Bab 4

152 29 2
                                    

Jangan lupa vote ya hehe 👇

Ibu  tetap  kekeuh  akan  mengantarku  ke  sekolah,  walaupun  berkali-kali  aku  bilang  pada  Ibu  kalo  aku  nggak  papa  dan  aku  bisa  bawa  motor  sendiri.

"Ibu  tau  kamu  wanita  tangguh,  tapi  kali  ini  biarin  Ibu  nganterin  kamu"  katanya.

"Ya  sudahlah,  aku  tidak  mau  melawan  Ibu"-batinku, aku  segera  memakai  jaket  jeans  milikku  lalu  keluar  menemui  Ibu  yang  sudah  menunggu.

Ibu memulai laju sepeda motor dengan pelan dan hati-hati.

Di  pertigaan  jalan  dekat  halte,  Ibu menepikan  motornya  di  samping  pedagang  kaki  lima  yang  berderet  disana.

"Ibu mau  beli  makanan  dulu,  kamu  mau  apa?"  tawarnya.

"Apa nggak bisa nanti aja pas pulang ya, Bu?"

"Sebentar doang kok, Fa. Kamu mau ibu belikan apa?"

"Fara  nggak  mau  apa-apa, Bu."  aku  memilih  untuk  tetap  duduk  di  sepeda  motorku.

"Ya sudah, tunggu sebentar ya".

Aku menatap punggung Ibu yang berjalan mendekati pada pedagang penjual makanan disana.

Ku  dapati  seorang  pria  yang  duduk  di  dekat  tukang  nasi  goreng  itu  menatapku.
Aku  mencoba  melihatnya  memastikan  aku  mengenalinya  atau  tidak.

Dia  langsung  berdiri  dan  menghampiriku.  Ya  biasa,  dengan  baju  yang  di  keluarkan  dan  rambut  yang  terlihat  berantakan  seperti  baru  saja  bangun  tidur.  Memang  seperti  itu  kebiasaannya.  Walaupun  dengan  penampilan  seperti  itu  sebenarnya  Reza  sudah  ganteng,  tapi  sayangnya  dia  pria  rusuh.

"Jangan-jangan dia ngerasa kalo aku liatin dia"-batinku lagi.

Kali ini dia sendirian, tak ada dua sahabatnya si Rafel dan Dio.

Kini dia berdiri tepat di depanku, aku memalingkan wajah ke arah lain. Tak mau melihatnya, aku masih sangat kesal dengan sikapnya.

"Ehh  anak  mama,  berangkat  sekolah  aja  masih  di  anterin"  ledeknya.  Aku  hanya  diam,  aku  tak menghiraukannya.

Ku raih ponsel di saku bajuku dan memainkannya.

"Di sekolah aja sok kuat sok sinis, nyatanya anak mama"

Aku menatap sinis kearahnya. Perkataannya sangat kekanak-kanakan.

"Iya  mbak,  iyaa"  terdengar  suara Ibu yang  sedang  menelfon  entah  siapa.

"Pagi  tante"  ucap  Reza  menyapa  wanita yang kini mendekat ke arah mereka berdua.

"Pagi"  balasnya, tak lupa ia juga menyunggingkan senyum ramah pada pria itu.

"Bisa  sopan  juga  nih  anak  ternyata"  pikirku  dalam  hati.

"Kenalin  tante,  saya  Reza" ujarnya sambil mengulurkan tangannya.

"Mamanya Fara" Ibu membalas uluran tangan Reza. Dan kini mereka berjabat tangan. "Ohiya,  Kamu  satu  sekolah  sama  Fara?" tambahnya lagi.

"Iya  tante,  satu  kelas  malah"  jawabnya dengan wajah sumringah. Sangat jauh berbeda dengan sikapnya ketika di sekolah.

"Kamu bawa motor?" Ibu mengedarkan pandangannya, mencari motor milik pria di hadapanku ini.

"Bawa, Tan" ia mengarahkan tangannya, menunjuk pada motor sport berwarna merah yang terparkir di dekat penjual nasi goreng.

BANDANA Where stories live. Discover now