Part 14

10.2K 1K 138
                                    

Mark memandang keluar jendela ruang kerjanya dan menghembuskan nafasnya pelan. Jeno baru saja pergi keruangannya sehingga kini ia sendiri.

"Kamu dimana, Haechan?" Mark berbisik pelan.

Saat tengah sibuk dengan pikirannya, telepon genggam Mark yang terletak di meja kerja nya tiba-tiba berbunyi sehingga membuyarkan pikirannya.

Mark menyernyitkan kedua alisnya. Ia tidak mengenal nomor asing itu. Walaupun demikian ia tetap mengangkat nya.

"Halo? Jeno? Ini Haechan." Terdengar suara yang sudah lama Mark rindukan dari seberang sana.

Mark menatap ponsel di tangannya tidak percaya.
"Haechan?"

Mark sangat senang. Haechan meneleponnya. Tapi tunggu.. Jeno? Kenapa ia memanggil Jeno?

"Haechan? Kau kah itu?" Mark memastikan.

"Ma..Mark hyung.." Di dengar dari sura Haechan, Mark yakin Haechan pasti sangat gugup.

"Haechan.." Mark menahan nafasnya. Ia sangat ingin mengatakan bahwa ia sangat rindu pada pria manis itu tapi ia urungkan.
"Kau kemana saja?"

"Aku.. Maaf aku tidak bisa.."

"Ada banyak hal yang ingin aku beritahu Haechan.. Kumohon.." Mark merasa sangat kecewa.

"Maaf hyung.." Haechan mematikan telepon genggamnya secara sepihak membuat Mark melempar handphonenya kesal ke atas meja. Ia mengacak surainya kasar. Tidak bisa, begitu. Ia harus menemuinya secepatnya.
Mark mengambil telepon ruangannya dan menelepon Jeno untuk ke ruangannya.

"Ada apa hyung?" Jeno bertanya heran melihat wajah Mark yang tidak santai.

"Tolong lacak nomor telepon ini, ini sepertinya nomor telepon Haechan. Bagaimana ia bisa tahu nomor ku dan.. Dia memanggilku Jeno.." Mark menyerahkan nomor itu pada Jeno sambil menatap pria itu penuh selidik.

Jeno menaikkan sebelah alisnya lalu tertawa kecil.
"Ia meminta nomor telepon ku tapi aku memberikan nomor mu padanya." Jawabnya enteng.

Mark memutar bola matanya malas.
"Ya sudah, tolong selidiki nomornya."

**

"Aduh bagaimana ini.. Kenapa Mark hyung yang angkat?" Tanya Haechan pada dirinya sendiri dengan panik.

Tok tok tok

"Masuk!" Haechan menyuruh orang yang mengetuk pintu kamarnya untuk masuk.

"Belum tidur, Haechan-ah?" Halmoni masuk kedalam kamar Haechan dan menemukan cucunya belum tertidur.

"Aku tidak bisa tidur halmoni. Halmoni belum tidur?"

"Halmoni ingin melihat cucu halmoni dulu." Nenek Haechan tertawa kecil.

"Ahhh, begitu.." Haechan mengangguk mengerti sambil membalas senyuman Halmoni.

"Apa kau memikirkan pacarmu?"

Mendengar pertanyaan Halmoni membuat Haechan salah tingkah.
"Aku tak punya pacar Halmoni!" Wajah Haechan memerah.

"Baiklah-baiklah, halmoni mengerti. Kalau begitu halmoni tidur dulu. Cepatlah tidur Haechan-ah."

Haechan mengangguk mengerti. Halmoni mencium kening Haechan lalu pergi meninggalkan cucunya.

**

"Hyung, aku sudah mendapatkan informasi dimana Haechan berada." Tampak Jeno memasuki ruangan Mark.

Different Feelings -- Markhyuck And Others ;))Where stories live. Discover now