Part 20

9.1K 808 42
                                    

Akhirnya saya kembali update :"

--------

Hari ini adalah hari yang cerah. Hari yang cocok untuk beraktivitas diluar. Begitu juga dengan keluarga Lee dan Haechan. Sesuai rencana mereka pada hari sebelumnya, mereka akan bermain watersports.

Mereka tampak sibuk membawa barang-barang kedalam transportasi yang akan mereka gunakan.

"Jungwoo-ah, dimana Haechan?"

Jungwoo yang ditanya oleh mom segera memcari keberadaan Haechan.
Ia lalu mendapati Haechan tengah kesulitan membawa barang-barangnya.
Jungwoo melirik Mark yang tengah membawa barangnya lalu menghampirinya.

"Hei, Minhyung!" -JW

Mark memandang hyungnya dengan pandangam tidak suka. "Hyung! Sudah berapa kali ku ingatkan, jangan memanggilku Minhyung."
Mark memanyunkan bibirnya lucu membuat Jungwoo menahan diri tidak menampar wajah adiknya.

"Biar aku bawa barangmu, apa kau tak merasa kasihan pada Haechan? Ia kelihatannya kesulitan dengan barang bawaannya." Jungwoo menawarkan sambil menunjuk Haechan dengan dagunya.

Mark melihat pada arah yang ditunjuk Jungwoo.
"Ah, betul juga! Makasih hyung, aku pergi dulu."

Jungwoo memandang punggung Mark yang menjauh sambil tersenyum miris lalu membawa barang yang dibawa Mark tadi masuk kedalam mobil.

"Haechan, kau kesulitan?"

Tubuh Haechan menegang mendengar suara Mark. Pria yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman. Pria yang bisa membuatnya menimbulkan semburat merah di kedua pipinya.
"A-ah hyung, aku tak apa." Haechan tersenyum canggung.

Mark bingung melihat wajah Haechan yang merah.
"Hei, apa kau sakit? Mau istirahat saja?"

"A-aku baik-baik saja. Ayo kita segera ke mobil." Haechan tertawa canggung lalu segera membawa barang-barangnya pergi.

Mark tersenyum gemas melihat sikap Haechan.

Apa kah ia boleh berharap untuk Haechan menyukainya kembali?

**

Suasana pantai saat itu tidak ramai mengingat hari ini bukan hari liburan. Haechan tidak sadar mengeluarkan kata-kata pujian melihat keindahan pantai yang kini mereka pijaki.
Pasir putih bersih dipadukan dengan laut biru membuat siapa saja yang melihatnya berdecak kagum.

"Kalian bersenang-senang lah. Dad dan mom akan berasa di cafe sana." Dad memberi tahu ketiga pria itu lalu meninggalkan mereka. Mereka sudah tua dan tidak sanggup bermain watersport seperti anak dan calon menantunya itu.

Haechan, Mark dan Jungwoo mengangguk semangat lalu segera bersiap-siap untuk bermain permainan air.

Mereka menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian mereka menjadi pakaian renang.
Haechan hampir mengeluarkan cairan merah dari hidungnya saat melihat kedua kakak beradik itu.
Mark dan Jungwoo yang menggunakan celana pantai di padukan dengan kemeja yang sengaja tidak ia kancingkan sehingga Haechan bisa melihat perut mulus dengan abs yang menggiurkan.
Ia melirik perut di balik kaos yang ia pakai lalu merabanya pelan. Berharap ia juga memiliki abs yang keren, bukan tummy yang lucu.

Setelah mengganti pakaian mereka, Haechan, Mark dan Jungwoo segera menghabiskan waktu mereka dengan permainan dan olah raga yang tersedia di pantai itu tanpa melewatkan satu pun.
Tidak terasa jam sudah menujukkan pukul 1.30 siang. Mereka sudah lapar karena memang sudah melewati jam makan siang. Ketiga orang itu segera membersihkan diri lalu menemui mom dan dad di cafe yang ditunjuk.

"Kalian lama sekali. Apa begith seru sampai kalian lupa jam?" Dad terkekeh melihat kedatangan ketiga orang yang sudah ditunggu-tunggunya sedari tadi.

"Maaf dad, terlalu seru." Jungwoo tertawa melihat ayahnya yang pura-pura ngambek.

"Sudah-sudah, ayo kita makan siang." Mom menengahi.

**

Keluarga Lee dan Haechan kini sampai di sebuah restoran outdoor mewah yang menghadap langsung ke pantai.
Mereka menghabiskan makan siang mereka sambil menikmati suara ombak serta hembusan angin laut yang menyejukkan.

"Haechan, bagaimana? Apa kau menikmati liburanmu hari ini?" Mom tersenyum gemas melihat Haechan dengan pipi yang menggembung berisi makanan.

Haechan melirik Mark dan Jungwoo sekilas lalu mengangguk sambil tersenyum manis pada mom.

Mark hampir saja memekik gemas melihat tingkah Haechan yang seperti anak-anak mendapat es krim.

"Syukurlah kalau kalian menikmati nya. Hari sudah gelap, ayo kita kembali ke vila. Kalian pasti sudah capek setelah menghabiskan tenaga kalian bermain." -Dad

Mereka lalu pulang ke vila. Dalam perjalanan Haechan tertidur di sebelah Mark dengan kepala yang bersandar rapi di bahunya.
Mark melirik sekilas pada Haechan yang berada di sisi kanannya lalu beralih menatap Jungwoo yang duduk di sisi kirinya.

"Hyung.." Mark berbisik.

Jungwoo yang sedari tadi sedang memandang keluar jendela mangalihkan pandangannya pada adiknya.
"What?"

Mark berfikir sejenak sebelum kembali membuka suara.
"Kau.. Semalam menangis. Apa yang terjadi?"

Jungwoo sempat terkejut dengan kepekaan adiknya itu segera menetralkan ekspresi wajahnya lalu tersenyum.
"Hei! Aku bukan anak-anak, mana mungkin aku menangis. Kau tau kan di pantai banyak pasir. Mataku kelilipan. Sudah-sudah, jangan berbicara terus, Haechan akan terganggu dengan suara kita."
Jungwoo tertawa miris dengan ucapannya sendiri. Kelilipan? Ia pasti bercanda. Beruntung hari sudah gelap sehingga Mark tidak melihat jelas wajah hyung kesayangannya itu.

Mendengar penjelasan Jungwoo, Mark hanya mengangguk paham. Ia kembali melihat wajah Haechan yang masih tertidur damai di bahunya. Pemandangan itu membuat hatinya menghangat sehingga tanpa sadar senyum kembali terukir di wajah tampannya.

--

Sesampainya di villa, Haechan, mom dan Jungwoo segera masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Sedangkan Mark dan dad sedang menikmati pemandangan pantai di malam hari di depan villa.

"Dad, sepertinya besok Mark harus kembali ke Korea. Jeno menelepon tadi. Ia sepertinya kesulitan dengan pekerjaan." Mark membuka pembicaraan dengan ayahnya itu sambil terkekeh pelan mengingat cara Jeno memelas padanya untuk segera pulang.

"Ah, begitukah? Itu tidak baik. Dad akan menyuruh sekretaris dad untuk memesankan tiket besok sore." Dad menyetujui Mark.
"Lagi pula Haechan kelihatannya juga sudah merindukan pekerjaan. Dad tidak sengaja mendengarnya berbicara dengan teman-temannya dj telepon." Dad tertawa pelan.

Mark tersenyum mendengar perkataan dad.

"Kelihatannya kau sudah terbiasa dengan keberadaan Haechan." -Dad.

"Yah, begitulah. Setelah mengenalnya lebih, ia cukup menggemaskan."

"Syukurlah kalau begitu. Kau sudah membuka hatimu untuknya. Bukankah itu sangat bagus?" Dad menatap anak bungsunya yang menganggukkan kepalanya menyetujui perkataan ayahnya.

"Tidurlah Mark, ini sudah malam, dad juga akan segera tidur." Ucap dad pada Mark sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Dad tidurlah duluan, aku masih belum mengantuk."

"Baiklah, jangan terlalu larut. Good night my son."

"Night dad."

Setelah dad sudah masuk ke dalam villa, mark kembali menatap langit-langit gelap yang di penuhi bintang-bintang yang indah.
Ia sangat menikmati waktu-waktu nya bersama keluarganya dan juga Haechan.

'I'll make you mine, Haechan-ah.' -MK



---------

Halo!!! Maaf buat kalian menunggu lama ;;;

Terima kasih yang udah nungguin saya yang lemot ini TT

---------

Siapa yang mau Lucas balek lagi? Ehe xD

---------

Maaf kalau ada typo dan kesalahan kata, see you next chapter~~

Different Feelings -- Markhyuck And Others ;))Where stories live. Discover now