「Chapter 1」

5K 713 90
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

[standard disclaimer applied]

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Lee Donghyuck atau yang lebih akrab disapa Haechan oleh orang-orang itu sama sekali tidak pernah bicara dengan Huang Renjun, salah satu teman sekelasnya, padahal mereka sudah berada di kelas yang sama sejak tingkat satu. Tapi, kondisi dan pergaulan yang berbeda membuat mereka tidak pernah sekalipun bicara meskipun itu hanya bertukar sapa dipagi hari. Bahkan jika diingat lagi, Haechan malah memiliki lebih banyak interaksi dengan Lee Jeno, teman mereka yang meninggal sekitar enam bulan lalu karena kecelakaanㅡatau Huang Renjun. Dibalik sifat ceria dan menyebalkan yang ada pada diri Haechan, sebenarnya dia adalah salah satu anak laki-laki yang mudah penasaran dan tertarik pada suatu hal. Jika anak laki-laki biasanya hanya tertarik dan penasaran pada suatu hal dalam jangka pendek, maka Haechan sudah penasaran terhadap Huang Renjun hampir dua tahun sejak pertama kali mereka bertemu.

Renjun itu penuh misteri, seakan ada banyak hal yang ia sembunyikan dibalik sifat pendiamnya. Hanya Lee Jeno yang sempat meruntuhkan tembok misteri itu, memperlihatkan pada dunia bahwa Renjun itu sama seperti anak laki-laki sebayanya. Renjun juga bisa tersenyum dan bermain, bukan hanya duduk diam sambil membaca buku entah apa itu. Tapi, tembok itu dengan cepat kembali dibangun setelah Jeno pergi dan tidak ada satupun yang berusaha kembali meruntuhkan tembok itu. Malah yang terjadi adalah semua orang semakin membuat tembok itu tebal dengan berbagai rumor aneh dan tidak masuk akal.

Semuanya pun seperti dulu, Renjun yang menyendiri dan orang-orang yang sibuk dengan dirinya sendiri seperti Haechan. Semuanya sama, hingga Na Jaemin datang. Tidak ada yang aneh dengan Jaemin, tidak ada rumor konyol dan keberadaannya pun sangat diterima di sekolah mereka. Satu-satunya yang ganjil hanyalah 'kedekatan' yang terjadi diantara Jaemin dan Renjun, kedekatan aneh dimana belum ada yang melihat interaksi mereka dan tidak ada yang menyadari suasana misterius diantara merekaㅡkecuali Haechan.

"Selamat siang, sunbaenimdeul," sapa seseorang yang baru saja memasuki kelas dengan nada ceria, itu Zhong Chenle.

"Siang, Chenle-ya." Beberapa murid yang berada di kelas membalas sapaan Chenle dengan ramah.

Selesai bertukar sapa, Chenle langsung melangkahkan kakinya mendekati Renjun yang tengah serius membaca sebuah buku tebal dengan sampul berwarna merah darah. Renjun tidak sendiri, ada Jaemin yang duduk pada kursi didepan bangku Renjun yang dihadapkan kebelakang sehingga mereka duduk berhadapan. Chenle langsung terlihat kesal melihat pemandangan itu, dengan segera dia menarik meja Jaemin agar lebih dekat dengan meja Renjun dan duduk diatasnya.

"Huh, kenapa Jaemin-hyung selalu menganggu quality time ku dengan Renjun-hyung?"

"Quality time? Kamu hanya menganggu Renjun dengan suara nyaringmu itu," sahut Jaemin dengan datar sebelum kembali fokus pada handphonenya.

"Jaemin-hyung sangat tidak menyenangkan!"

Haechan yang tengah duduk dibangkunya sambil makan roti diam-diam mendengarkan pembicaraan yang terjadi diantara Jaemin dan Chenle sebelum dia tiba-tiba menjadi heran. Apakah Chenle sudah sedekat itu hingga bisa memanggil Jaemin dengan suffix hyung yang begitu akrab? Bukankah mereka baru bertemu dua minggu sejak kepindahan Jaemin?

Pembicaraan yang terjadi diantara Jaemin, Chenle, dan Renjun terdengar lebih ramai. Bahkan sering kali terdengar suara pelan Renjun yang menjadi penengah berdebatan Jaemin dan Chenle yang masih berlanjut. Haechan pun menjadi penasaran, dia menoleh kebelakang untuk mengamati diam-diam. Sayangnya, kedua mata Haechan langsung bertemu dengan kedua mata Renjun yang memberikannya tatapan datar dan dingin. Tatapan yang sukses membuat Haechan ketakutan dan kembali fokus dengan sisa rotinya.

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Место, где живут истории. Откройте их для себя