Cantik - Episode Sepuluh🍃

216 15 6
                                    


[Bertemu Denganmu]

💦

Kalau aku bisa memilih aku tidak ingin jatuh dan cinta padamu yang sama sekali tidak memikirkanku!

======...======

Qs. Al-Anbiya' 85 - 86 :
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar.

Mengalami kesulitan lalu bermohon pada Allah dalam suasana gelap, capek, sunyi, sulit. Dan mulai doa'anya dari Alla illaha illa aanta subhanaka inni kuntu minnadzolimin.

Mungkin ini yang namanya Qhommam (awan gelap yang menyelimuti). Semua terasa sesak dan tiada siapapun yang tolong. Karena tidak ada yang melihat kami di balik gelapnya ruang kosong yang sebenarnya menjadi gudang penyimpanan alat-alat klining servis.

Lepas dari semua ...

DUGH!

"Jangan anggap semua perempuan lemah Om Demian! Meski aku mencintai anakmu akan tetapi aku tidak lupa dengan janjiku padamu" menghidupkan lampu senter dari benda pipih canggih bernama Iphone, Shireena mengarahkan seberkas cahaya di wajah Om Demian yang mengalami kesakitan karena sundulan dengkul kaki di tempat berharga Om Demian.

Shireena merundukkan tubuhnya, lalu mendekatkan sedikit bibirnya ke telinga Om Demian, "kau lupa siapa Shireena, Om? Jangan pandang aku lemah karena barettan di pipi yang kau tusukkan!" menegakkan tubuh, mundur sedikit, Shireena mengambil tempat untuk menendang dengan kekuatan keras menurut wanita, sampai Om Demian terjengkang kebelakang.

"Bagaimana? Sakit? Kita impas! Bersyukurlah aku tidak memecahkan alat berhargamu yang kau bangga-banggakan di depan perempuan yang sebenarnya hanya mau uangmu saja" mengambil sapu, melemparkannya kuat ke depan Om Demian.

THAK! Pas! Batang sapu itu mencium kening Om Demian. Di gerakan slow mention Shireena berujar, "tempat temaram ini cocok untukmu bermalam. Selamat menikmati" mematikan cahaya senter. Shireena keluar dengan wajah berkerut sembari menghembuskan nafas lega. Tidak lupa Shireena mengunci pintu itu, biarlah Om Demian bertemankan tikus, kecoa, cicak, atau sejenisnya. Siapa tau Om Demian bisa bertaubat, karena biasanya malam-malam Om Demian di temani wanita-wanita yang memakai baju belum selesai di jahit.

"Heiiii ... "

DORŔR DORRR.., "kauuuuuu, jangan berani-beraninya mengunciku di tempat ini Shireena. BUKAAAAAA" Om Demian berteriak dari dalam, "mungkin kau lupa Shireena" nafas Om Demian terdengar tersengal, "kalau aku bisa lebih kejam bila kau tidak menuruti perintahkuuuu!"

Tidak menjawab, tidak ambil peduli, tidak lagi takut dengan ancaman Om Demian, Shireena merasa aman beberapa saat. Maka ia beranjak darisana, luka di pipinya harus segera di obati sebelum terjadi inveksi.

Masuk ke dalam toilet, Shireena membuang kunci gudang ke kloset.

"Lukamu tidak parah tapi tetap harus di obati agar cepat kering" terbuyar lamunan Shireena, ia menatap dokter perempuan yang mengobatinya. Sebelumnya bukan dokter ini sedang makan di kantin, hanya ada perawat pria di apotik siap membantu Shireena. Akan tetapi Shireena menolak dan memilih menunggu satu jam sampai dokter kembali.

Cantik - Rahasia Di BALIK NIQAB || Edisi Revisi📝Where stories live. Discover now