07. Purple Rose

752 156 4
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


(Name) melirik keluar dapur, memperhatikan Oikawa yang duduk dengan canggungnya di sofa. Sesaat pandangan mereka bertemu, sebelum sang penyihir segera kembali fokus pada kegiatannya. Ia menyeduh teh ke dalam teko dan mempersiapkan cangkir baru—cangkir yang biasanya digunakan oleh pangeran itu.


Sementara itu Oikawa tidak bisa tenang di tempatnya. Di sisi lain ia tahu (Name) baru saja kedatangan tamu—yang kebetulan pergi tepat ketika Oikawa tiba. Pangeran itu menyadarinya ketika ia melihat (Name) berada di luar ruangan dan adanya cangkir yang belum pernah ia lihat di meja. Awalnya ia berpikir kemungkinan salah satu dari tiga serigala yang mengidolakan (Name)-lah yang datang, tetapi jarang sekali Oikawa melihat mereka terpisah.


"Apakah tadi ada orang lain yang datang sebelum aku tiba?" tanya Oikawa ketika ia melihat (Name) berjalan keluar dari dapur. "Kalau memang ada, siapa?" ia kembali bertanya, sedikit terkesan agresif bagi (Name).


Sang penyihir itu sendiri hanya mengangkat bahunya sembari menuangkan teh ke cangkir milik Oikawa. "Hanya kenalanku saja," katanya. "Dia biasanya datang setiap bulan, tetapi belakangan ini dia sibuk sehingga kita jarang bertemu. Kebetulan sekali dia pulang sebelum kau tiba," ia menjelaskan. 'Dan untung dia pergi sebelum kau tiba.'


"Hanya kenalan?" Oikawa menatapinya kurang yakin. (Name) hanya mengabaikannya dan menyisip tehnya sendiri, sembari memperhatikan Oikawa. "Maaf kalau aku terkesan ikut campur urusanmu, tetapi aku hanya ingin tahu dan khawatir."


"Aku mengenalnya jauh lebih lama dari yang kau kira," (Name) menambahkan. "Sudahilah tentang kenalanku ini, rasanya tidak sopan membicarakan seseorang di belakang mereka. Kukira kau tidak akan datang hari ini. Lagipula ini sudah larut malam, kau seharusnya tetap di kerajaanmu."


Oikawa mencibir kecil. "Ayahku kedatangan tamu, aku tidak diijinkan pergi," katanya pelan. "Aku tidak peduli kalau aku harus berada di sana atau tidak, tetapi aku bisa meledak kalau terlalu lama diganggu oleh wanita itu!" gerutunya kesal.


Salah satu alis (Name) terangkat. Sedikit rasa ingin tahu tumbuh di dalam hatinya, sebelum ia meletakkan cangkirnya. "Apa yang terjadi?" tanyanya.


"Tunanganku datang," jawab Oikawa pendek. "Dan sungguh! Aku tidak menyukainya! Dia benar-benar manja dan selalu meminta perhatian! Sudah jelas aku sedang sibuk belajar dan tugasku, tetapi tetap saja dia menggangguku!"


"Bercerminlah, kau juga termasuk manja," ucap (Name) datar sembari mengaduk tehnya.


Tale: The Prince and The Witch | Oikawa TooruWhere stories live. Discover now