22• Verklempt

38.1K 3.4K 167
                                    

it's okay,
even the sky cries sometimes

Raynzal Faroza
••••

[DUAPULUH DUA]

JANGAN tanya seberapa besar keinginan Keyla untuk melompat keluar dari dalam mobil yang tengah dirinya naiki dengan Rafqa yang terlihat sibuk mengemudi disampingnya.

Malas berdebat dengan Jonathan yang hanya akan mengakibatkan para bodyguard Ayahnya kembali menguntit dirinya, membuat Keyla dengan pasrah menyetujui permintaan kutukan pagi ini.

Bibir yang sudah maju lima langkah itu terlihat semakin maju saat Rafqa seberani itu melirik ke arahnya. Dihiasi senyuman yang membuat otak psikopat Keyla semakin bekerja dengan ekstra.

"Mau sarapan dulu? Tadi belum sempet sarapan, kan?" Suara yang sangat tak ingin Keyla dengar itu menyapa telinganya.

Sekuat tenaga untuk tak memperdulikan pertanyaan itu, Keyla mencoba memejamkan matanya. Selama ini baru menyadari kalau perjalanan dari rumah menuju sekolahnya itu sangat amat jauh.

Melihat tingkah Keyla yang terkesan sangat menghindarinya, membuat Rafqa menarik napas dalam-dalam, "Lo masih marah sama gue gara-gara kejadian waktu itu?"

Tanpa perlu ditanyakan lagi, seharusnya si bodoh bernama Rafqa itu mengetahui jawabannya.

"Key, lo kan tau waktu itu gue lagi mabok. Apa lo gak bisa seenggaknya maafin gue?"

Keyla menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, menahan tangis yang hampir meledak. Dadanya sudah terasa sangat sesak. Bahkan tangannya perlahan terkepal sempurna, menunjukan kekesalan yang tertahan.

Segampang itu Rafqa meminta maaf padanya setelah apa yang dilakukan cowok brengsek itu dulu.

"Key?"

Tak kuat lagi mendengarnya, Keyla membuka mulutnya, "Berenti."

Permintaan yang jelas tak Rafqa setujui itu terdengar, "Key!"

"Gue bakal lompat, dan ini gak main-main."

Ancaman yang Rafqa percayai akan Keyla lakukan terucap. Karna tak mau menjadikannya kenyataan, menepikan mobilnyapun Rafqa pilih.

Namun belum sempat Keyla membuka pintu disampingnya, Rafqa sudah lebih dahulu menguncinya. Tak ingin Keyla melangkah keluar.

"Bokap lo titip pesen sama gue buat anterin lo ke sekolah. Gue gak bisa nurunin lo disini." tolak Rafqa dengan menatap tajam Keyla.

Namun yang ditatap malah terlihat membuang wajahnya jauh-jauh. Bisa-bisa emosinya meledak sekarang juga jika maniknya bertemu dengan 'musuh'nya itu.

"Biarin gue turun, kalo lo seenggaknya punya sedikit rasa bersalah sama gue." Menahan suaranya agar tak terdengar gemetar adalah hal yang sulit.

Semua orang yang mendengar suara Keyla saat ini pastilah paham, kalau gadis itu tengah berusaha menahan tangis.

Melihat gadis disampingnya sudah berwajah pucat, Rafqa akhirnya mengalah. Dengan tak rela, dibukanya kunci agar Keyla dapat beranjak dari sisinya.

Meninggalkan mobil miliknya sembari berlari kecil, dan berakhir dengan memberhentikan sebuah taksi.

Kepergian yang hanya bisa Rafqa tatap dengan sesal.

^~^~^

Supir taksi yang melihat penumpangnya menangis sesegukan itu hanya bisa terdiam, sesekali memberikan beberapa helai tissue pada seseorang yang duduk tepat di belakangnya.

Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]Where stories live. Discover now