Episode 6 Do you know?

281 33 0
                                    

Keheningan mulai melanda di ruangan megah itu. Menambah suasana dingin yang semakin terasa. Semilir angin malam merasuk kedalam rumah tanpa ijin. Seokjin hanya menunduk kepalanya. Jadi, itulah alasannya karena dia pernah mencoba bunuh diri? Bahkan, Seokjin tidak pernah ingat akan hal semengerikan itu.

Seokjin dapat merasakan kesedihan dan kebimbangan Nyonya Jung saat itu. Ketika dia harus memutuskan sendiri duduk perkaranya. Seokjin sudah tahu segalanya sekarang. Tapi, apa yang akan dia lakukan sekarang? Seokjin pernah kehilangan semangat hidupnya dan sekarang apakah ia akan kehilangan semangat hidupnya lagi. Dia bodoh jika dirinya harus menghindar dari masalahnya. Jika dikehidupan sebelumnya Seokjin sangat rapuh maka, kali ini Seokjin akan menguatkan hatinya. Harus.

"Seokjin.. Kuharap kau tak membenciku. Aku tak tahu harus bagaimana. Kita dalam kondisi bingung saat itu." Ucap Hoseok masih dengan nada menyesal terpatri di wajahnya.

"Aku paham sekarang kak.. Aku tak akan bisa marah pada ayah dan ibu. Bagaimana pun mereka yang merawat Seokjin sejak kecil. Seokjin tahu kak.. Aku justru yang tak bisa berbuat apa-apa untuk membalas budi mereka."

Air mata Seokjin sudah tak terbendung lagi. Melewati pipi mulus Seokjin yang berbalut make up tipis dan natural.

"bibi paham sayang.. Kau tak perlu khawatir. Mampirlah ke sini jika kau memang butuh ketenangan... Bibi tahu menerima semuanya secara cepat memang tidak baik.. Cobalah menerimanya pelan-pelan.. Naaa?"

Seokjin mengangguk pelan lalu tersenyum pada Bibi Choi. Dia memang wanita yang hebat, dapat menghibur Seokjin saat dirinya merasa tidak baik.

"ohh Seokjin apa kau ingin ke pemakaman nenekmu?" tanya Bibi Choi. Dia sangat yakin bahwa Seokjin tak akan melupakan neneknya dan ingin berkunjung ke rumah neneknya yang sekarang. Tempat dimana neneknya akan berbaring seumur hidup.

"tentu saja Bi.. Bagaimana bisa aku lupa dengan nenek sekarang?" Seokjin mengusap air matanya kasar lalu memeluk Bibi Choi. Pelukan seperti inilah yang ia butuhkan sekarang.

Esok paginya Seokjin, Bibi Choi dan Hoseok ke pemakaman nenek Seokjin. Semalam Seokjin dan Hoseok tidak pulang ke apartemen mereka karena memang hari sudah larut dan mereka menginap di rumah Bibi Choi. Seokjin persetan dengan kuliahnya, ia memimta Yoongi untuk mengijinkannya karena dia sakit. Sedikit berbohong tapi apalah pulang sekarang juga tidak ada gunanya karena akan memakan waktu satu sampai dua jam untuk sampai di rumah dan Seokjin pasti terlambat.

"Bi,?" panggil Seokjin saat mereka sudah sampai di pemakaman nenek Seokjin.

"ya?"

"apa selama ini Bibi yang merawat makam nenekku?" Tanya Seokjin saat ia melihat pemakaman neneknya sangat rapi dan bersih. Bahkan batu nisan dengan setia masih berdiri disana.

"sudahlah... Jangan kau pikirkan. Ini sudah menjadi tanggungjawabku Seokjin.." ucap Bibi Choi tulus.

Seokjin hanya mengangguk dan menatap makam neneknya. Dia meletakkan seikat bunga di atas makam itu dan menangkupkan tangannya untuk berdoa. Seokjin mengusap batu nisan itu setelah selesai berdoa.

Berharap dia masih bisa melihat dan mengusap neneknya seperti saat ia masih ada. Tiba - tiba air matanya meluncur dengan indahnya. Dia mengingat saat nenek Seokjin menceritakan padanya bahwa dia tidak punya siapapun di dunia ini. Ia hanya punya dirinya sendiri.

Nenek Seokjin berasal dari keluarga kaya namun, setelah ibunya meninggal karena penyakit jantung. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita kaya yang arogan dan ingin menguasai harta ayahnya. Bahkan, sampai membunuh ayahnya demi harta keluarganya. Ibu tirinya sangat kejam dia bahkan mengasingkan nenek Seokjin dan membuangnya dalam pewaris harta satu-satunya. Dan setelahnya nenek Seokjin tidak pernah tahu kabar rumahnya. Nenek Seokjin tidak pernah dekat dengan siapapun bahkan sampai akhir hayatnya dia memutuskan untuk tidak pernah menikah.

[NamJin] What The Fuck Season 1 - Life MirrorOù les histoires vivent. Découvrez maintenant