Cantik - Episode Enam Belas. I🍃

65 6 6
                                    

Ikhlas kata yang ringan lisan, berat di jalani. Namun bukan ikhlas namanya bila tidak dijalani dengan kerelaan hati

💦


"Mama nggak pernah berfikir yang kamu lakuin dengan menikahi Rafqis hanyalah karena harta" mereka berdua sedang duduk bercengkrama di rumah Ane--mama Shireena. Pulang kantor hati ini Shireena tidak langsung pulang kerumah, melainkan singgah kerumah Ane.

Biasanya langsung pulang.., membersihkan Rafqis atau mengajaknya jalan-jalan sore di komplek perumahan. Kali ini tidak begitu.

"Apa yang kamu rencanain sebenernya?" Ane langsung menembak sasaran. "Dari awal mama udah nggak yakin kamu nikahin Rafqis karena memang kamu cinta tapi ini...," Ane menahan nada gusar agar tidak terpancing lontaran kata yang akan menyakiti anaknya. "Mau sampai kapan, Shireena?"

Shireena tersenyum sopan sarat ia tetap tenang. Ditangannya jari-jari putih mengetik suatu pesan untuk Rafqis. Izin karena pulang terlambat.

"Nggak ngerencanain apa-apa, Ma. Aku hanya menginginkannya. Rafqis juga belum tentu panjang umur, biarlah aku yang urus semua" nadanya santai. Sesantai pakaiannya. Shireena masih memakai rok pendek. Ia bahkan sudah mengganti baju gamis menyapu lantai tadi pagi. Rambut dikuncir asal.., sendal rumah berwarna putih gading dikaki putih mulus kontras dengan warna kulitnya.

"Jangan mainin perasaan orang. Nanti kamu nyesel kalau udah kehilangan"

Shireena menelengkan kepala. Entahpun dia yang akan kehilangan aku lebih dulu, ma-- hati Shireena berbisik. "Nggaklah! Kan dunia bukan tempat untuk tinggal--hanya sementara. Paling kalau nangis bentaran aja" senyum.

"Kamu nggak ikhlas ngerawat, Rafqis?"

Sahl bin Abdillah radhiyallahu 'anhu berkata, "tidak ada sesuatu pada jiwa yang lebih berat dari ikhlas, karena dia (jiwanya) tidak mendapat bagian." Jami'ul Ulum wal Hikam, halaman 17

Orang yang tidak ikhlas dalam amalnya, misalnya riya, ingin mendapat pujian manusia, maka ketika dia dipuji oleh manusia jiwanya puas dan senang, sebaliknya orang yang ikhlas karena Allah, maka di dunia jiwanya tidak mendapati keuntungan apapun.

"Cari ikhlas dimana, Ma?"

"Kamu bukan anak kecil lagi Shireena" amAne mulai gemas. "Kamu pasti pernah ngelakuin sesuatu dengan kerelaan hati kamu. Apa nikahin Rafqis bukan bagian dsri kerelaan hati kamu?" mama menyorot dengan manik penuh selidik menunggu Shireena menjawab. Yang ditatap malah mengongkangkan kaki lalu berpindah duduk di tepian kolam.

"Menurut Mama..?"

Ane mepuk dahi lalu melafadzkan istighfar. Sabar-sabar menghadapi putri yang entah mengapa hari ini bicara berbelit-belit. "Ntahlah.., Shireena!" Pasrahnya dihadiahi kekehan Shireena. "Sana pulang.., kamu semenjak nikah bikin mama sebel"

"Dan mama semenjak aku menikah mendadak cerewet"

======***======

Di balkon. Rafqis tengah menatap bulan berselimutkan awan mendung. Setelah kumandangan isya' lalu melanjutkan sholat serta mengkaji ulang hafalan surah attaubah : 129,

فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy (singgasana) yang agung."

Cantik - Rahasia Di BALIK NIQAB || Edisi Revisi📝Where stories live. Discover now