[7] Tersembunyi

3.9K 617 33
                                    

-Tersembunyi-

::Hear Our Heart::

Jujur bukanlah perkara memungut sebutir debu di padang pasir. Kalian tak akan mengerti!


__Hear Our Heart__

Sudah tiga hari, bahkan tak ada kabar apapun. Orangtua Yoongi bungkam, tak bisa dihubungi sama sekali. Bukankah mereka sudah berjanji membujuk Yoongi agar segera kembali? Entahlah, member juga tak mengerti. Perusahaan pun seperti itu, mereka tak tahu keputusan terakhir Yoongi seperti apa. Apa tetap ataukah ia masih memikirkannya? Entah. Di sisi lain, fans mendesak mereka untuk berbicara lebih tentang ini. Memperjelas statement bahwa Yoongi mengakhiri kontrak dengan Bighit.

Ya, ARMY masih dalam kondisi mengambang. Tak ada yang jelas, tak ada satupun yang mengerti. Keadaan bahkan semakin parah ketika dua jepretan foto Taehyung memukul Jimin tersebar di Internet. Apa yang terjadi pada BTS sebenarnya? Semuanya masih belum ada kejelasan, semuanya masih berspekulasi yang macam-macam. Bahkan banyak rumor bahwa Yoongi keluar karena bermasalah dengan Taehyung atau mungkin Jimin.

Semua member memilih tak membuka sosial media sama sekali, terlalu banyak lontaran kalimat yang hanya membuat mereka sakit hati walau sebenarnya sebagian besar ARMY masih berada di pihak mereka. Entah itu mendukung atau sekedar menunggu mereka memberikan kejelasan.

“Masih belum ada kabar?”

Hoseok menggendikkan bahunya pada Namjoon yang berjalan masuk ke studionya. Sekarang mereka memutuskan kembali ke rutinitas sehari-hari. Namjoon, Hoseok dan Jungkook lebih sering menghabiskan waktu di studio masing-masing, Jin akhir-akhir ini melatih kemampuan menarinya bersama Jimin dan Taehyung. Tak ada perdebatan selama tiga hari ini, namun tak ada pula candaan lepas dari mereka. Sedikit canggung dan aneh. Seperti itulah.

“Laguku. Aku ingin menyelesaikan ini, tapi akhir-akhir ini sedikit sulit,” Namjoon berucap kembali.

Hoseok hanya tersenyum tipis menggerakkan kursi putarnya pelan. Ia mengerti, ia tahu. Karena kecemasan mereka bukan perkara mudah untuk di atasi, bergelut dengan pekerjaan untuk melupakannya sejenak juga bukanlah jalan mulus. Ini sekedar kerumitan yang berusaha mereka kubur sejenak sebelum akhirnya mereka gali semakin dalam.

“Wajar, akupun begitu. Rasanya tidak begitu mood menyelesaikan bahkan hanya untuk satu lagu.”

Hoseok membalasnya, berusaha menenangkan walau sebenarnya ia juga cukup khawatir. Khawatir pada Namjoon yang sedikit depresi, terlebih dia adalah seorang pemimpin grup yang memiliki tanggung jawab lebih. Khawatir pada Yoongi. Khawatir pada member dan juga dirinya sendiri.

Namjoon menghela napas kasar, menyandarkan kepalanya pada sofa studio Hoseok,  Hope World. Beribu praduga bersarang di otaknya. Terdengar berlebihan? Entahlah... mungkin iya, tapi juga tidak. Karena Namjoon memang selalu memikirkan keadaan mereka setiap saat hingga kepalanya berubah pening.

“Apa mungkin keluarga Yoongi hyung sudah tahu alasannya? Dan mereka menerima keputusan Yoongi hyung?” Namjoon menduga, Hoseok hanya menghela napas pelan menatap objek dinding tanpa minat, “Rasanya sedikit aneh  kalau mereka tidak tahu alasannya hingga tiga hari ini, mereka pasti sudah tahu. Dan semakin memikirkannya, ini semakin mengerikan. Tak ada dari mereka yang bisa dihubungi.”

Namjoon perlahan menutup matanya kembali mendesah. Hoseok terdiam, ia tak tahu harus mengatakan apa. Ini jauh lebih mengerikan. Saat mereka anggap bahwa kejelasan akan segera terkuak dengan jalan membiarkan lelaki itu pulang pada keluarganya. Kenyataannya, mereka juga ikut menghilang bersama Yoongi. Ia merasa, Namjoon tak salah memikirkan hal ini.

Hear Our Heart! ✅Where stories live. Discover now