19• Selchout

44.7K 3.8K 230
                                    

karna kamu adalah hati
yang tak boleh tersakiti

Raynzal Faroza
••••

[SEMBILAN BELAS]

KEYLA menarik napasnya dalam-dalam saat melihat Raynzal yang saat ini tengah berjalan masuk ke dalam sebuah minimarket langganan mereka berdua.

Mencoba menenangkan dirinya sendiri saat pipinya semakin terasa ngilu, tak ingin membuat Raynzal khawatir dengan menangis seperti anak bayi. Jadi sebisa mungkin, gadis itu berusaha berpura-pura kalau dirinya kini tengah baik-baik saja.

Walau Keyla yakin kalau Raynzal tahu yang sebenarnya.

Menunggu Raynzal di dalam mobil milik Richard yang tadi cowok itu pinjam. Tak ingin membawa Keyla dengan motornya mengingat kondisi gadisnya itu yang tengah tak baik.

Sesekali dirinya meletakkan ponselnya di depan wajah, melihat apakah memarnya semakin menjadi atau tidak.

Menyadari kalau pipi kanannya itu sudah berubah warna menjadi kebiruan, menandakan sekuat apa lelaki brengsek itu memukulnya tadi. Dan ketika ingatannya kembali pada beberapa menit yang lalu, lagi-lagi mata gadis itu berkaca-kaca.

Tak lama memang, karna Keyla secepat kilat merubah ekspresinya ketika Raynzal sudah kembali duduk di sebelahnya. Membawa sekantong belanjaan yang entah isinya apa.

Sempat menutupi lebam itu dengan anak rambutnya sebelum menyambut Raynzal dengan riang.

"Ada?" Keyla bertanya antusias, kembali berakting di hadapan si tampan.

Maniknya tak mau menatap mata indah itu, jadi Keyla memilih sibuk mengubrak-ngabrik belanjaan yang barusan Raynzal bawa. Mencari es krim rasa vanillanya dengan bersemangat.

Dan begitu menemukannya, gadis itu segera membuka bungkusnya, lalu tanpa jeda mulai melahap es krim hasil palakannya pada sang pacar.

Tidak seperti Keyla yang antusias, Raynzal justru masih dengan ekspresi datarnya. Menatap Keyla tajam, seakan gadis itu adalah tersangka utama dalam sebuah kasus pembunuhan.

"Masih sakit?"

Keyla melirik Raynzal singkat, sebelum menggelengkan kepalanya sembari tersenyum, "Enggak kok."

Bukannya merasa lega, Raynzal malah menarik napasnya dalam-dalam. Seakan tak mempercayai omongan Keyla.

"Coba liat." perintah dengan nada datar itu terdengar, menghadirkan tubuh menegang Keyla.

"Gak kenapa-kenapa dibilang. Udah gak sakit juga." tolak Keyla masih dengan kontak mata yang menghindar, tak ingin menatap manik Raynzal.

"Kalo gak apa-apa kenapa gak boleh liat?"

Dari tempatnya, gadis itu menarik napasnya pelan, "Ya karna gak ada apa-apa, makanya gak usah liat. Ngapain?"

Cowok itu menyerah untuk saat ini, membiarkan Keyla melakukan apapun yang dirinya  itu mau.

"Maaf."

Keyla menghentikan acara makannya ketika Raynzal kembali bersuara, kali ini dengan nada memelas.

Tak pernah sebelumnya gadis itu melihat sisi Raynzal yang seperti ini.

"Kenapa minta maaf?"

"Karna gak bisa jagain lo," respon Raynzal cepat, "Maaf."

Seukir senyuman Keyla perlihatkan, menyadari jika sikap Raynzal saat ini sedang sangat menggemaskan.

Membuatnya lupa dengan semua hal, bahkan lupa dengan ice cream yang hampir meleleh itu. Memfokuskan seluruh perhatian pada si tampan di sampingnya.

Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]Where stories live. Discover now