03. Pink Rose

1K 194 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada sesuatu yang aneh dari penyihir itu.


Oikawa tahu akan itu, ada sesuatu. Tetapi dia benar-benar tidak tahu apa yang membuatnya terus memikirkan gadis tersebut. Sudah lima hari berlalu semenjak ia ditolong olehnya. Dalam kurun waktu tiga hari luka-lukanya juga sudah sembuh—Iwaizumi dan Hanamaki heboh ketika melihat luka gigitan di kaki Oikawa sudah hilang di hari ketiga, Matsukawa di sisi lain kaget ketika dia tidak sengaja menendang lengan kirinya namun Oikawa tidak merasakan sakit lagi.


Sihir. Itu pastinya adalah sihir—lagipula (Name) memberikanya sihir untuk luka-lukanya. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa dia melakukannya? Oikawa tahu kalau ada penyihir menemukannya, mereka pasti akan berusaha membunuh Oikawa—lagipula ayahnya, sang raja, membenci penyihir. Rasa benci tersebut tentunya dibalas oleh para penyihir.


Dia tidak tahu berapa lama biasanya Oikawa melamun memikirkan gadis itu. Yang pasti adalah itu cukup lama hingga teman-temannya dan para pelayan mulai keheranan, terutama Iwaizumi—selaku teman masa kecilnya semenjak Oikawa baru belajar membaca. Dan saat ini juga termasuk saat-saat ketika Oikawa melamun di ruang belajarnya, menatap keluar jendela, menuju hutan.


Iwaizumi yang baru saja memasuki ruangan sang pangeran hanya menghela napas pasrah. Sambil berjalan menuju temannya, dia mengambil buku-buku yang berserakan di lantai. "Dasar, lain kali belajar untuk rapikan ruang belajarmu!" tegurnya sembari meletakkan buku tersebut di meja. "Aku tahu kau belajar untuk persiapan saat kau menjadi raja nantinya, tapi belajarlah untuk merapikan kamarmu! Kau itu sudah 24 tahun, astaga!"


Iwaizumi beracak pinggang, menunggu balasan dari temannya. Namun Oikawa tidak mengatakan apapun—malah mengabaikannya dan tetap melihat keluar jendela. Hal tersebut membuat Iwaizumi merasa sedikit terhina. Tanpa pikir panjang Iwaizumi mendekati Oikawa dan menjitak kepalanya, membuat sang pangeran tersadar dan merintih kesakitan.


"Sakit, Iwa-chan!" rengeknya. "Apa salahku?! Aku tidak membuat masalah lagi, bukan?!" ia mendengus kesal sembari melipat lengannya. "Lagipula aku ini baru saja sembuh! Setidaknya jangan kasar terhadapku! Aku teman masa kecilmu!"


"Tidak ada hubungannya," kata Iwaizumi. "Lagipula, kau itu sembuh terlalu cepat. Bagaimana cara luka gigitan itu hilang dalam tiga hari? Benar-benar tidak mungkin. Rasanya itu seperti sihir saja," gumamnya.


Sesaat pikiran Oikawa kembali teralihkan menuju penyihir yang menolongnya. Perlahan ia melihat menuju kedua tangannya sendiri, sebelum menghela napas. Iwaizumi menyadari helaan tersebut dan mengangkat salah satu alisnya. Tidak ada yang berbicara dari keduanya untuk beberapa saat, sebelum Iwaizumi menggaruk kepalanya.

Tale: The Prince and The Witch | Oikawa TooruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang