「Chapter 13」

2.1K 392 57
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

standard disclaimer applied

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Ten menebarkan senyuman lembut pada kedua tamu kecilnya, sungguh terlihat bahwa ia menyambut mereka dengan sangat hangat. Bahkan Haechan hingga merasa takjub karena seakan-akan dirinya bisa merasakan sambutan hangat yang seperti pelukan kasih sayang itu, ia memberikan tatapan kagum pada Ten. Tidak terasa sudah setengah menit berlalu, Haechan berdiam dirinya dan seperti patung tanpa menyadari bahwa Jaemin tengah berbincang santai pada Ten, bahkan Lucas pun sudah berada berdiri tepat dibelakang Jaemin saat ini.

"Namamu, Lee Donghyuck, kan?" Pertanyaan yang Ten berikan berhasil membuat Haechan tersadar dari lamunan kosongnya.

"Ye, senang bertemu dengan anda." Haechan membalas dengan formal.

"Ah, kamu tidak perlu seformal itu. Namaku Ten Lee, kamu bisa memanggilku hyung seperti yang Jaeminie lakukan," kata Ten dengan tenang, ia terlihat sangat nyaman dengan suasana diantara mereka. "atau memanggilku mom seperti yang sering Lucas atau Renjunie lakukan."

"Maaf?" Haechan secara repleks mengucapkan satu kata itu, pikirannya jadi berputar-putar, apakah yang di maksud Lucas sebagai mom saat mereka di pintu depan itu adalah Ten, bukan benar-benar ibu Lucas dan Renjun? Atau sebenarnya Ten memang ibu kandung dari Lucas dan Renjun, tapi kenapa ia bisa dipanggil hyung oleh Jaemin?

"Ah, I am not biological mom of Lucas and Renjunie." Ten segera menjelaskan seakan-akan ia tahu perang pikiran yang terjadi didalam kepala Haechan dan tetap mempertahankan senyuman lembutnya.

"Jadi begitu...," Haechan memberikan anggukan pelan sebagai tanda bahwa ia telah memgerti.

"Aku dan Haechan akan ke kamar Renjun, apakah Ten-hyung juga ingin kesana?" tanya Jaemin sambil menatap nampan yang dibawa oleh kedua tangan Ten.

"Benar sekali, aku ingin membawakan beberapa kue kering dan jus," jawab Ten sebelum menatap Jaemin dan Haechan secara bergantian. "tapi sekarang, sepiring kecil kue kering dan segelas jus tidak akan cukup."

"Aku yang akan memakannya kalau begitu," sahut Lucas dengan santai.

"Lucas," tegur Ten dan memberikan tatapan kesal pada Lucas yang sukses membuat sang pemuda tinggi meringis pelan lalu ia menatap lembut kearah Jaemin. "Jaemin, kamu dan Haechan duluan saja ke atas. Aku akan membuatkan tambahan camilan dan jus untuk kalian bertiga diatas nanti."

"Aku akan membantumu, mom," sahut Lucas yang langsung mendapatkan pesetujuan dari Ten.

"Arraseo." Jaemin mengatakannya sambil memberikan anggukan lalu menatap Haechan dengan pandangan 'ayo-ikuti-aku'.

Setelah melihat Jaemin dan Haechan menaiki tangga, Ten berbalik masuk kembali ke dalam dapur diikuti oleh Lucas. Ia meletakkan nampan diatas meja, lalu menyiapkan beberapa camilan lain yang ditemukannya di sana. Lucas juga melakukan hal yang sama tanpa banyak bicara, ia mengambil jeruk di kulkas dan membuat tambahan jus jeruk yang baru. Mereka berdua berkerja dalam diam hingga saat suasana diantara mereka sudah benar-benar sepiㅡsudah tidak ada suara langkah kaki di tangga, Ten membuka mulutnya untuk bersuara

"Itu dia, kan?"

"Iya, itu dia. Semuanya masih aku ingat dengan jelas," jawab Lucas sambil menuangkan jus jeruk yang ia buat ke dalam gelas.

"Aku tidak habis pikir, kenapa dia begitu penasaran tentang Renjunie?" Ten meletakan gelas yang sudah terisi jus jeruk keatas nampan.

"Itu hanya akan membuatnya terluka," kata Lucas dingin. "atau mungkin dia sudah terluka dan masih tetap penasaran? Entahlah."

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Where stories live. Discover now