Part 17

9K 952 67
                                    

"Jungwoo hyung!"

"Yahhhhh, Minhyung ku yang kecil kini sudah tidak kecil lagi." Jungwoo terkekeh menghampiri Mark dan memeluknya ramah.

"Woah, hyung kapan pulang? Kenapa tidak bilang?" Mark bertanya pada hyung nya itu. Senyuman lebar tidak luntur dari wajahnya.

"Tadi pagi kkk, Jeno yang menjemput, hyung sengaja tidak bilang padamu karena ingin memberimu kejutan."

"I see, jadi hyung akan bekerja disini?"

"Iyes" Jungwoo mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum tampan.

Mark benar-benar bahagia. Hyungnya, orang yang selalu menjadikannya motivasi, pulang kembali. Ia sangat merindukan hyungnya. Walaupun ia sering bertelepon dan video call, itu tidak cukup menurut Mark.

"Jadi sajangnim, apa aku di terima?" Jungwoo bertanya sambil menggoda adiknya.

Mark memutar bola matanya pura-pura kesal.
"Ya ya, kau diterima."
Mark tertawa kecil.

"Oh ya, aku dengar kau sudah dijodohkan ya? Kenapa kau tidak memberitahuku? Dasar."

"Untuk apa aku memberi tahumu?" Mark memicingkan matanya.

"Agar aku bisa menggodamu." Jungwoo mengejek Mark sambil mengeluarkan lidahnya lalu berlari keluar dari ruangan kerja Mark.

"Aish, dasar." Mark tersenyum. Walaupun tingkah hyungnya yang menyebalkan, itulah yang membuatnya selalu ingat dan sayang pada hyungnya. Hyungnya itu orang yang asik menurutnya.

**

"Hei, Haechan, aku dengar dari Yuta kita ada kedatangan dokter baru. Dia bilang tampannya melebihi sajangnim." Renjun memulai pembicaraan dengan Haechan yang tengah membereskan meja nya dari daftar-daftar pasien yang baru saja ia periksa.

"Dokter baru?" Haechan menaikkan sebelah alisnya.

"Yes, dokter baru, dokter spesialis jantung, menggantikan Lucas hyung." Renjun membenarkan.

"Hmm.." Haechan mengangguk mengerti.

"Aku penasaran seberapa tampan dokter baru itu. Kalau benar-benar tampan aku akan meninggalkanmu dan beralih menjadi suster nya." Renjun terkekeh sebelum akhirnya terdiam karena kepalanya dipukul dengan tanpa perasaan oleh Haechan.

"Dasar tidak setia. Cih." Haechan memicingkan matanya lalu menatap tajam Renjun yang sedang mengelus kepalanya yang nyeri.
"Cepat panggil pasien selanjutnya." Perintah Haechan yang segera dilakukan oleh Renjun.

**

Dikediaman keluarga Lee

"Yeobo, aku sangat senang Jungwoo akhirnya pulang. Aku sangat merindukan anak itu." Mom terkekeh sambil mengalihkan pandangannya dari televisi pada suaminya yang tengah duduk disampingnya menemaninya.

"Kkk aku juga begitu." Tuan Lee mengelus pelan tangan istrinya.

Pasangan itu terdiam sejenak sebelum akhirnya mom membuka suara.
"Ah! Aku ada ide! Bagaimana kalau-"

**

Rumah sakit

"Hei, Minhyung, apa aku benar-benar belum boleh bekerja?" Jungwoo bertanya pada adiknya yang tampak sibuk dengan komputernya. Ia tidak bekerja melainkan main game. Jungwoo hanya menggelengkan kepalanya maklum dengan tingkah adiknya ini.
Melihat tidak ada respon dari adiknya itu, ia mengulang pertanyaannya lebih keras.
"Oi, Lee Minhyung, kau disana? Aku bertanya padamu, apa aku benar-benar belum boleh bekerja?"

"Aish hyung, kau berisik sekali. Sudah ku bilang, jangan panggil aku Minhyung, panggil aku Mark dan ya, appa bilang kau harus istirahat hari ini jadi pulanglah, aku sedang sibuk."

Different Feelings -- Markhyuck And Others ;))Where stories live. Discover now