Cantik - Episode Satu🍃

734 38 9
                                    

[Awal Kisah Ini Di Mulai]

💦

Sebenarnya tidak ada hal yang perlu kau banggakan di dunia ini kalau akhiratmu tertinggal, sebab yang menolongmu bukanlah hartamu melainkan amal dan kebajikanmu

======##======

Ketukan high heels bergemelatuk diatas lantai keramik yang licin. Memijakkan rumah mewah dengan sejuta ragam corak menandakan sang empunya adalah orang kaya.

Wanita itu berjalan dengan anggun, wajah cantik bergaun mini menampilkan tubuh sexy yang menggoda. Ia begitu percaya diri memasuki pekarang rumah seseorang, mengetuk pintu dengan jemari panjang nan lentik.

Tok...tok...tok...

"Spada" ia memencet bel perlahan dan berkali-kali. Memanggil seseorang dari dalam, belum ada yang berniat membukakan pintu untuknya.

"Apa-apaan ini, aku tak terbiasa menunggu seperti orang bodoh begini" ucapnya kesal. Ia kembali memencet bel secara beruntun dan tak sabar.

"Ya sebentar"

Sahutan seseorang dari dalam membuat wanita itu berhenti melakukan aksi pencet bel. Perlahan pintu terbuka dengan lebar, sosok pria bertubuh kurus berdiri di hadapannya dengan wajah pucat.

"Cari siapa?" tanya pria itu ramah. Ia menampilkan senyum lembutnya.

"Rafqis" jawab wanita itu singkat.

"Saya sendiri, ada yang bisa saya bantu. Mari masuk" kata Rafqis mempersilahkannya untuk duduk di sofa empuk. Wanita itu menatap pria itu intens. Ia menilai dari ujung kaki hingga kepala, apa istimewanya manusia yang seperti mayat hidup ini. Sepertinya pekerjaannya akan lebih mudah mengingat dirinya akan menghintung kelender atas kematian pria itu.

"Saya ingin menjadi patner anda". Ia tersenyum manis, ada sirat menggoda di baliknya. Ia berpindah duduk tapi Rafqis mengintrupsi.

"Mbok Minah" teriak Rafqis, "Bisa tolong kesini sebentar? Bawakan orange jus, untuk wanita---"

"Shireena Alkia" ucap wanita itu membenarkan seraya mengulurkan tangannya seperti memperkenalkan diri.

"O...maaf" Rafqis menangkup tangannya dengan senyum sopan. Sementara Shireena menarik kembali uluran tangannya.

Sok suci. Bathinnya berdecak!

Seseorang yang di panggil dengan nama mbok Minah muncul dari arah dapur, membawa nampan dengan dua gelas di atasnya. Orange jus dan---susu?. Shireena hampir tertawa melihatnya, seperti mencemooh dengan tak kasat mata.

Shireena melirik saat mbok Minah mempersilahkan minum, Rafqis meminum-minumannya dengan pelan hingga setengah. Memperhatikan geraknya secara detail, seperti anak SD saja masih meminum susu. Lagipula ini masih sore untuk apa Rafqis meminum susu, sungguh aneh.

Tantangan yang begitu mudah bukan? Dicocolin susu saja pria ini pasti akan menjadi penurut seperti anak yang baru belajar berjalan, mudah diatur.

"Anda datang sebagai patner saya dibagian apa?". Hmm, sepertinya pria yang seperti mayat ini mencoba menegoisasikan posisi Shireena untuknya di kantor. Kesempatan yang menguntungan, Shireena bisa selalu dekat dengannya kalau begitu. Pucuk dicinta ulam pun tiba.

Shireena berdehem sejenak, mengarah pandang ke bibi yang masih setia berdiri dibelakang Rafqis. Sudah seperti bodyguard saja.

"Biarkan mbok Minah disini, saya tidak bisa berduaan dengan anda. Wanita--asing, bukan mahrom" katanya seraya tersenyum.

Cantik - Rahasia Di BALIK NIQAB || Edisi Revisi📝Where stories live. Discover now