「Chapter 25」

1.4K 218 33
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡ

standard disiclaimer applied

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Semua orang sudah tahu bahwa Jeno itu istimewa sejak ia dilahirkan, karena itu saat ia berhasil mengendalikan sisi dirinya yang lain di usia belia bukanlah hal yang mengejutkan. Saat itu Mark adalah yang pertama kali menyadari bahwa Jeno telah membuka sisi dirinya yang lain, berbeda dengan orang-orang pada umumnya yang sulit mengendalikan diri disaat pertama kali sisi gentlelity mereka muncul, Jeno terlihat sangat tenang dan bahkan dapat melakukan kegiatannya dengan tenangㅡkarena itulah tidak ada yang menyadari bahwa kedua matanya sudah berubah warna. Mark sendiri tidak terlihat kaget saat memgetahui itu, ia dengan tenang memanggil ayah dan ibu mereka sambil membawa Jeno. Sedangkan Jeno kala itu sama sekali tidak memahami apapun, memberikan tatapan polos pada keluarganya dan mulai bersemangat saat menyadari bahwa kedua matanya berubah warna menjadi warna ruby, seperti Mark dulu.

Disaat itulah Jeno mengerti bahwa ia bukan hanya seorang manusia, dirinya dan keluarganya adalah sosok manusia dari sisi gentlelity.

Mereka adalah apa yang biasanya disebut oleh orang-orang sebagai Vampire.

Perlahan kedua mata Jeno terbuka, menunjukkann kedua retinanya yang berwarna ruby. Ia menatap kesekeliling hanya untuk menemukan Renjun yang tengah sibuk dengan buku mengenai tanaman racun yang Ten berikan. Jeno hanya menatap Renjun dalam diam, mereka memang tidak pernah memiliki percakapan yang panjang selama ini. Mereka hanya menghabiskan waktu berdua dengan kesibukan masing-masing dan bicara seadanya. Jeno menghela napas lalu menatap langitㅡhari ini sungguh cerah dengan udara hangatㅡsebelum ia menatap ke arah Renjun lagi. Kali ini ia menatap dengan lebih intens seakan-akan tatapan bisa membakar.

"Hentikan." Renjun mengucapkan satu kata itu dan membalik halaman baru.

Jeno tersentak kaget. "Apa?" tanyanya kaku.

"Kamu berusaha membaca pikiranku," kata Renjun tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya. "Itu kekuatanmu."

"Bagaimana kamu..." perkataan Jeno terhenti, lalu ia menatap ke depan. Menemukan Mark yang tengah menatap mereka dari taman sebelum pergi. Ah, mungkin Mark yang memberitahukan Renjun tentang kekuatan '...' nya.

Mereka kembali berada dalam diam, membiarkan kesunyian mengintari mereka. Jeno akhirnya menyerah dan memilih membaca buku yang Ten berikan padanya,Jeno tidak tahu sudah berapa ratus kali ia membaca buku ini. Tapi, Ten selalu memberikan buku itu untuk ia baca, berbeda dengan Renjun yang selalu mendapatkan buku berbeda disetiap kali ia selesai membaca bukunya. Buku yang Jeno baca bukanlah sebuah buku tentang ilmu pengetahuan melainkan lebih seperti dongeng tua, dimana didalam dongeng itu terdapat sebuah ramalan yang cukup memgelitik dan membuat Jeno penasaran apakah ramalan itu sungguh nyata.

Suara ketukan di pintu sebanyak tiga kali segera membuat Jeno menoleh sedangkan Renjun tidak peduli dan memilik sibuk pada bukunya. Ten masuk ke dalam ruangan dengan senyuman dan menyapa Jeno lembut. Jeno membalas sapaan dan senyuman itu dengan sedikit kiku, Renjun yang menyadari bahwa Ten adalah orang yang mengetuk pintu pun segera berbalikㅡmenatap pemuda itu dengan pandangan cerah.

"Aku punya kabar baik untuk kalian," kata Ten lalu mendudukan dirinya didekat Jeno dan Renjun.

"Apa itu?"

"Jeno, kamu berhasil masuk ke sekolah khusus seperti Mark untuk masa sekolah menengah pertamamu." Ten menerangkannya dengan bahagia.

"Di pusat? Jinjja?!" Jeno hampir saja memekik tidak percaya, Ten hanya menganggukan kepalanya sebagai bentuk penegasan pada perkataannya yang sebelumnya. "Hebat!"

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Donde viven las historias. Descúbrelo ahora