「Chapter 26」

1.1K 194 21
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡ

standard disiclaimer applied

ㅡㅡㅡㅡㅡ

"Iya, hanya Jaemin. Aku tidak punya nama keluarga, aku miskin dan hidup di panti asuhan."

Renjun menatap Jaemin dalam diam, tahu bahwa anak laki-laki di depannya ini memanglah tidak sedang berbohong.

"Kamu bilang namamu Huang Renjun, bukan?" tanya Jaemin sambil menatap Renjun hati-hati.

"Iya."

"Apakah keluarga Huang yang 'itu'?" tanya Jaemin lagi.

Kedua mata Renjun berkedip sekali sebelum ia mengerti apa maksud Jaemin. Renjun memang tidak terlalu mengenal bagaimana sisi miliknya sendiri, dia lebih tertarik pada sisi gentlelity atau severityㅡkarena dia bukan dari kedua sisi tersebut. Tapi, Renjun tahu bahwa keluarganya alias orang-orang dengan marga Huang adalah salah satu petinggi atau kelompok yang memiliki tempat tinggi di sisi  majesty. Renjun tidak pernah membenci keluarganya, tapi kadang fakta bahwa ia menjadi salah satu orang-orang yang disegani di sisi miliknya sendiri membuatnya tidak suka.

Bahkan Renjun pernah ingin menganti marganya agar sama dengan Tenㅡmommy-nya. Tapi, tentu saja pendapat itu sama sekali ditentang oleh Ten.

Tanpa sadar Renjun menghela napas. "Iya, aku Huang Renjun dari sisi majesty." Dia mengulang perkenalan dirinya agar Jaemin bisa lebih paham. "Aku seorang penyihir," sambungnya sebelum tersenyum tipisㅡsangat tipis hingga bahkan Jaemin yang ada di depannya tidak menyadarinya.

Raut wajah Jaemin menjadi panik. "Apa yang kamu lakukan disini?!" pekiknya.

"Kenapa?" Renjun menatap tidak suka, apakah para vampire memang sebegitu tidak menyukai para penyihir di wilayah mereka?

"Kamu tahu, wilayah gentlelity sedang tidak aman. Ada beberapa pemberontak yang mungkin akan melukaimuㅡpenyihir keluarga Huang! Apalagi kamu sendirian!" Jaemin menjadi lebih panik hingga kata-katanya terdengar tidak terlalu jelas bagi Renjun. Ia berdiri dengan terburu-buru, lalu menyentuh kedua bahu Renjun dan menarik penyihir kecil itu untuk berdiri.

"Aku tidak sendirian disini," sahut Renjun saat melihat Jaemin kembali membuka mulut. "tenanglah."

"H-huh?"

"Kamu... Lucu sekali." Renjun tidak bisa menahannya, ia tertawa. Bukan tawa keras dan lebar seperti yang sering Lucas lakukan. Tawanya lebih pelan, bahkan hampir terdengar seperti bisikan.

"Tidak sendirian?" Jaemin memproses kata-kata itu sebelum menemukan pertanyaan baru. "Lalu apa yang kamu lakukan di Hutan Abadi?"

"Jalan-jalan," jawab Renjun singkat lalu ia teringat sesuatu. "juga mencari tanaman racun untuk ramuan."

"Tanaman racun?" ulang Jaemin kaget, dia mengira Renjun akan mengatakan tanaman-tanaman cantik seperti bunga atau pohon-pohon manis.

"Eum. Kamu tahu?"

Jaemin mengaruk belakang kepalanya yang tidak gatalㅡia menjadi kikuk. "Ada banyak. Tapi aku tidak terlalu tahu. Ada banyak tanaman di Hutan Abadi yang sudah aku makan dan kamu tahu vampir kebal akan itu. Jadi...," Jaemin tidak bisa membantu.

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Where stories live. Discover now