Cantik - Episode Sebelas🍃

168 14 6
                                    

[Menikahimu]

💦

Kesadaranku memang terlambat tapi tidak dengan kesempatan yang ada aku sia-siakan. Hanya tersisa sebatas hubungan namun begitu berkesan mendalam. Sebentar tapi menyakitkan!

***

Setelah terjadi pendarahan pada hidung Rafqis ternyata itu bukanlah hasil pemulihan yang selama ini diperjuangkan. Melainkan bentuk dalam keprihatinan mendalam.

Rafqis mulai kembali lemah, denyut nadinya melemah terpaksa Shireena melarikan kerumah sakit. Mengebut dengan kecepatan yang tinggi, Shireena yang mengemudi.

Posisi supir yang tadinya tampak santai malah kena bentakan Shireena saat ia melaju dengan kecepatan 40km/jam. Alhasil ia disuruh pindah tempat di samping kemudi dan Shireenalah yang mengendalikan.

"Neng, ane takut nih. Kecepatannya turunin, ane gak mau mati. Belum nikah" katanya curhat, air mukanya sudah berkerut tak menentu.

"Diam! Dan sekarang telfon dokter Herry bilang ke dia saya di jalan bersama calon suami yang saya sakit!"

Dengan tangan gemetar sopir taxi itu mencari nama dokter yang di sebutkan Shireena, tapi sekarang ada permasalahan lain.

"Sudah ketemu belum?"

Ia menggeleng, "se--benarnya ane tidak punya ilmu main hp beginian, Neng. Megang yang canggih saja baru kali ini. Saya mah orang kampung" katanya sedikit menyesal dan terlihat sedih.

Shireena memutar bola matanya kesal, zaman sudah semakin canggih masih saja ada yang gaptek soal teknologi. Malahan dulu katanya pernah di prediksi kiamat tahun 2012 tapi ternyata isu tersebut tidak mematikan teknologi, malahan makin memarak dan semakin menjadi. Harga delapan ratus ribu pun bisa sudah mendapatkan barang tersebut, walapun sekken.

Lagipula siapa mereka? Ramalan mereka bisa saja meleset tapi kehendak Allah tidak ada yang terlewat. Jangankan nunggu tahun 2012 akhir tahun 2011 kalau Allah sendiri sudah mengatakan 'jadilah' maka 'jadi' tidak ada yang bisa mengelak.

Jangankan android sistem sekarang juga terkenal mendunia, seperti komputer yang bisa diputar layarnya. Ya ampun, cobaan Shireena hari ini lengkap.

"Pegang setirnya, lihat jalan yang benar"

Sopir taxi itu memelototkan matanya, "tapi kita harus berheti dulu, Neng"

"Diam! Jangan berisik. Abang cukup pegang setirnya biar tangan dan kaki saya yang bekerja" ucapnya dengan cepat. Kedua tangannya memencet-mencet angka namun sesekali memasukan gigi pada mobil. Sementara kedua kaki panjangnya terus saja meng-gas mobil dengan kecepatan sedang karena saat seperti ini otak, hati, beserta anggota tubuh lainnya harus singkron untuk melanjutkan pekerjaannya sendiri.

Dalam hati sopir taxi itu terus merafalkan doa agar mereka selamat sampai tujuan dan masih dalam keadaan sehat, tidak ada yang kurang satupun.

"Shiiiiiii..." panggil Rafqis pelan. Kepala Rafqis terasa semakin sakit. Bahkan keringat sebesar biji jagung mulai bermunculan.

"Hallo, Herry cepat kau siapkan kamar untuk calon suamiku!" tekkk.., panggilan terputus begitu saja. Siapa lagi kalau bukan ulah shireena yang memang sesuka-sukanya saja.

"Sabar. Sebentar lagi kita akan sampai" Shireena memalingkan wajah kebelakang, memanjangkan tangannya untuk mengelus kepala Rafqis tapi pria itu menghindar lalu menepis tangan Shireena, memepetkan tubuh di jok kursi belakang yang memang sudah terlalu mepet. Seolah mengerti Shireena pun menarik tangannya kembali seraya tersenyum kecut.

Cantik - Rahasia Di BALIK NIQAB || Edisi Revisi📝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang