11. Fifteen Roses

741 151 19
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Enam hari.


Enam hari berlalu semenjak (Name) ditangkap. Selama enam hari itu Oikawa terus menerus berusaha memasuki penjara lagi, meskipun selalu dihentikan. Selama enam hari Oikawa dikunjungi oleh tabib-tabib di kerajaannya—bahkan ada tabib dari kerajaan sebelah. Semuanya untuk menghapus "sihir" yang (Name) gunakan pada Oikawa. Hingga akhirnya waktu eksekusi sudah semakin dekat.


Hari demi hari berlalu, stres yang dirasakan oleh Oikawa juga bertambah. Semakin lama ia menjadi lebih sering marah—bahkan Iwaizumi, Hanamaki, dan Matsukawa kena imbasnya. Hampir setiap saat Oikawa mengusir ketiganya, bahkan membentak mereka untuk meninggalkannya sendiri. Sulit untuk membuat Oikawa menurut—mengingat dia selalu keras kepala.


Dan hari ini adalah salah satu hari keberuntungan mereka—Oikawa membiarkan ketiganya memasuki ruang belajarnya dan diam di sana, melihat sang pangeran berusaha memfokuskan dirinya pada buku bacaannya. Iwaizumi dan Hanamaki terkejut ketika melihat buku tersebut berhubungan dengan sihir dan sejenisnya.


"Kau itu.." Iwaizumi mendengus kesal sembari mengusap keningnya. "Sampai kapan kau akan melakukan ini? Kenapa kau ingin sekali menolong penyihir itu? Aku tahu kalau kemungkinan terbesar dia adalah orang yang menolongmu dan yang selama ini kau temui, aku tahu dia adalah temanmu sekarang. Tetapi, kau tahu menolongnya sama saja bunuh diri, bukan?" tanyanya.


"Aku tidak peduli!" seru Oikawa. "Dia tidak pantas mendapatkan ini! Bahkan dia belum pernah menginjakkan kakinya keluar Hutan Utara setelah kematian ibunya sendiri! Wanita sialan itu malah menangkapnya!" gerutunya kesal sembari membanting buku bacaannya.


Hanamaki hanya bisa menghela napas pasrah. "Oi, Oikawa.. aku tahu kau peduli padanya, tetapi kau tidak perlu sampai seperti ini," katanya. "Kapan terakhir kali kau makan? Atau kapan kau akan membersihkan kamarmu? Semuanya terlihat seperti kapal pecah!" keluhnya sembari mengambil buku dan kertas yang berserakan di lantai.


"Sampai aku bisa mengeluarkan (Name) dari penjara," jawab Oikawa sembari lanjut membaca bukunya. "Aku tidak akan berhenti. Aku akan menghentikan ayahku sendiri kalau itu perlu!" gerutunya kesal.


Iwaizumi menatapi Oikawa keheranan. Ia terdiam untuk beberapa saat, sebelum melipat lengannya di depan dadanya. "Sekarang kau terlihat seperti seseorang yang sedang jatuh cinta. Sampai-sampai kau rela melakukan hal seperti ini untuk perempuan itu," katanya. "Aku tahu kalau kau kasihan dan ingin dia mendapatkan kebebasannya lagi, tetapi—"

Tale: The Prince and The Witch | Oikawa TooruWhere stories live. Discover now