(31) [pt.6] Office Mate

1.6K 161 80
                                    

Mari kita selesaikan ini semua :')

.
.
.

Daniel berjalan dengan langkah tegasnya memasuki rumah besar nan mewahnya.

Ia merapikan jasnya serta kemejanya sekilas. Meyakinkan dirinya bahwa ia bisa melwati ini semua. Kepalanya kembali teringat kata kata Seongwu ketika di depan rumah untuk mengantar Daniel ke dalam mobil,

"Daniel, apapun yang dikatakan ayahmu, terimalah. Jangan keraskan kepalamu. Lakukanlah ini demi aku.. hm?"

Daniel mengangguk kecil. Memang benar dirinya yang kekananakan. Tidak ada hubungan antara dirinya dan seongwu dengan perusahaan. Itu masalah berbeda. Bahkan Seongwu juga tidak menyukai sikapnya yang seperti ini.

Daniel menghentikan langkahnya ketika sampai di depan sebuah pintu besar yang tertutup dimana didalam sana ayahnya berada. Daniel menunduk dan menarik lalu menghembuskan nafasnya untuk mempersiapkan diri.

Dengan yakin, Daniel memegang engsel pintu itu dan membukanya.

Di depan matanya terlihat ruangan sang ayah yang berantakan. Kertas tergeletak dimana mana, tumpukan dokumen ada yang tercecer di lantai dan ada juga tertumpuk di atas meja. Daniel menutup pintu dan berjalan menuju ayahnya yang tengah terduduk di atas kursi dengan membelakangi Daniel. Daniel yakin ayahnya ada di balik kursi besar itu.

Daniel memberhentikan langkahnya ketika sampai di depan meja sang ayah. Ia berdiri disana,

"Abeoji.." Panggil Daniel

Tidak ada respon dari sang ayah.

Daniel menunduk, ".. daniel pulang."

Daniel sempat merutuki dirinya sendiri. Betapa menjijikan dirinya berbicara layaknya ia ketika kecil. Ah ya sudahlah, yang penting ayahnya berdamai dengannya.

Tiba tiba kursi itu berputar kedepan, memperlihatkan seorang pria paruh baya yang tampak kelelahan. Mata pria paruh baya itu menatap anaknya yang tampan dengan tatapan sulit diartikan,

Daniel mendonggak lalu menarik nafasnya pelan, melihat tatapan pria paruh baya yang ia panggil ayah.

"Maafkan Daniel. Saya tau ini saㅡ"

"ㅡKang Daniel.."

Ucapan Daniel terpotong akibat panggilan ayahnya.

Ayah Daniel memiringkan bibirnya, "anak nakal."

Daniel sedikit kaget akan ucapan sang ayah. Sudah lama ia tidak mendengar kalimat masa kecilnya yang saat itu sangat sering ayahnya ucapkan kepadanya.

"Kembalilah ke kantor. ayah mohon. Hanya kau yang bisa mengatur semua ini, Daniel..." ucap ayah Daniel dengan nada memelas. Belum pernah ia melihat ayahnya seputus asa ini.

"Ayah akan berjanji tidak mengganggumu lagi." Ucap sang ayah.

Ayah Daniel sedikit menarik nafasnya untuk kembali mengucapkan kalimatnya, "... ayah akan memikirkan kembali tentang hubunganmu dengan.. S-seongwu.."

.
.
.
.
.
.

Daniel menjalankan mobilnya menuju kantor dengan perasaan senang. Ia harus membagikan kebahagiaan ini dengan Seongwu. Ia memencet nomor Seongwu yang ada di perangkat telepon bluetooth yang ada di dashboard mobilnya. (Sumpa aku ga tau ini namanya apa. Pokoknya yang ada di dashboard, biasanya di tengah tengah antara pengendara dan penumpang. Bentuknya agak luas gitu. Eh sumpa aku kampungan. Kalau ada yang tau, tolong kasih tau aku yaa biar revisi nanti hehe:) )

"Seongwu kenapa lama sekali menjawab teleponku?.." racau Daniel sambil mengetuki kemudi dengan telunjuknya.

"Halo?"

Secret Fantasy ✧°• [Ongniel]Where stories live. Discover now