3• Enmeshed

69.1K 5.3K 309
                                    

berfikirlah seribu kali sebelum mengambil keputusan, atau kau akan terperangkap ke dalam pesonanya.

Raynzal Faroza

••••

[TIGA]

SUASANA heningnya malam di tambah hembusan angin  yang serasa menusuk kulit itu nampak terpecah saat bunyi knalpot dari sebuah motor ninja berwarna putih itu terdengar bising menggelegar.

Berhenti di salah satu kompleks perumahan yang nampak sunyi dan gelap, Raynzal memilih meminggirkan motornya tepat dibawah sorot lampu jalan.

"Turun." Cowok itu memerintah sesudah melepaskan helm yang sedari tadi bersarang di kepalanya.

Perintah yang segera Keyla turuti, gadis itu terlihat melompat turun dari atas motor besar itu sebelum berdiri tepat disamping Raynzal yang masih setia berada di atas motornya.

Dalam suasana yang remang-remang, Keyla masih dapat melihat jelas sebuah lebam yang menghiasi wajah tampan itu, sempat berfikir kalau luka itu di dapat dari perkelahiannya tadi.

Raynzal terdiam dengan tatapan lurus ke arah jalanan sepi yang berada di hadapannya. Tak lama, cowok itu terlihat mengacak rambutnya frustasi, sempat menyesali keputusannya karna sudah ikut campur dengan urusan orang yang bahkan tak dikenalnya.

Ini seperti bukan dirinya sekali. Berkelahi demi membantu orang asing tak pernah terlintas dibenaknya.

Melihat kekesalan cowok di hadapannya, Keyla hanya bisa menutup mulutnya rapat-rapat sembari menundukan kepalanya.

Tak berani mengeluarkan suaranya sampai sebuah pertanyaan menyapa, "Mereka siapa? Kenapa mau bawa lo?"

Dengan takut-takut, Keyla mengangkat kepalanya, menatap manik indah itu lekat, "Orang suruhan bokap gue."

"Orang suruhan bokap lo!?" beo Raynzal tak percaya yang segera dijawab Keyla dengan anggukan kepala sebanyak dua kali.

Lagi, kembali di acaknya rambut yang padahal sudah berantakan itu, "Lo bilang mereka orang jahat?"

"Ya, dimata gue mereka emang orang jahat."

"LO TUH—" bentakan itu Raynzal tahan ketika melihat gadis asing disampingnya kembali menunduk, membuat rasa tak tega kembali dirinya rasakan.

Memilih menghembuskan napasnya dalam-dalam, mencoba menghilangkan emosinya, "Lo kabur dari rumah?"

Keyla menggeleng walau kepala itu masih menunduk, membuat dua kepangannya bergoyang lucu, "Enggak, gue cuman lagi males pulang."

Jawaban yang aneh namun masuk akal di telinga Raynzal. Karna dirinyapun juga tengah merasakan hal seperti itu. Malas untuk pulang ke rumahnya sendiri, rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman di dalam hidup.

"Kenapa?" entah mengapa, dari segala jenis rasa penasaran yang ada di benaknya, hanya kalimat itu yang ia keluarkan.

Pertanyaan yang membuat kepala Keyla kembali terangkat, "Bokap gak pernah bolehin gue keluar, jadi gue ngerasa jenuh harus dirumah terus."

"Jadinya lo kabur malem-malem gini?"

"Bukan kabur—" ralat Keyla, "Cari udara segar."

Raynzal kembali menghembuskan napasnya, walau terdengar lebih kalem dari biasanya. Kembali terdiam di tengah heningnya malam sebelum getaran pada ponselnya terasa.

Sempat merogoh saku jaketnya sebelum menempelkan benda pipih bercase hitam itu ke telinga, "Halo?"

Keyla terdiam, memilih menatap makhluk ciptaan Tuhan yang saat ini terlihat begitu tampan dimatanya.

Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]Where stories live. Discover now