41• Hygge

30.2K 3K 278
                                    

cause, love never gives up

Raynzal Faroza
••••


[EMPATPULUH SATU]

DENGAN tangan yang bergetar hebat dikarnakan rasa takut yang luar biasa, Keyla sebisa mungkin tetap memegang ponsel kepunyaan Rafqa yang untungnya berhasil ia gapai menggunakan jari-jari kakinya.

Selesai menyalakan benda pipih yang tadinya dalam keadaan mati itu, ia sebisa mungkin menyembunyikan ponsel 'curiannya' dari sang pemilik saat dengan jelas, suara pintu yang terbuka kembali terdengar ditelinganya.

Memunculkan sosok Rafqa dengan ditemani wajah paniknya, kelabakan sendiri mencari-cari sesuatu kesekitar ruang penyekapan Keyla. Mulai dari kolong tempat tidur sampai pada pojok ruangan dan kamar mandi.

Nampak mengacak rambutnya frustasi begitu apa yang dirinya cari terlihat tidak muncul, Rafqa beralih pada Keyla.

Memaksa gadis itu untuk menatapnya lekat, "Liat ponsel gue?"

Jelas saja tak ada jawaban dari gadis itu, ia hanya terdiam sembari memandangi Rafqa dengan tatapan bencinya. Respon yang mendatangkan aura setan dalam diri cowok itu karna pada detik berikutnya, ia terlihat kembali melayangkan sebuah tamparan telak pada pipi Keyla.

"Bangsat!" umpatnya kasar dengan tangan yang sibuk melemparkan sebuah vas bunga ke lantai, mengakibatkan pecahan kacanya berhamburan kemana-mana.

Selesai melampiaskan emosinya dengan menghancurkan benda, perhatiannya kembali pada Keyla, "Sampe gue tau kalo lo ada hubungannya, lo bakal mati."

Ancaman yang kembali tak mendapatkan respon baik, karna yang dilakukan gadis itu hanya bungkam dengan tangis yang tertahan. Merasa kalau ini adalah cara satu-satunya yang dapat ia lakukan agar tidak kembali mendapatkan tamparan telak yang akan menulikan telinganya.

Walau pada akhirnya, takdir indah tengah tak berpihak pada Keyla. Karna saat suara ponsel yang tiba-tiba berdering itu memecah kesunyian, jantung Keyla seakan berhenti berdetak.

Baru menyadari satu hal;
Ia lupa mengubah ponsel Rafqa ke dalam mode silent.

Tidak dengan Keyla yang masih berusaha untuk bersikap tenang, Rafqa justru kelabakan di tempatnya. Dengan kasar cowok itu mencari-cari keberadaan ponselnya yang ternyata Keyla sembunyikan tepat dibelakang punggungnya.

Tertangkap basah layaknya maling yang sudah pasrah.

Begitulah kira-kira kondisi Keyla saat ini. Memaki kebodohannya sendiri dalam hati karna bisa-bisanya melupakan hal sepenting itu.

Dengan napas yang naik turun menahan emosi, Rafqa sempat beralih pandang, dari arah ponselnya menuju gadis dihadapannya ini. Beberapa kali mengulang hal itu sebelum sebuah pukulan kencang nampak kembali menghampiri wajah lebamnya.

Pukulan yang jelas mengakibatkan pandangannya seketika buram. Lemas di tempatnya sampai Rafqa kembali memukuli Keyla habis-habisan.

Bayangkan tubuh kurus dan kecil Keyla diinjak-injak oleh laki-laki berbadan besar seperti Rafqa. Cowok gila itu benar-benar berhasil untuk meremukkan tulang-tulang Keyla.

Seakan tak puas menghajar Keyla habis-habisan, kedua tangan yang sedari tadi memukuli Keyla itu kini nampak beralih pada leher gadis itu.

Mencekiknya tanpa ampun dengan ditemani aura setan disekelilingnya.

Dan kini, hanya ada satu hal yang terlintas dipikiran Keyla; Mati.

Berusaha menghirup sisa-sisa napas yang dapat gadis itu ambil, menatap Rafqa dengan pandangan yang mulai menghitam. Air matanya sudah menetes deras membasahi pipinya.

Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]Onde histórias criam vida. Descubra agora