「Chapter 15」

2.2K 393 31
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

[standard disclaimer applied]

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Setelah hampir sepuluh hari tidak menunjukkan diri di sekolah, Renjun akhirnya datang ke sekolah hari ini. Tidak seperti seorang pahlawan yang kedatangannya disambut hangat dan suka cita, kedatangan Renjun dibalas dengan berbagai respon negatif dari para murid yang melihatnyaㅡkecuali Chenle yang langsung berlari ke kelasnya untuk membuktikan bahwa Renjun benar-benar telah kembali bersekolah. Jaemin yang hari ini tidak bisa berangkat bersama dengan Renjun pun terlihat sangat riang dengan fakta kembalinya sang belahan jiwa membuatnya kembali berpikiran bahwa sekarang sekolah tidak akan menjadi sangat membosankan seperti seminggu terakhir tanpa Renjun.

Sekolah tetaplah sama bagi Renjun, tetap menyebalkan, hanya kali ini lebih menyebalkan dari biasanya. Selain karena kembalinya Renjun, kedatangan Chenle ke kelasnya dengan sangat tidak tenang juga semakin memperburuk keadaan yang sudah terjadi. Belum lagi senyuman lebarㅡmengangguㅡyang terus terukir diwajah Jaemin sejak tadi dan jangan lupakan bahwa masih ada Lee Donghyuck.

Renjun sudah paham bahwa sekolah adalah tempat yang menyebalkan, tapi dia tidak pernah berharap bahwa tempat itu menjadi lebih menyebalkan. Sejak bel istirahat berbunyi, Renjun langsung memilih menatap keluar jendela, mengabaikan Chenle yang datang kepadanya dan bercerita banyak hal. Dia juga mengabaikan Jaemin yang berbaik hati membelikan beberapa sandwich dari kantin dan sekotak susu dalam kemasan.

Langit hari ini tidak terlalu cerah karena ada awan mendung yang menghiasinya, persis seperti suasana hati Renjun yang memang tidak terlalu bahagia ataupun sedih. Perasaannya adalah salah satu hal yang bahkan Renjun sendiri tidak bisa menduganya. Chenle masih tidak menyerah dan terus bebicara meski Renjun tidak memberikan satu pun respon, bahkan sekarang Jaemin juga meladeni pembicaraan yang lebih muda sehingga suasana disekitar Renjun menjadi lebih ramai.

Bosan menatap langit, Renjun menoleh lalu menatap lurus pada Jaemin dan Chenle yang tengah berdebat kecil.

"Chenle-ya," panggil Renjun pelan, seperti sebuah bisikan.

"Ya?!" Chenle menyahut dengan semangat. "Ada apa, hyung?"

"Kamu...," kedua mata Renjun bergerak untuk menatap Chenle daru atas ke bawah. "memiliki sesuatu yang harusnya tidak kamu rahasiakan dariku, kan?"

Jaemin ikut menatap Chenle dalam diam.

Sebuah cengiran lebar Chenle tunjukkan, "Benar. Tapi, bukankah Renjun-hyung sudah tahu hal yang tidak pernah aku beritahukan itu?" katanya sambil menatap Renjun lalu ia menoleh untuk menatap Jaemin. "Jaemin-hyung juga pasti sudah tahu."

"Jika aku tidak tahu, maka aku tidak pantas ada disisi Renjun." Jaemin memberikan balasan dengan nada tenang.

"Memang benar." Renjun menjawab pertanyaan Chenle tadi dan menumpu kepalanya dengan tangan kirinya. "Apalagi dengan fakta bahwa kamu berusaha sangat keras untuk bisa dekatkuㅡseseorang dengan rumor mengerikan."

"Aku mendekatimu karena aku menyukaimu, hyung. Bukan karena hal lain. Jangan merendahkan rasa suka-ku seperti itu," jelas Chenle sambil menunjukkan ekspresi terluka diakhir kalimatnya.

"Lalu...," Renjun menatap titik kosong yang ada di kelasnya. "rasa suka-mu itu, rasa suka yang seperti apa?"

"Huh?"

"Sebuah rasa suka yang bisa membuatmu terikat kepadaku secara sukarela seperti Jaemin, atau rasa suka yang bisa membuatmu rela mengorbankan dirimu sendiri demi aku seperti Jeno?" Renjun menatap Chenle tajam. Tatapan yang tidak pernah ia tunjukan sebelumnya, tapi tatapan itu berhasil membuat Jaemin menunjukkan sebuah senyuman menyeringai yang lebar dengan tatapan penuh arti.

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Where stories live. Discover now