan Jaemin sudah sampai di farmasi. Melihat orang yang dicari mereka segera nemanggilnya.
"Winwin hyung!"

Winwin, pria berambut pirang itu mengalihkan pandangannya dari obat-obatan di rak untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Ada apa?"

"Aku yakin hyung sudah mendengar berita mengenai Haechan." Jaemin menjawab pertanyaan Winwin.

Winwin mengangguk.
"Aku sudah mendengarnya.. Haechan yang mencelakai pak direktur, iya kan?"

"Bukan Haechan pelakunya!!!" Renjun marah mendengar jawaban Winwin yang menyalahkan Haechan. Wajahnya sudah memerah karena amarah.

"Aku pikir memang Haechan pelakunya." Winwin mengangkat kedua bahunya.

"Kenapa hyung berpikir seperti itu?" Jaemin mengangkat alisnya penasaran.

"Resep obatnya.. Tulisan di resep obatnya memang tulisan Haechan." Winwin membalas.

Renjun dan Jaemin terdiam sejenak sedangkan Winwin sudah melanjutkan kembali kesibukannya dengan obat-obatan.

"Jaemin! Aku ingat! Lucas hyung! Dia meminta Haechan menuliskan resep obat untuk penyakit rematik!" Bisik Renjun pada Jaemin. Ia mengingat sesuatu dan refleks memukul Jaemin brutal. Ia merasa ada jalan keluar. Sedangkan Jaemin yang dipukul meringis kesakitan.

"Coba kau tanyakan pada Winwin hyung." Jaemin menatap kesal Renjun.

"Hyung!" Panggil Renjun yang dibalas dengan deheman.

"Kau ingat tidak siapa yang mengantarkan dan mengambil obatnya?"

Winwin terlihat perfikir sejenak.
"Lucas. Dia yang mengantarkan resepnya dan tentu saja dia yang mengambilnya."

"Hyung! Ikut kami sekarang juga!" Renjun menarik tangan Winwin untuk ikut bersamanya dan Jaemin.

"Taeil hyung!, tolong jaga farmasi sebentar untuk Winwin hyung." Pesan Jaemin pada Taeil yang sedari tadi bersama Winwin di farmasi.

Merasa dipanggil Taeil hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

**

Di ruang kerja Mark tampaklah pria berkebangsaan Korea-Kanada yang terduduk di meja kerjanya dengan beberapa berkas dihadapannya sedangkan Jeno, ia sedang menyeduh teh untuk ibu Mark yang terduduk di salah satu sofa yang sudah disediakan di ruangan itu.

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu itu Mark dan Jeno berpandangan sejenak hingga akhirnya Mark mengangguk.

Different Feelings -- Markhyuck And Others ;))Where stories live. Discover now