10. Black Rose

683 149 11
                                    



Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Oikawa berjalan menyusuri jalan dengan kebingungan. Ia mengencangkan topi yang ia kenakan, sembari melihat sekitarnya yang mulai ramai dan asik berbicara pada teman mereka masing-masing. Jarang-jarang penduduk kerajaannya seramai ini, bahkan ketiga sahabatnya juga tampak berbeda—Iwaizumi dan Hanamaki menjadi lebih siaga sedangkan Matsukawa yang biasanya selalu bercanda bersama Hanamaki menjadi lebih pendiam.


"Hei, apa sesuatu terjadi ke Matsukawa?" bisik Oikawa kepada Hanamaki, sembari melihat-lihat buah segar di depannya. "Rasanya dari tadi dia diam terus. Dan kenapa hari ini para penduduk jauh lebih ramai dari biasanya? Memangnya festival akan tiba?"


Sang prajurit yang mengangkat bahunya, sembari memasukkan beberapa apel segar dan stroberi menuju tasnya ia menjawab, "Setelah berburu sebentar dari hutan tadi pagi dia tiba-tiba seperti itu. Mungkin buruannya kabur atau dia kesal tidak mendapatkan apa pun," ia membayar buah-buah yang ia ambil dan menghela napas. "Dan.. kau tidak dengar, ya? Semuanya membicarakan hal ini dengan keras. Perhatikan sekitarmu lebih peka tidak salah, bukan?"


"Ya maaf saja kalau aku tidak peka dengan sekitarku! Aku sendiri juga kebingungan," keluh Oikawa. "Heey, Iwa-chan. Apakah hari ini ada sesuatu? Semuanya terlihat sangat senang begitu, rasanya aneh sekali," katanya. "Tunggu—jangan katakan Ayah sudah menentukan pernikahanku tanpa izin dariku dan menyebarkannya ke seluruh kerajaan?"


Sang sahabat hanya bisa mengangkat alisnya keheranan. "Ya, bersyukurlah kepada Tuhan dugaanmu itu salah. Ayahmu belum menentukan pernikahanmu, kau masih aman," katanya santai sembari. "Tetapi dari yang kudengar kemarin malam ada yang mengirimkan tim ekspedisi ke hutan, mereka menemukan sesuatu.. lebih tepatnya seorang penyihir," jelasnya.


Jantung Oikawa terasa berhenti dalam detik itu juga. Ia perlahan berbalik menuju sahabatnya, berusaha memastikan kalau apa yang ia dengar itu salah. "Tunggu, seorang penyihir?" tanyanya keheranan. "Siapa yang mengirim tim ke hutan? Matsun?" ia berbalik menuju sang wakil jenderal.


"Tidak, kukira kau tahu kalau kemarin malam aku menemanimu latihan," gerutu sang wakil kesal. Ketiga temannya hanya bisa kebingungan melihat reaksi yang berbeda dari Matsukawa. Ia menatapi teman-temannya yang tampak terkejut, sebelum mendengus kesal. "Maaf, aku masih kesal karena kejadian tadi pagi. Padahal tinggal sedikit lagi, urgh."


"Aku lebih kaget kau kesal, biasanya kau tidak apa-apa kalau buruanmu lepas," gumam Hanamaki. "Bukankah rasanya aneh kalau kau kesal seperti ini? Ya, memang sih saat kita berburu bersama buruanmu pasti paling sedikit."

Tale: The Prince and The Witch | Oikawa TooruWo Geschichten leben. Entdecke jetzt