Hari ini cuaca sangat cerah, namun tak secerah wajah pria di depan kelasku. Pria yang sedang berdiri di depan pintu, mengangkat satu kaki dan memegangi dua telinganya (takut ilang kali).
Aku yang baru dari perpustakaan ngambil buku paket hanya tertawa melihatnya yang hampir setiap hari di hukum. Entah karna telat atau bikin rusuh.
"Pegang terus tuh kuping, jangan sampe ilang" ledekku yang sontak membuat Reza menurunkan tangannya, berganti menatapku sembari memelototkan matanya.
"Reza!!!" Suara Bu Rahma mengagetkan. Aku segera masuk, dan Reza kembali ke posisinya tadi.
Pelajaran Biologi berlangsung dua jam, namun Bu Rahma tetep ngasih tugas kelompok.
"Kelompok lima, Fara, Mesya, dan Reza" ucap bu Rahma yang sontak mengejutkanku.
"Bu" ucapku yang langsung di potong oleh bu Rahma.
"Iya, Fa?"
"Emm, bisa tidak bu kalau kelompoknya di ganti??"
"Kenapa? Kamu nggak mau kelompokan sama Reza? Itu keputusan Ibu, tidak bisa di ganggu gugat" ucapnya yang seakan-akan tau apa yang akan aku usulkan.
"Baik, pelajaran selesai. Dan ingat, tugas kelompoknya di kumpulkan besok" tambahnya lagi.
"Iyaaa bu" semua siswa kompak menjawab.
Aku menghela nafas berat. Kenapa harus diaa.
Reza masuk dan langsung duduk di kursi sebelahku, namun aku dan kedua sahabatku langsung pergi meninggalkannya.
"Faa nebeng ya" suara itu tepat berada di belakangku. Eitss..tapi ini beda. Biasanya suara Rita yang lembut dan khas itu. Tapi sekarang..
Dan ternyata dia adalah Reza, lagian ngapain juga dia mau nebeng sama aku. Dia kan juga punya motor sendiri, kalau nggak ya tinggal suruh supirnya buat jemput.
"Ngapain nebeng, lo kan punya motor" jawabku .
"Motorku ada di bengkel, please ya. " pintanya lagi.
Aku menghela nafas pelan, dan ku yakinkan diriku kalo Reza nggak bakal gangguin aku.
"Nih" ucapku sembari memberikan kunci motorku padanya.
"Yeayy" ucapnya girang.
Dia langsung mengambil motorku, aku bonceng dia tapi pake motorku. Aneh rasanya.
Dia mengendarai motorku dengan pelan, entah apa maksudnya. Di pertigaan cafe dia membelokkan sepeda motornya, dia mengajakku ke sebuah cafe di sana.
Dia membukakan pintu untukku, saat aku masuk ternyata ada rafel juga disana. Ada geng anehnya juga.
"Ngapain lo ngajakin gue kesini?" tanyaku padanya.
"Gue pengen lo nyanyi disini, sama band gue" .
Kalimat itu terlontar dari pria rusuh yang selalu gangguin aku. Dan sekarang apa maksudnya dia nyuruh aku nyanyi.
"Gue nggak bisa" jawabku memalingkan muka.
"Nggak usah bohong deh, gue tau kok" ucapnya sembari menunjukkan video saat aku dan Rafel nyanyi di acara penggalangan dana.
![](https://img.wattpad.com/cover/147428697-288-k625671.jpg)
YOU ARE READING
BANDANA
RandomKadang persahabatan tak melulu soal sahabatan. Tapi cinta juga bisa hadir di dalamnya.