Cantik - Episode Enam belas II 🍃

49 5 0
                                    

Berjalan tiga puluh menit.., dalam baluttan mukkena putih wanita itu tengah sholat dalam khusyu'nya. Rafqis terus memperhatikan gerakan dari takbir, rukuk, juga sujud hingga rakaat terakhir. Mata itu tak lepas dari pandangan pada tiap-tiap rakaatnya, tampak masih berantakan, hingga di tahiyat akhir Shireena memberi salam lalu melempar senyum sebentar sebelum berdoa.

Kedua tangan itu menengadah seirama dengan gerakan bibir yang entah apa ia minta. Yang jelas wajah itu tampak begitu dalam ketika meminta pada Dia——Rabb semesta alam. Sekelibat gurat sedih terlihat dari balik lentiknya bulu mata hingga usai usapan tangan pada wajah menunjukkan bahwa sholatnya selesai.

"Liattin terus.., sampe lupa kedip" katanya dengan tangan melipat sajadah dengan bentuk lipatan dua persegi panjang.

"Cantik sih" jawab Rafqis sambil menepuk-nepuk bagian kosong atas kasur——menyuruh Shireena segera mendatanginya.

Setelah duduk mereka saling berhadapan dan melempar senyum. Binar pengantin baru diterpa masalah masih terlihat bahagia dan sama-sama menutupi dengan baiknya.

"Nambah deh cantiknya kalau habis sholat gini" berusaha mengombal sekaligus memuji. Mengisi malam mereka dengan segala gombalan sepasang suami dan istri. "Lebih bersinar" lanjutnya.

Gemas. Shireena mencubit pelan, "mau cerita apa ngegombal? Aku udah siap dengerin"

"Baiklah. Dengerin ya.., ini baik untuk masa depan dunia akhirat kita. Saya mau cinta kamu sampai Jannah. Bisa kan?" Rafqis memberi jeda sebelum memulai. Memandang Shireena yang juga sedang memandangnya. Tangan itu berusaha menggapai kepala Shireena, menyentuh ubun-ubun lalu berganti dengan mengusap kepala yang masih berbalut mukkena.

Hanya di hadiahi senyum.., Shireena menyandarkan kepala di pundak Rafqis. Menautkan jemarinya kedalam genggaman Rafqis sedangkan tangan satunya menumpukkan dalam genggaman itu. "Insya allah"

"Aamiin ya Rabb..," satu kecupan mendarat diubun-ubun Shireena. Mendadak tubuhnya berjengkit menerima perlakuan itu. Ini pertama kalinya Shireena mendapatkan kasih sayang hangat dari lelaki yang sepertinya tulus menerimanya——ingat ya sepertinya karena hati Shireena merasa bersalah bila nantinya ia meninggalkan Rafqis.

"Dimulai dari pertanyaan ya.., menurut kamu waktu malam itu pukul berapa sih?"

"18.30"

"Pinter" Rafqis mendaratkan kecupan sekali lagi.., "anggep sebagai hadiah karena jawaban kamu benar" ujarnya. Kemudian melanjutkan, "namanya muqqadimatul lail maksudnya jeda waktu menuju malam yang disebut dengan Maghrib" Rafqis bergerak sedikit memastikan Shireena mendengarkan.

"Dalam bahasa arab malam itu disebut Lail——merujuk pada bagian shalat malam disebut qiyamul lail. Contoh, kamu pernah puasa kan?"

Shireena mengangguk di sandaran Rafqis. "Pernah.walaupun aku jarang sholat puasa ramadhanku insya allah nggak bolong kalau bukan karena menstruasi" akunya

Rafqis tersenyum senang mendengar penuturan itu..,"oke. Jadwal mulai puasa kapan?"

"Waktu subuh"

"Terus waktu berbuka kapan?"

"Maghrib"

"Kata Allah dalam surah al-baqarah ayat 187, ṡumma atimmuṣ-ṣiyāma ilal-laīl, maksudnya sempurnakanlah puasa sampai di awal malam——maghrib. Waktu maghrib itu sempit karena cahaya matahari mega terlihat dibatas waktu. Sangking sempitnya kadang banyak orang yang suka ketinggalan lantaran sholat maghrib yang begitu singkat.

"Manusia pertama yang mengerjakan shalat Maghrib ialah Nabi Isa 'alahissalam, yang yakni Allah akan mengeluarkannya dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenam matahari. Maka, Nabi Isa bersyukur dengan bersujud sebanyak tiga kali.

Cantik - Rahasia Di BALIK NIQAB || Edisi Revisi📝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang