09. Golden Rose

714 146 4
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


(Name) tidak dapat menghentikan dirinya dari bersenandung riang sembari berjalan menyusuri pepohonan. Ia menggenggam keranjang di tangannya dengan erat, kedua pipinya merah, dan senyuman lembut terkukir pada bibirnya. Tiga siluman serigala yang tadinya hanya bersantai di bawah pohon terdiam dan segera mengikuti sang penyihir sembari menatapi satu sama lain dengan kebingungan.


"Oh," (Name) segera menyadari kehadiran mereka dan tersenyum ramah. "Kyou, Yahaba, Watari! Selamat siang," sapanya sembari menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatapi ketiga anak kecil tersebut dan berlutut di tanah. "Bagaimana kabar kalian? Apakah kalian memerlukan sesuatu?" tanyanya dengan perlahan.


Ketiganya membalas sapaan sang penyihir dengan riang, ekor mereka berayun-ayun girang. "Kami baik-baik saja, terima kasih sudah bertanya Tuan Putri!" kata Yahaba. "Hari ini apa yang akan Anda buat? Ramuan kah? Atau sihir baru? Bolehkah kami membantu Anda, Tuan Putri?" tanyanya girang.


Untuk sejenak (Name) hanya terdiam. Ia terkekeh geli, sebelum mengusap rambut Yahaba dengan perlahan. "Yahaba, tidak perlu seperti itu. Sudah kukatakan panggil aku (Name)—atau setidaknya Kak (Name) saja," katanya pelan. Namun Yahaba hanya diam dan menundukkan kepalanya, pipinya sudah semerah apel.


"Tidak adil! Aku juga!" rengek Watari sembari mengambil tangan (Name) yang kosong dan meletakkannya di atas kepalanya sendiri. "Aku juga ingin dielus oleh Tuan Putri! Kumohon!" cibir sang siluman manja. Senyuman mengembang di bibirnya ketika (Name) menurutinya tanpa keluhan apa pun.


(Name) terkekeh lagi. Ia menatapi kedua siluman tersebut sembari mengelus keduanya, sebelum matanya teralihkan menuju Kyoutani yang tetap diam dan mencibirkan bibirnya. Kyoutani menggeram, merasa iri kepada kedua sahabatnya, sebelum dia segera melangkah mendekat dan memeluk (Name) seerat-eratnya. Sang penyihir hanya tertawa.


"Tenang saja, Kyou juga dapat," kata (Name) sebelum memeluk ketiga anak kecil tersebut. Yahaba dan Watari hanya terkekeh sementara Kyoutani menggumam tidak jelas. Ia mengusap kepala Kyoutani dengan lembut, sebelum mengecup kening mereka satu per satu. "Kalau kalian mau ikut, aku tidak keberatan, ada beberapa tanaman yang perlu kuambil," katanya. "Dan setelah ini kita akan makan ayam bersama-sama!"


"Ayam!" pekik Watari girang, Yahaba hanya menyeringai lebar sementara Kyoutani menatapi (Name) dengan kedua mata terbuka lebar. Meskipun begitu (Name) melihat jelas ekor mereka bergoyang dengan girangnya.


"Apa hari ini Oikawa-sama akan datang?" tanya Yahaba dengan penuh rasa antusiasme. (Name) menatapinya terkejut, tidak menyangka dia akan menanyakannya. "I-Itu karena Tuan Putri—maksudku Kak (Name) selalu terlihat lebih senang dengan Oikawa-sama! Kak (Name) terlihat lebih cantik ketika tersenyum lebar di sekitar Oikawa-sama."

Tale: The Prince and The Witch | Oikawa TooruWhere stories live. Discover now