02. Pale Peach Rose

1.1K 201 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oikawa tidak tahu dia berada di mana sekarang. Matanya terasa amat berat, seakan sesuatu menahannya untuk tetap tertidur entah sampai kapan. Meskipun begitu, pendengaran dan penciumannya masih melakukan aktivitasnya. Dalam gelap, dia bisa mendengar suara nyanyian burung-burung dan dedaunan yang tertiup angin. Ada pula aroma khas dari bunga-bunga dan kayu, serta teh.


Sesaat ia mencoba untuk menggerakkan jemarinya dan berhasil. Ia meraba permukaan tempat ia berbaring, sebelum menyadari bahwa dia sudah tidak berada di hutan. Pada saat itulah ia mendapatkan cukup kekuatan untuk membuka matanya. Ia menerjapkan matanya beberapa saat, sebelum menyadari matanya sedang menatapi langit-langit yang terbuat dari kayu.


'Tunggu, langit-langit?'


Tanpa pikir panjang, Oikawa segera bangkit dari tempat ia sedang beristirahat—sebuah ranjang empuk. Ia menengok ke sana kemari, memastikan dia sedang berada di mana. Ruangan yang ia tempati dipenuhi oleh kertas-kertas serta buku. Temboknya tertutupi oleh tanaman merambat yang menari ditiup angin, sedangkan di meja sebelah ranjang tempat ia berada dan meja depan jendela terdapat vas yang penuh dengan bunga mawar.



Dalam keadaan panik ia langsung melangkah meninggalkan ranjang yang ia tempati, namun ia langsung terjatuh ketika rasa sakit menusuk kakinya. Sang pangeran mengerang nyaring, ia berguling sesaat di lantai sebelum melihat salah satu kakinya dibalut oleh perban putih. Ia terdiam beberapa saat, sebelum teringat pada rasa sakitnya lagi. "Urk—!"


Oikawa tersentak kaget ketika pintu terbuka. Ia belum sempat untuk bangkit dari lantai, ketika seorang gadis sudah berjalan masuk dengan nampan di tangannya. Kedua mata mereka bertemu. Oikawa memperhatikannya, secara perlahan tenggelam menuju sepasang mata (e/c) tersebut.


Gadis tersebut mendesah kesal. "Apa yang kau lakukan di sana?!" tanyanya ketus. "Segera bangkit menuju ranjang! Aku tidak mau mengangkatmu! Kau berat!" tambahnya sembari melangkah masuk dan meletakkan nampan di tangannya pada meja. "Sudah cukup aku membawamu dari hutan menuju tempatku!" tambahnya.


Oikawa menatapinya kebingungan. Ia perlahan duduk di lantai, menatapi gadis tersebut duduk dengan santai di kursi yang tersedia. Ia mengambil teko di nampan dan menuangkan teh pada cangkir yang ia bawa ke dalam, sebelum matanya menatapi Oikawa kebingungan. "Apa?" tanyanya. "Kau tahu, dibandingkan menetap di sana, naiklah ke ranjang. Akan kujawab pertanyaanmu," katanya.


Dengan perlahan Oikawa mendorong tubuhnya dari lantai, ia bertumpu pada salah satu kakinya, sebelum duduk pada ranjang lagi. Rintihan kecil keluar dari bibirnya, sebelum ia mengusap lengan kirinya perlahan. "S-Siapa kau," tanyanya. "D-Di mana aku? Apa yang terjadi padaku?" ia tidak menunggu jawaban dari gadis itu, sebelum terdiam ketika gadis itu malah menyeruput tehnya. "Jawab aku!"

Tale: The Prince and The Witch | Oikawa TooruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang