(24) [#13] Daddy

3.4K 306 20
                                    

Kang Daniel sedikit melonggarkan dasinya ketika masuk ruangan kerjanya. Ia melepaskan jasnya lalu melemparkannya pada sofa yang tersedia di ruangannya. Ia menghempaskan tubuhnya pada sofa yang lebih panjang dan membaringkan tubuhnya disana. Ia meletakkan tangannya diatas dahi dan menutup mata.

Tiba tiba seorang pemuda memasuki ruangannya, "bagaimana keadaan anda pak?..."

"Eum tidak baik, bisa tolong kau ambilkan aku minum?.."

"Oh baiklah pak." Pemuda itu, sekretarisnya mengangguk dan keluar untuk memenuhi kemauan atasannya.

Sepeninggalan Hwang Minhyun, sekretarisnya, Daniel merilekskan kepalanya. Dari pagi hingga siang, dari tadi ia hanya memenuhi rapat, riset dan mengunjungi proyek proyek. Tubuhnya lelah, butuh istirahat. Tubuhnya belum benar benar pulih dari demam yang menyerangnya beberapa hari lalu. Tapi apa boleh buat, dia tidak bisa izin begitu saja ketika perusahaan benar benar sedang membutuhkannya.

Tring ring ring

Ponsel Daniel berbunyi. Ia mengambil ponselnya yang ada di kantong dengan sedikit lemas dan ia lihat. Ternyata ini penanda bahwa anaknya pulang sekolah. Daniel menghela nafasnya pelan.

Pemuda dengan membawa nampan di tangannya kembali datang. Ia meletakkannya di meja yang ada di sebelah Daniel, "minum anda pak.."

"Minhyun-ssi, bisa tolong kau jemput Seongwu di sekolahnya?..."



•••••••••••••••••••••••••••••••

"Dadddddy~~"

Daniel mendonggak ketika mendengar suara girang yang memasuki ruangannya. Ia tersenyum manis.

Anak yang memanggil Daniel sebutan Daddy, mendekati dirinya dan duduk di pangkuan pria berbahu lebar itu tanpa malu dilihat oleh Minhyun yang baru saja membukakan pintu untuk anak itu masuk.

Daniel sedikit menyerongkan duduknya agar orang yang duduk di pangkuannya ini merasa nyaman.
"Seongwu sudah pulang hm?..."

Seongwu mengangguk, lalu ia memeluk leher Daniel, "kenapa bukan daddy yang jemput Seongwu?.." tanya Seongwu sambil mempoutkan bibirnya tanda marah.

Bukannya terlihat menyeramkan, Daniel malah gemas sampai senyumnya menghiasi wajah tampannya, "Daddy lelah sayang.." jawab Daniel lalu mengecup bibir Seongwu sekilas.

Minhyun yang melihat itu memilih mengundurkan diri dari tempat itu. Ia menutup pintu dan menguncinya. Sudah sangat hapal akan apa yang akan terjadi.

Seongwu melepaskan pegangannya pada leher Daniel "Makanya jangan kerja terus. Padahal Seongwu pengen ajak daddy ke toko eskrim baru yang ada di deket sekolah." Ucap Seongwu sambil memainkan jarinya di dada kanan Daniel.

Daniel memangku wajahnya dengan tangan kanan yang ia letakkan di pegangan kursi. Ia memandang wajah Seongwu, lalu tersenyum.

"Seongwu sudah makan?.." tanya Daniel tiba tiba.

Seongwu menggeleng, "belum.."

Daniel mengelus pipi Seongwu menggunakan tangan kanannya, "daddy lapar sayang..."

"Mau Seongwu masakkan ramyun di dapur kantor, dad?.." tawar Seongwu hendak segera turun dari pangkuan Daniel. Tapi Daniel buru buru menarik pinggang Seongwu agar semakin mendekat. Seongwu kaget,

"Daddy maunya kamu Seongwu..." Daniel menghampiri leher Seongwu dan menghirup aroma tubuh Seongwu, sesekali menghembuskan nafas dan juga menjilat area itu menimbulkan rasa merinding pada Seongwu.

"shh d-dadh jangan..." tolak Seongwu sedikit mendorong bahu Daniel agar tidak melanjutkan kegiatan ini.

Daniel merasakan dorongan yang bahkan bukan apa-apa baginya, membuatnya jadi semakin mengeratkan pelukannya pada seongwu, dan mulai menjilati leher seogwu.

Secret Fantasy ✧°• [Ongniel]Where stories live. Discover now