[12] Terowongan

3.5K 571 53
                                    


-Terowongan-

::Hear Our Heart::

.

.

.

Jika ada yang satu hal yang bisa terkabul, aku ingin dapat hidup kembali bersama musik yang telah menghidupiku. Musik yang telah mengisi setiap titik dalam jiwaku, aku ingin melakukannya bersama 6 jiwa lain yang telah membantu mengisi titik-titik itu.

__Hear Our Heart__

Jimin hanya diam, pandangannya jatuh pada kedua tangan miliknya yang saling bertaut. Cukup sulit bagi untuk menggambarkan perasaan yang ia miliki saat ini. Walau Yoongi akan tetap hidup setelah operasi, walau operasi yang lelaki itu jalani tak sampai mengancam nyawa, namun tetap saja fakta bahwa perasaan kehilangan begitu mendominasi. Ia takut hal terbesar yang ingin dirinya tampik terjadi, ia takut tentang hal itu. Sungguh.

Jimin lelah untuk memukul dirinya sendiri dalam kesakitan berkepanjangan. Jimin ingin semuanya kembali pada titik dimana mereka bersama. Tak masalah untuk kesulitan, tak masalah menghadapi problematika kehidupan artis yang membelit. Mereka sudah terbiasa menghadapi itu selama bertahun-tahun. Tak masalah dengan skandal dan rumor omong kosong yang menyertai mereka. Sungguh, itu tak masalah.

Tapi, dengan keadaan ini. Kenyataan yang mengiris pedih dan menjatuhkan mereka dalam waktu bersamaan adalah hal yang tak ingin dirinya terima. Yoongi yang telah mendedikasikan hampir dari separuh hidupnya dengan musik, akan kehilangan pendengaran? Tidak! Ia ingin membuang peluang itu sejauh mungkin ia bisa. Namun dirinya bukan Tuhan, ia bukan dewa yang bisa menakdirkan manusia sebagaimana yang ia inginkan.

"Jimin-ah?"

"Aku masih hidup, jika itu yang ingin hyung tanyakan."

Hoseok menghela napas, kemudian menepuk bahu lelaki itu, "Kita memiliki kegelisahan yang sama. Kau tidak sendiri."

Jimin tersenyum tipis lalu menegapkan tubuh, ia menatap Hoseok sejenak sebelum akhirnya memutuskan membawa kepalanya bersandar pada bahu lelaki di sampingnya itu. Hoseok hanya tersenyum, ia suka sikap manja adiknya ini... ia suka saat Jimin menyandarkan bahu saat lelah seperti ini. Ia ingin merasakan itu lebih lama walau selama itu pula ia harus menahan beban berat. Tak mengapa, ia bahagia dengan itu.

Tangannya menyapu rambut Jimin yang sedikit tak begitu terawat akhir-akhir ini, pangkal rambut yang hitam tak tersapu cat dan agak kering.

"Kau harus merawat rambutmu lagi," ujar Hoseok dan hanya dibalas gumaman oleh Jimin, "Kalau mengantuk tidurlah, akan kubangunkan saat operasinya selesai."

"Aku mengobrol dengan Taehyung sepanjang malam," Jimin berucap dengan suara kecil. Pernyataan itu membuat Hoseok memandang Taehyung yang memilih duduk sedikit lebih dekat dari ruang operasi bersama Namjoon yang terus bergerak gelisah di sampingnya.

"Kalian berbaikan?"

"Memang kapan kami bertengkar?"

"Kau lupa kalau Taehyung memukul wajahmu?"

"Aku tak ingin mengingatnya, aku kekanakan waktu itu dan itu pantas untukku," Jimin menghela napas pelan, "Kalau saja, Yoongi hyung tak bisa-"

"Jangan mengatakan hal itu! Yoongi pasti bisa mendengar kembali," potong Hoseok membuat Jimin tertegun miris. Matanya ia tutup, menghirup rasa damai yang Hoseok berikan padanya saat ini.

"Jika saja pendengaran bisa didonorkan, aku rela memberikannya pada Yoongi hyung. Aku selalu merasa paling tidak berguna, bahkan jika aku pergi itu tak apa."

Hear Our Heart! ✅Where stories live. Discover now