「Chapter 11」

2.6K 427 158
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

[standard disclaimer applied]

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Zhong Chenle, salah satu murid tingkat satu Daehan High School yang memiliki popularitas tidak biasa dengan julukan 'Pengikut Setia Sang Penyihir'. Bahkan karena hal itu, telah ada banyak sekali rumor jahat yang mengikutinya dibelakang punggungnya meskipun secara umum ia di kenal sebagai sosok mengemaskan yang tidak bisa ditolak. Chenle sama sekali tidak pernah mempermasalahkan semua rumor jahat itu, ia memilih untuk mengabaikannya dan meneruskan kehidupan indahnya. Pemuda bermarga Zhong itu memang sudah terkenal dengan sifat periang dan optimis, bahkan tidak jarang ia bisa menularkan perasaan riang dan optimis itu seperti sebuah virus yang menyenangkan.

Tapi, dibalik sifat periang dan optimisnya. Chenle juga memiliki sifat lainnyaㅡyaitu sifat mudah memprovokasi seseorang.

Ini adalah hari minggu yang tenang, Chenle tengah duduk dikursi taman dengan sambil mengulum sebuah permen bertangkai. Mengenakan pakaian santai dan bukan seragam sekolah membuatnya terlihat seperti orang yang berbeda. Hari ini Chenle sama sekali tidak memiliki rencana atau janji apapun, sehingga dengan bosan ia mencoba untuk menghabiskan waktunya di taman. Chenle tidak terlalu menyukai akhir pekan, karena ia selalu tidak punya sesuatu untuk dilakukan dan lagi ia tidak akan bisa mengikuti Renjun di akhir pekanㅡkecuali jika ia tahu dimana tempat tinggal hyung kesayangannya itu.

"Hei, bocah."

"Huh?" Chenle menoleh saat menyadari bahwa ada seseorang yang membuka sebuah pembicaraan padanya. "Ah, Winwin-gege."

"Kamu sungguh punya banyak waktu luang." Winwin atau yang memiliki nama asli Dong Sicheng itu mendudukkan dirinya pada sisi kosong kursi tempat Chenle duduk.

"Tentu saja. Aku seorang murid sekolah menengah atas," sahut Chenle sambil menunjukkan senyuman kecil.

"Sungguh menyebalkan." Winwin menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan mendongak. "Hari ini sangat cerah."

"Ahaha, cukup cerah untuk membunuh seorang vampir," canda Chenle sambil memainkan tangkai permennya, membuat permen didalam mulutnya berputar-putar secara tidak teratur.

"Itu candaan yang bagus. Tapi, tidak cukup membuatku tertawa," kata Winwin dan mengacak-acak rambut Chenle.

"Bagaimana pekerjaanmu, ge?"

"Yeah, begitulah. Tidak ada yang berubah, masih sibuk seperti biasa," jawab Winwin seadanya, tidak berniatan untuk menjelaskan lebih lanjut.

"Aku sudah lama tidak berkunjung, bagaimana jika akhir pekan minggu depan aku ke sana," usul Chenle sepihak.

Winwin menatap Chenle lembut sebelum memukul kepala yang lebih muda itu pelan. "Lalu kamu akan kena marah banyak orang karena jarang sekali pulangㅡaku menantikan hal itu. Dasar, padahal masih murid sekolah menengah atas tapi sudah berlagak dewasa."

"Ah..., benar juga. Tapi, aku punya alasan yang bagus, ge."

"Alasan apa? Aku perhatikan kamu hanya bermain-main saja, lebih baik kamu fokus pada pelajaran, Zhong Chenle!" nasehat Winwin sebelum membuka sandwich isi daging yang tadi dibelinya lalu memakannya.

Mendengar hal itu membuat Chenle memberikan tatapan kesal, memang benar bahwa ia banyak bermain tapi menurutnya tetap saja rasanya menyebalkan saat seseorang memberitahukan itu tepat didepannya. Winwin yang sengaja tidak menyadari ekspresi kesal Chenle, memakan sandwichnya dalam ketenangan bahkan ia tidak berniat untuk menawarkan seseorang disampingnya meski hanya satu suapan. Chenle sendiri memilih untuk diam dan hanyut dalam pikirannya sendiri, ia mengeluarkan permennya yang tinggal sedikit dan menatapnya sebentar sebelum memasukkannya lagi kedalam mulut.

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Where stories live. Discover now